Pages

Friday, May 30, 2014

Meet The Authors: Jakarta Book Fair 2014


Book fair adalah acara yang saya selalu tunggu-tunggu. Eh, sebenernya bukan book fair doang sih, tapi semua acara kumpul-kumpul pembaca, pengarang, dan penerbit. Soalnya, di acara-acara semacam inilah saya, sebagai penikmat buku, bisa berkesempatan bertemu dengan pengarang-pengarang idola, mendengarkan talkshow sekaligus berdiskusi dengan mereka, daan... belanja buku dengan harga miring.

Acara yang saya datangi terakhir dan juga masih berlangsung sampai dengan tanggal 1 Juni besok adalah Jakarta Book Fair. Saya datang ke acara ini sebanyak 3 kali (hobi, Na?) pada hari Sabtu dan Minggu, 24 dan 25 Mei 2014, serta Selasa, 27 Mei 2014. Kebetulan, kosan saya di daerah Bendungan Hilir, emang deket banget dengan tempat acara yang di Istora Senayan.

Acara yang saya incar ada dua, yaitu: meet & greet-nya Nina Ardianti dan Mahir Pradana, "Roman Cewek vs Roman Cowok", pada tanggal 24 Mei, serta  talkshow-nya Christian Simamora dan Windry Ramadhina, "Konflik dan Emosi dalam Cerita", yang diadakan tanggal 25 Mei. 

Seperti sudah diperkirakan, acara berlangsung seru. Untuk acaranya Nina dan Mahir, yang diadakan di booth Agromedia, kayaknya diwarnai banyak perdebatan karena keduanya punya gaya bercerita yang sangat bertolak belakang (Nina punya gaya bercerita yang "cewek banget" dan lincah sedangkan Mahir lebih dark dan kalem) dan setiap Nina ngomong sesuatu pasti ditimpali Mahir dengan, "Gue nggak begitu". Yang menjadi highlight buat saya dari acara ini adalah bahwa ternyata pengarang cewek tuh lebih detail dalam deskripsi sedangkan pengarang cowok cenderung fokus ke plot dan cuek dengan detail. Sayang, karena acara diadakan cukup malam, pukul 19.00, maka penontonnya sedikit. FYI, pengunjung Jakarta Book Fair tuh sedikit bangetttt... padahal weekend. Apa karena pada malam mingguan di mal ya?

Christian Simamora dan Windry Ramadhina saat diinterogasi Bang Harun (moderator) di atas panggung

Untuk acaranya Christian dan Windry, suasana lebih ramai karena diadakan di panggung utama, dengan jumlah kursi yang lebih banyak, walau tetep, di belakang penonton, stand-stand sudah mulai ditutup saking sepinya pengunjung *hiks!*. Dan sepertinya, Christian memang sudah memiliki banyak fans loyal. Ada lho yang dateng dengan membawa 10 buku All You Can Eat untuk ditandatangani. Ada juga cewek dari Tanjung Priok yang menantang Christian untuk datang ke rumahnya (ini kalo saya nggak salah denger ya... tapi kayaknya sih nggak salah...). Christian dan Windry lagi-lagi adalah dua pengarang dengan dua gaya menulis yang berbeda: Christian blak-blakan dengan kisah-kisah yang hot sementara Windry cenderung kalem dan menggunakan diksi yang indah dengan titik berat eksplorasi karakter.

Dapat kesempatan bertemu pengarang favorit, tentu saya nggak melewatkan kesempatan untuk berfoto dan minta tanda tangan di buku karangan mereka dooong... 

Saya dengan Nina Ardianti yang katanya mirip dan mau diikutkan ke acara Tali Kasih (lha?)

Foto bareng Windry Ramadhina, Christian Simamora, dan teman-teman editor Gagasmedia
Untuk buku bertanda tangan, sebenernya saya agak sedih nih, soalnya buku Restart, Montase, London: Angel, dan All You Can Eat saya lagi dipinjam teman dan nggak dibawa. Akhirnya, saya cuma minta tanda tangan untuk buku-buku titipan teman dan buku Interlude (yang saya dapat dari Blog Tour), Memori (baru beli di JBF), dan Good Fight (beli di JBF juga) punya saya.

