Pengarang: Dyan Nuranindya
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2009
Halaman: 200
Dapat di rak Bookswap Festival Pembaca Indonesia 2015
Dapat di rak Bookswap Festival Pembaca Indonesia 2015
Melanie Adiwijoyo terbiasa dengan kehidupan mewah. Sekolahnya elit, pakaiannya selalu fashionable dan mahal. Cita-citanya menjadi model di Paris. Namun, semuanya berubah ketika perusahaan papa Mel terkena masalah dan papa Mel meninggal dunia. Mel kini yatim piatu, sebab ibunya juga sudah lama meninggal dunia. Mel lalu dititipkan ke Jogja, ke rumah Eyang Santoso.
"Oh... kalian pikir gue seneng tinggal sama kalian? Nggak! Gue terpaksa! Kalian itu bukan keluarga gue. Bukan siapa-siapa gue. Dan kalian nggak tau apa-apa tentang gue. Paling kalian cuma sekumpulan orang kampung miskin yang terlalu banyak mimpi dan nggak berpendidikan!"
"Dasar cewek sombong! Elo tuh nggak pantes ngomong nggak sopan kayak gitu di depan Eyang Santoso. Di Jakarta pasti elo nggak punya temen, kan? Manja, nggak bisa apa-apa, bisanya cuma nyusahin orang lain. Otak lo itu paling nggak lebih dari sekadar belanja, salon, ngeceng. Dasar! Udah lulus SMA, tapi kelakuan masih kayak ABG!"
Di rumah Eyang Santoso yang juga rumah kos dengan nama SODA124, hidup Mel berubah 180 derajat. Selain penghuni kosan yang ajaib dan tidak berkelas, Mel juga harus mengurus segala kebutuhannya sendiri. Mel marah, apalagi setelah salah seorang anak kos yang berpenampilan ngasal, Ipank, menghardiknya keras dan menuduhnya manja. Mel serasa pindah ke neraka; masa depannya hancur sudah.
Namun, apakah benar semuanya seburuk yang Mel duga? Benarkah Jogja mengandaskan impian Mel?