Pengarang: Handry T.M.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2011
Halaman: 450
Siaw Giok Hong adalah primadona Orkes Cina Tjahaja Timoer yang terkenal di kawasan pecinan Semarang pada tahun 1960-an. Ia adalah seorang yatim piatu yang tidak jelas asal-usulnya, namun sejak kecil diasuh dan dididik oleh Tek Siang, lelaki tua pemilik Orkes Tjahaja Timoer. Bukan hanya itu, Siaw Giok Hong secara tidak resmi juga menjadi pendamping hidup Tek Siang.
Suatu hari, teman lama Tek Siang yang seorang pengusaha, The Oen Kiat, menonton pertunjukan Giok Hong dan ingin melamar Giok Hong sebagai istri mudanya. Sayang, Oen Kiat keburu meninggal dunia sebelum mewujudkan keinginannya. Istri Oen Kiat kemudian ingin menjadikan Giok Hong, yang ia tahu sangat dikagumi si mendiang suami, istri anaknya, Zeng. Giok Hong pun diculik dan dibawa ke rumah rahasia keluarga The. Sayang, ternyata istri dan anak Oen Kiat pun sedang menjadi sasaran keluarga Oen Kiat lainnya, yang menginginkan harta peninggalan Oen Kiat. Kekacauan kembali terjadi dan Giok Hong pun menghilang bersama dengan habisnya anggota keluarga Oen Kiat.
Setahun kemudian, Orkes Tjahaja Timoer sudah tutup. Tek Siang sakit-sakitan merindukan Giok Hong. Tiba-tiba muncul seorang wanita yang mengaku bernama Boenga Lily dan melamar menjadi penyanyi di rumah makan Mei Wei milik Tan Khong Gie. Kehadiran Boenga Lily dan Timoer Laoet, sang pemain musik, segera menghidupkan kembali kehidupan warga pecinan. Boenga Lily kemudian mengaku adalah Giok Hong yang telah lama hilang. Tan berhasrat memperistri Lily, namun Tek Siang bertekad mendapatkan Lily kembali. Apa yang sebenarnya terjadi pada Giok Hong? Bagaimana mungkin Lily dan Giok Hong adalah orang yang sama sedangkan wajah dan suara keduanya sama sekali berbeda?