Pages

Saturday, April 19, 2014

86 + Giveaway

Pengarang: Okky Madasari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2011
Halaman: 252


Arimbi adalah seorang juru ketik di sebuah pengadilan negeri di Jakarta. Hidupnya pas-pasan. Gajinya hanya cukup untuknya menyewa kontrakan sederhana yang gerah di gang sempit yang selalu padat setiap jam kerja. Hidupnya monoton, hanya kerja-istirahat-kerja-istirahat. Namun, kedua orang tuanya yang petani di desa sangat membanggakannya. Arimbi dicap sebagai orang yang sukses merantau ke ibu kota hanya karena berhasil mendapatkan pekerjaan di instansi pemerintah dengan seragamnya yang khas. Setiap Arimbi pulang ke desa, orang tua dan juga tetangga-tetangganya hanya menghujaninya dengan rasa kagum dan bahkan menitipkan harapan sedemikian besar kepada Arimbi.

Suatu hari, Arimbi baru mengetahui kalau ternyata kenikmatan menjadi pegawai pengadilan bukanlah terletak di gajinya yang hanya sedikit itu, melainkan di penghasilan "sampingan"-nya. Arimbi mulai bermain-main dengan pengacara dan pihak-pihak yang bersengketa di pengadilan. Ia mulai menggunakan aksesnya terhadap putusan pengadilan untuk mendapatkan uang dari pihak-pihak yang membutuhkan. Dengan uang, salinan putusan bisa didapatkan dengan lebih cepat. 86 istilahnya. Namun, seperti tupai yang sepintar-pintarnya melompat suatu hari jatuh juga, Arimbi beserta atasannya, Bu Danti, akhirnya tertangkap KPK ketika menerima uang suap dari seorang pengacara terkait kasus korupsi. Arimbi kini dipenjara.

Namun, dalam penjara pun bukan berarti kisah Arimbi selesai. Ia mendapatkan kabar bahwa ibunya di desa terkena gagal ginjal dan harus dioperasi. Ayahnya telah menjual kebun mereka dan kini kekurangan uang. Arimbi harus menolong kedua orang tuanya. Hanya ialah tumpuan harapan kedua orang tuanya. Namun bagaimana ia bisa menolong sedangkan ia dipenjara?

Bagaimana kisah Arimbi dan 86-nya selanjutnya?


Dulu, ketika masih SMA, guru antropologi saya pernah bilang kalau masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang memiliki mental menerabas. Artinya, masyarakat Indonesia kebanyakan lebih suka mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara mudah, tidak melalui perjuangan yang berat. Akibatnya, segala cara asal memudahkan, walau melanggar hukum atau merugikan kepentingan orang lain, pun dilakukan demi mencapai tujuan pribadi. Dalam buku ini, Okky Madasari menceritakan kisah tentang orang-orang bermental menerabas tersebut. Bukan hanya lewat sosok Arimbi, namun juga lewat setiap sosok yang muncul di novel ini: kedua orang tua Arimbi, Ananta, Bu Danti, Tutik, dan lain-lain.

Lucunya, seluruh tokoh dalam novel ini digambarkan selayaknya orang-orang biasa yang hidup di sekitar kita. Bu Danti, misalnya. Walau licik dan piawai membujuk mangsa, ia melakukannya untuk kesejahteraan keluarganya. Selain itu, ia pun tetap berusaha menolong Arimbi ketika keduanya sama-sama ditahan. Ketika Arimbi marah, Bu Danti malah menilai Arimbi tidak tahu terima kasih. Arimbi sendiri melakukan praktek 86 karena dorongan tak langsung dari kedua orang tuanya. Kedua orang tua Arimbi adalah warga desa yang sederhana, yang berpikir bahwa kesuksesan sama dengan punya uang, tak peduli bagaimana susahnya sang anak mendapatkannya dan dengan cara bagaimana. Mungkin yang lumayan "nggak tahu diri" adalah Ananta, sang suami yang justru malah mendorong Arimbi untuk bekerja di jalur yang salah sementara dirinya tetap bekerja halal seperti biasa, walau akhirnya toh ia jatuh juga.

Melalui kisah Arimbi, saya melihat bahwa Okky Madasari mencoba menyampaikan: ini lho sebabnya korupsi susah diberantas di Indonesia. Selain karena mental menerabas tadi, rupanya masyarakat Indonesia juga memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang tinggi, sehingga demi orang-orang yang dicintai, jalan apa pun yang ditempuh serasa benar. Dan ketika akhirnya tertangkap, barulah itu menjadi saat yang tepat untuk bertobat, walau bukan jaminan kesalahan yang sama tidak akan terulang kembali juga.

