Pengarang: Afifah Afra
Tahun terbit: 2008
Halaman: 336
Raden Mas Rangga Puruhita Suryanegara kembali ke Solo, tanah kelahirannya, setelah studi di negeri Belanda selama 8 tahun. Namun sebelumnya, dalam perjalanannya kembali, di kapal, ia bertemu sosok wanita Belanda cantik dan pintar serta calon pengacara yang mengajaknya berdiskusi mengenai berbagai hal. Everdine Kareen Spinoza, nama gadis yang dengan cepat menarik hati Rangga itu. Sayang, mereka harus berpisah. Kareen ke Bandung, Rangga ke Solo. Sebelum berpisah, Kareen memberikan jam horloge kepada Rangga sedangkan Rangga memberikan cundrik keluarganya kepada Kareen.
Di Solo, Rangga telah dipersiapkan Sang Rama alias KGPH Suryanegara, seorang pangeran keraton Solo, untuk bekerja di pabrik gula milik bangsa Belanda, De Winst. Sang Rama adalah pemilik sebagian saham De Winst dan mengharapkan bahwa dengan masuknya Rangga ke perusahaan itu, maka kesejahteraan buruh-buruh pribumi akan dapat terangkat. Selain itu, Rangga juga kembali diperhadapkan dengan perjodohan yang telah diatur sejak kecil, dengan sepupunya, RR Sekar Prembayun.
RR Sekar Prembayun telah tumbuh menjadi wanita yang cantik namun keras kepala. Mulutnya ketus dan tingkah lakunya liar untuk ukuran putri-putri Solo. Ia adalah pendukung pergerakan nasional dan memandang rendah Rangga yang dinilainya sebagai pribumi antek Belanda--bersekolah di Belanda bukan untuk kemajuan bangsanya melainkan untuk kesejahteraan dirinya semata. Belakangan, Rangga mengetahui kalau Sekar memiliki hubungan dengan para pribumi yang dengan giat melawan kesemena-menaan pabrik De Winst dan Belanda, Kresna dan Pratiwi.
Rangga sebenarnya ingin membela bangsanya, namun dengan cara yang berbeda dari Sekar. Menurutnya, agar bisa maju, yang dibutuhkan bangsanya bukan hanya kemerdekaan secara politis namun juga kemerdekaan secara ekonomi. Dan itulah yang diperjuangkan Rangga melalui keberadaannya di De Winst. Sayangnya, jalan tidak selamanya mulus. Pimpinan De Winst yang murah hati, Edward Biljmer, harus kembali ke Belanda dan digantikan oleh seorang Belanda angkuh dan otoriter bernama Jan Thissje, yang tak lain adalah suami Everdine Kareen Spinoza. Selain melawan kesemena-menaan Jan Thissje, Rangga pun harus melawan patah hatinya terhadap Kareen.
Bagaimana kelanjutan perjuangan Rangga dalam membela bangsanya?