Pages

Saturday, February 22, 2014

Shine on Me

Pengarang: Shandy Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2013
Halaman: 292

Sinar adalah seorang anak yatim piatu. Menghabiskan tahun-tahun pertama hidupnya di panti asuhan, ia lalu diadopsi oleh seorang perempuan bernama Kalika yang kemudian meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Beruntung Sinar dirawat oleh Oma Nida, pemilik Rumah Teh, yang baik hati namun sebatang kara. Sejak itu Sinar menganggap Oma Nida sebagai oma kandungnya sendiri.

Sinar dewasa kini bekerja sebagai pelayan sekaligus peracik teh di Rumah Teh pada sore hari dan sebagai penjaga warnet di warnet Tante Enna di siang hari. Sinar yang ramah dan berjiwa tenang sangat disukai orang-orang di sekitarnya karena keberadaannya seakan-akan menyinari sekelilingnya dan membawa kehangatan.

Pada saat yang berdekatan, Sinar berkenalan dengan dua lelaki yang bersahabat, Hansen dan Ozcar. Hansen adalah anak Tante Enna yang kembali ke Medan untuk membantu mengurus warnet sekaligus memulai usaha IT-nya. Sementara itu, Ozcar adalah lelaki jutek yang secara tak sengaja berteduh di Rumah Teh di malam hari ketika hendak menuju rumah Hansen. Walau keduanya memiliki karakter yang berbeda, keduanya sama-sama menyukai Sinar.

Orang-orang di sekitar Sinar hendak menjodohkan Sinar dengan Hansen, karena Oma Nida sudah sangat dekat dengan Tante Enna dan Oma Rika, nenek Hansen. Sinar pun tidak punya alasan untuk menolak Hansen yang sangat baik padanya. Selain itu, Sinar tidak sampai hati menolak permintaan orang-orang yang disayanginya. Namun, ia tidak dapat memungkiri kalau sebenarnya hanya Ozcar yang ada dalam hatinya.

Siapa yang akan Sinar pilih pada akhirnya, Hansen yang memang sudah dipilihkan orang-orang di sekitarnya, atau Ozcar, lelaki asing yang dipilih hatinya sendiri?

Membaca buku Shine on Me ibarat menikmati secangkir teh hangat di tengah suasana hujan. Menenteramkan dan menghangatkan. Kisah yang diangkat dalam buku ini bukanlah kisah cinta yang njelimet dan penuh naik-turun seperti roller coaster, namun sangat sederhana dan terasa dekat dengan pembacanya.

Sebenarnya, ketimbang berfokus pada kisah cinta segitiga Sinar dengan Ozcar dan Hansen, kisah Shine on Me justru berpusat pada kisah Sinar dengan Oma Nida, orang tua yang sudah dianggapnya seperti nenek kandungnya sendiri. Sinar sejak dulu merupakan pribadi yang pengalah, penuh kasih sayang, dan memiliki hati yang ringan. Ia tidak pernah menginginkan bermacam-macam hal dan sangat menghargai apa yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, ia sangat menghargai Oma Nida, Rumah Teh, dan juga orang-orang di sekelilingnya. Dapat menjalani hari-harinya dengan normal sudah merupakan kebahagiaannya. 

Ketika Hansen dan Ozcar hadir dalam hidup Sinar dalam waktu yang nyaris bersamaan, konflik mulai muncul karena kehadiran kedua laki-laki itu berpotensi mengubah hubungan Sinar dengan Oma Nida selamanya. Oma Nida, yang menginginkan pendamping yang baik dan dapat dipercaya untuk Sinar, jelas lebih menginginkan Hansen sebagai calon suami Sinar. Oma Nida sudah lama mengenal keluarga Hansen karena Oma Rika merupakan sahabatnya sedangkan Tante Enna kerap membantu Oma Nida dan Sinar di kala dibutuhkan. Hansen sendiri adalah lelaki yang baik dan bertanggung jawab. Jika Sinar bersama Hansen, maka kehidupan mereka tidak akan berubah. Lain halnya dengan Ozcar. Keberadaan Ozcar jelas membawa kesan tersendiri bagi Sinar. Ozcar yang mudah emosi dan lebih gamblang menunjukkan perasaannya kepada Sinar, namun di sisi lain membuat Sinar merasa dibutuhkan, dengan cepat membuat Sinar jatuh hati. Namun, Sinar tidak ingin mengecewakan Oma Nida. 