Selain itu, Okky berhasil membawa pembaca melihat realitas dunia peradilan Indonesia dengan baik. Kenapa saya bilang berhasil dengan baik? Karena saya sedikit banyak mengerti mengenai hal ini. Dulu ketika saya kuliah hukum dan mengambil konsentrasi Hukum Pidana, pengadilan dan rutan/lapas bukanlah tempat yang asing buat saya. Sedikit banyak, saya tahu sepak terjang para panitera seperti yang dilakukan Arimbi (dan cara menawar harga salinan putusan :)). Dan mengenai bisnis narkoba di penjara, tentu kita pernah membaca beritanya kan? Apa yang diungkapkan Okky bukanlah sesuatu yang mengada-ada. Miris memang, namun sebagai pembaca, ini juga menjadi ajakan bagi kita semua untuk berkontribusi memperbaikinya. Bagaimana caranya? Mungkin dengan cara mengikis sedikit demi sedikit mental menerabas yang ada dalam diri kita masing-masing.

Sebagai penutup, 86 merupakan novel yang menarik. Memotret realitas dengan baik tanpa membuat cerita menjadi berat. Mari belajar bersama-sama dari kisah Arimbi.



Ada 1 eksemplar buku 86 (baru, tidak tersegel) yang bisa kamu menangkan dengan cara mengisi rafflecopter di bawah dengan tugas sebagai berikut:
  1. tinggalkan komentar di pos review ini jawaban untuk: "apa sih yang membuat kamu tertarik untuk baca buku ini?" (wajib, 1 kali saja, 3 point);
  2. follow blog ini via google+ atau NetworkedBlogs (optional, 2 poin);
  3. like facebook page  Glasses and Tea (optional, 2 poin)
  4. tweet mengenai giveaway ini (optional, bisa dilakukan setiap hari @ 1 poin)


a Rafflecopter giveaway

Semoga beruntung! 

13 comments:

  1. Tertarik sama temanya dan karena pengin baca novelnya Okky Madasari. Setelah baca Pasung Jiwa-nya, jadi penasaran sama novel-novelnya Mbak Okky yang lain.

    ReplyDelete
  2. Tertarik sama novel-novel mbak okky yg slalu mengambil tema "tak biasa" dan penasaran sama kisah Arimbi serta dorongan2 yg secara tidak langsung membuatnya terjerumus kedlam jeruji besi.

    Ana Rosdiana

    ReplyDelete
  3. Semenjak baca buku John Grisham. Jadi tertarik sama buku-buku yang membahas tentang hukum, dengan cara yang mudah tentunya. Apalagi menggunakan orang-orang baik yang berbuat menyimpang, sangat realistis

    ReplyDelete
  4. Cerita yang menarik, seingatku aku belum pernah baca buku dengan tema besar seperti ini, kalau nggak salah pernah ada satu novel romance yang juga menyelipkan tentang unsur-unsur korupsi di dalamnya, nggak banyak sih, hanya sebagai selipan, tapi kunci penyelesaian ceritanya ada disana :D

    Dari review yang Kak Nana paparkan, aku juga sama tertariknya dengan kisah Arimbi ini. 86 mengingatkanku dengan bab PKn minggu lalu yang baru saja mempelajari perbuatan yang melanggar hukum, korupsi salah satunya. Sangat antusias juga karena buku ini ditulis Mbak Okky, salah satu penulis yang menurutku ‘sangat amat berani’ dan nggak biasa dalam menuangkan ceritanya.

    ReplyDelete
  5. Buku Okky Madasari yang pertama kali aku baca judulnya Pasung Jiwa. Aku cukup tertarik dengan buku Pasung Jiwa itu. Makannya aku pengen baca novel okky yang lain. Terlebih aku tahu bahwa novel 86 ini juga mengangkat benang merah tentang korupsi. Penasaran aja apakah buku 86 ini yang merupakan pendahulu dari buku terbarunya Pasung Jiwa akan lebih bagus atau sama bagusnya? Walaupun aku tahu, buku-buku Okky Madasari itu bukan buku seri tapi kritikan sosial yang diselipkan selalu jadi nilai tambah yang bikin karyanya jadi lebih istimewa lagi.
    Dan dari review yang kakak buat saya jadi makin penasaran, walaupun singkat tapi to the point sama inti cerita 86 ini. Bikin saya jadi menebak-nebak apa saja yang terjadi dengan Arimbi dan apa saja yang menjadi konflik serta nilai tambah dalam novel 86 ini.