Beberapa foto buku yang ditanda tangan (Interlude-nya udah dipinjem temen):



Pada hari Selasa, sebenarnya saya datang lagi ke JBF bukan karena niat belanja buku lagi atau ada acara yang mau saya tonton, tapi karena nemenin temen yang belum pernah sama sekali ke book fair. Nah, saya akan cerita sedikit tentang JBF secara umum yaa.. Oiya, pada hari Selasa ini, pengunjung sudah lebih ramai dari waktu weekend sebelumnya. Sebenarnya, penyewa stand yang ada di JBF itu udah standar banget penyewa di acara book fair lain. Mizan selalu yang punya stand paling besar dan menguasai daerah pintu masuk. Diskonnya pun lumayan, 20% dan sempat ditambah 10% di hari Selasa. Lalu ada Periplus lengkap dengan rak diskonannya yang napsuin pengen diubek-ubek. Gramedia, Agromedia, dan Puspaswara menempati area panggung utama. Sisanya seperti Ufuk, Dastan, dll menempati stand-stand kecil. Banyak yang menjual buku-buku Islami termasuk buku anak-anak, sehingga saya cukup rancu, ini lagi Islamic Book Fair atau gimana? Ada juga penjual buku-buku bekas dengan harga yang udah miring dan boleh ditawar. Nah, untuk yang ini, ada kejadian yang membuat saya dan teman saya melotot. Jadi, teman saya mencari komik Pank-Ponk lengkap 7 jilid. Tau Pank-Ponk kan, yang tentang kelinci gendut rada-rada bego tapi kocak itu? Naaah... si penjual bilang dia punya jilid 2-7 aja, dan akan melepas dengan harga 1 juta rupiah saja. Heee????? Dia bilang, harga segitu wajar karena biasanya yang lengkap jilid 1-7 dijual 1,5 juta. WHAATT??? Padahal, jamannya Pank Ponk keluar dulu, harga 1 komik masih Rp. 3.000-an dan ini komik yang dijual bukannya dalam keadaan mulus lho. Batal deh teman saya beli.

Saya pribadi sih nggak banyak beli buku, karena kebetulan lagi nggak banyak wishlist (Yaaay!! Dompet selamat!!). Jadi, saya lebih banyak menikmati acaranya saja. Dan sejujurnya, buat saya yang paling seru adalah acaranya stand Agromedia (Gagasmedia, Bukune, dll.)

Yah, begitulah cerita saya seputar acara perbukuan kali ini. Semoga lain kali akan ada banyak acara seru lain dan tentunya, dengan pengunjung lebih banyak. Buat kamu yang belum datang JBF, ayo deh coba datang. Sampai 1 Juni lhooo!

6 comments:

  1. huhuhu pengen datang tapi Solo jarang deh ada acara kayak gini T.T

    ReplyDelete
  2. Hiks, dapat hadiah buku cuma harus ambil di JBF, tapi nggak bisa, hiks..

    ReplyDelete
  3. PANK PONK 1 JUTA??? Mau nawar juga uda males duluan.. Yg jual buku langka suka ga masuk akal harganya, padahal klo penerbitnya cetak ulang paling juga berapa. Kemarin beberapa buku Gagas uda ada yg edisi tanda tangan, salah satunya buku Christian Shimamora. Sempet penasaran pengen beli, tapi karena menahan keuangan jadi beli 2 buku aja di Gagas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget!! Aku doain Pank Ponk cetak ulang. Udah deh harganya pasti turun lagi. ahahaha. Btw pas kutanya ke abangnya, kenapa bisa mahal, abangnya juga ga tau lho.. gak bilang karena langka atau gimana cum pokoknya pasarannya segitu. Gila ya!
      Nina Ardianti dong.. novel bertanda tangannya dia abis terus. Tiap dia dateng pasti disuruh tanda tangan lagi buat dijualin. Gile..

      Delete

What is your thought?