Mungkin akan ada pembaca yang berpikir bahwa konflik dalam buku ini terlalu datar dan kurang mengaduk-aduk emosi, saya pun berpikir demikian. Namun, saya tetap bisa menikmatinya karena, seperti saya bilang sebelumnya, kisahnya cukup menenteramkan dan menghangatkan. Selain itu, penulis cukup piawai menuliskan keseharian Sinar dan interaksinya dengan orang-orang di sekitarnya. Membuat setiap tokoh terasa hidup dan kedekatan Sinar dengan mereka terasa nyata. Saya suka juga dengan cara penulis memasukkan kesukaan Sinar akan serial drama Korea dan lagu-lagu soundtrack-nya. Walau saya bukan penggemar drama Korea, saya tetap merasa bahwa hal ini membuat Sinar mirip dengan banyak perempuan di kehidupan nyata.

Kalaupun ada yang terasa kurang, mungkin deskripsi mengenai setting cerita. Saya hanya bisa menebak-nebak bahwa cerita ber-setting di Medan setelah membaca bahwa Hansen pulang ke Medan, dan Jakarta disebut sebagai tempat di luar pulau. Selain itu, sapaan "shi wo, Sinar" yang Sinar gunakan ketika mengangkat telepon juga membuat saya bingung, karena kok menggunakan bahasa mandarin? Baru berhalaman-halaman kemudian saya mengetahui kalau sapaan itu diajarkan oleh Tante Enna yang, dilihat dari kebiasaannya mencari hari baik ke klenteng, mungkin merupakan keturunan Tionghoa. Akan lebih baik jika penulis memasukkan nama-nama tempat yang terkenal di Medan dan kebiasaan-kebiasaan penduduk setempat baik yang dari suku Batak, Tionghoa, maupun lainnya ke dalam cerita, sehingga lebih memperkuat penokohan.

Sebagai penutup, Shine on Me merupakan perkenalan yang cukup manis antara saya dengan tulisan Shandy Tan, si penulis. Selain itu, ini juga perkenalan saya yang cukup baik untuk lini Amore milik Gramedia Pustaka Utama. Sebelum buku ini, saya memang belum pernah membaca buku lini Amore. Semoga di kali berikutnya saya bisa membaca buku-buku lainnya, baik dari pengarang maupun dari lini yang sama.


11 comments:

  1. Dear Mbak Nana... makasih ya Little Bee sudah sampai baru saja (ketika mengomentari ini), terimakasih :))

    ReplyDelete
  2. aku juga jarang banget baca buku Amore, lebih suka metropop :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku sebenernya dua-duanya termasuk jarang baca, tapi kalo metropop udah lebih banyak lah soalnya nama-nama pengarangnya lebih banyak diomongin (kayak Ika Natassa, AliaZalea, Clara Ng, dsb) jadi lebih bikin penasaran. Kalo Amore kayaknya kurang.

      Delete
  3. Sepertinya bagus buku ini, temenku suka karya Shandy Tan cuma aku blom pernah baca... musti cari nij bukunya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi iya. Aku juga jadi penasaran dengan karya Shandy Tan yang lain.

      Delete
  4. Kata temenku sih buku ini kurang greget, Mbak hehe.. Covernya cocok banget sama jalan cerita, gantungan itu..... Gramedia selalu keren dalam masalah cover ya, Mbak?
    Wah kebetulan ini hadiah GA dari Mbak kan? *tebar garam keberuntungan*
    Pengen baca deh, penasaran bgt deh :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kurang greget karena lebih dekat ke realitas mungkin ya. Trus tokohnya juga tipe yang kalem, bukan yang demen cuap-cuap.

      Delete
  5. konflik yang datar bisa ditutupi dengan gaya bahasa yang menyegarkan, kak. penasaran sama buku ini, apalagi baru denger nama Shandy :D

    ReplyDelete
  6. Hello, Martina. Terima kasih untuk review-nya yang menenteramkan dan cukup berimbang.
    Aku mohon izin share di akun Facebook-ku ya. ^_^

    Regards,
    Shandy Tan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe. Silahkan dan thanks a lot. Ditunggu karya selanjutnya ya mbak.

      Delete

What is your thought?