    @Oktaviamithaa

    ReplyDelete
  6. Ah ketika saya melihat covernya saja, saya udah tertarik. Bertanya-tanya 86, apa itu?
    Rupanya ini toh hihi...
    Selain itu, buku ini penuh dengan konflik. Lagi-lagi, kisah dalam dunia hukum dan korupsi menyentil saya, penasaran sekali. (Teringat drama korea I Hear Your Voice, duh deg-degan pas mecahin kasus di meja pengadilan :D) Seru abis pasti!
    Review-an kak Nana singkat tapi bikin mupeng abis! Saya setuju dengan ini 'sehingga demi orang-orang yang dicintai, jalan apa pun yang ditempuh serasa benar.' :D Apa ini yang dirasakan para korupsi di indonesia? Eh tapi, yang di Indonesia mereka kan kaya-kaya kak :D
    apa sih yang membuat kamu tertarik untuk baca buku ini?
    Saya belum pernah baca karya kak Okky, jadi saya ingin nyoba. Semoga ini rezeki saya ya hehe *rapal mantra keberuntungan:D
    Dan, saya pengen coba terjun ke genre lain, bosen genre romance terus.
    Ah satu lagi yang buat saya makin tertarik buat baca buku ini. Gimana endingnya? Apa yang akan dilakukan Arimbi demi menolong kedua orangtuanya? *duh yang tabah ya Mbi, tobat, kembalilah ke jalan yang benar *sambil pijetin bahu Arimbi :D

    @supernovaD_

    ReplyDelete
  7. Hanya segelintir novel di Indonesia yang "berani" mengangkat tema berat semacam politik, ekonomi, hukum dan sejenisnya. Jumlahnya jauh jika dibandingkan dengan novel-novel yang bertemakan kehidupan sehari-hari, percintaan, persahabatan atau semacamnya. Padahal, mengubah hal-hal yang berat tersebut menjadi sebuah novel merupakan langkah yang efektif untuk memberikan pengetahuan bagi generasi muda akan apa yang terjadi saat ini. Agar tidak hanya melulu dijejali dengan cerita cinta yang mengharu-biru.

    Aku sudah pernah membaca buku sejenis ini. Yaitu serial Negeri Para Bedebah yang ditulis oleh Tere Liye. Dari situ banyak hal baru yang kudapatkan yang belum aku tahu sebelumnya. Mulai dari teori-teori ekonomi, sejarah uang dan perbankan, hingga aksi tipu-tipu yang sering dilakukan oleh para petinggi negeri.

    Well, itulah alasan kenapa aku ingin membaca buku ini. Aku ingin mendapatkan sesuatu yang mungkin saja tak akan pernah kutahu jika tak membaca novel ini. Karena membaca hal-hal berat semacam ini, jika hanya dikemas ala kadarnya selalu saja membuatku mengantuk.

    ReplyDelete
  8. Hai Kak Nana :) Ikutan ya ^^

    Jadi mikir, "Ikutan kuis bukan berarti punya mental menerabas kan?" :3
    Kembali ke topik :D
    Tertarik pengin baca novel ini soalnya sebelumnya belum pernah baca buku karangan Okky Madasari, jadi mungkin novel ini bisa jadi perkenalanku dengan karyanya :)
    Apalagi tema novel ini korupsi. Kasus korupsi di Indonesia itu udah bukan hal aneh lagi deh :3
    Mungkin dengan baca buku ini aku lebih paham "korupsi" yang di Indonesia itu seperti apa (dalam hal baik tentunya) :)
    Denger-denger Okky Madasari juga terkenal dengan buku-bukunya yang mengangkat tema kehidupan sosial yang enggak biasa :)

    ReplyDelete
  9. Hai, Kak! Aku ikutan ya :D

    Penasaran banget sama bukunya Okky Madasari. Tema yang seperti ini juga belum pernah aku baca. Ya, intinya, aku penasaran banget sama buku ini. Udah, itu aja :D

    ReplyDelete
  10. karena buku ini berani sekali mengangkat tema sentral yang penuh resiko: KORUPSI. Ah, thats make me extremely curious! And, 86? i really wanna know about that numbers. Biar nantinya aku jadi lebih waswas gitu, masalahnya cita2ku berhubungan sama politik+hukum, jadi rawan, banyak angka 86-nya pasti.

    ReplyDelete
  11. Novel bertemakan hukum memang selalu menarik untuk dibaca. Apalagi setelah baca novel "pasung jiwa" karya kak Okky Madasari aku mulai jatuh cinta sama tulisannya. Korupsi di negeri ini memang sudah menjamur dikalangan apa saja dan dilakukan oleh siapa saja, pengen banget baca novel ini dan pengen tau konflik apa saja yg ada didalamnya

    ReplyDelete
  12. Kebetulan pas lagi baca Maryam-nya Okky Madasari, eh nemu kuis berhadiah novelnya Okky Madasari '86'. Walaupun belum selesai baca 'Maryam', saya sudah suka dengan gaya berceritanya dan tema yang dipilih mbak Okky mengenai realitas kehidupan beragama di Indonesia. Lagi-lagi, di '86', mbak Okky bercerita tentang realitas lain di Indonesia: korupsi, yang sudah mendarah daging. wohoo!! Semoga menang ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo.. kuisnya sudah selesai dan hadiah sudah dikirim ke pemenang. Semoga lain kali kamu bisa menagn di kuis selanjutnya ya

      Delete

What is your thought?