Pages

Wednesday, March 25, 2015

BLOG TOUR: Not A Perfect Wedding Review + Giveaway

Pengarang: Asri Tahir
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2015
Halaman: 297

Pernikahan Raina Winatama yang harusnya sempurna menjadi berantakan karena setelah ijab kabul, Raina baru mengetahui bahwa mempelainya bukanlah Raka, kekasihnya selama ini, melainkan kakak Raka yang belum pernah ditemuinya, Pram. Dan hati Raina semakin hancur begitu mengetahui kalau sehari sebelum pernikahan mereka, Raka telah meninggal dunia karena kecelakaan mobil dan pesan terakhir Raka adalah agar Pram menggantikannya membahagiakan Raina.

Raina tidak pernah tahu tentang alasan Pram yang begitu bodoh karena mau menjadi tumbal dari ini semua. Ya, mungkin segalanya akan lebih baik jika Pram menolak untuk menikahi dirinya. 

Raina merasa terjebak, tertipu oleh keluarganya dan keluarga Raka, juga tidak habis pikir mengapa Pram mau menikahinya begitu saja. Raina ingin keluar dari pernikahannya karena tidak mungkin dua orang yang sama sekali tidak saling mengenal bisa saling mencintai. Namun, Pram bersikeras untuk tetap menjalankan pernikahan itu.

Pram kesal mendengar kata-kata Raina. Tidak bisakah Raina melihat kesungguhan hatinya untuk menjalani pernikahan ini? Meskipun awalnya ini adalah sebuah permintaan Raka, tapi baginya, pernikahan bukanlah sebuah permainan. Yang dia tahu sekarang, dengan cara apa pun dia harus mempertahankan gadis ini, tetap menjaganya.

Berbagai cobaan hadir dalam pernikahan Raina dan Pram yang dimulai secara salah ini. Mampukah mereka bertahan? Berhasilkah cinta hadir di tengah mereka?



❤❤❤❤❤

Banyak cara untuk memulai sebuah rumah tangga. Ada yang memang dimulai karena rasa cinta, ada yang dimulai karena saling memenuhi kebutuhan alias simbiosis mutualisme, ada yang karena dijodohkan, dan ada pula kasus seperti Raina dan Pram ini. Di kehidupan nyata, saya pernah punya teman kakak beradik yang memiliki ibu yang berbeda namun bersaudara. Karena ibu si kakak meninggal dunia setelah melahirkan si kakak, maka adik sang ibu kemudian menikahi suami almarhum kakaknya dan melahirkan si adik. Terasa aneh bagi yang mendengar, namun nyata dan bisa dijalankan karena sampai sekarang pernikahan tersebut awet-awet saja. Menurut saya (berdasarkan hasil pengamatan dan ngobrol-ngobrol), menikah itu lebih penting proses menjalaninya, bukan cara memulainya. Apa yang terjadi dan bagaimana pasangan suami-istri menghadapi persoalan yang datang yang menentukan sukses-tidaknya suatu pernikahan, bahagia-tidaknya pasangan yang terlibat di dalamnya.

Not A Perfect Wedding adalah novel yang membahas mengenai hal tersebut. It's not easy, but doable. Dan Asri menuliskannya dengan cukup memikat. Karakter Raina dan Pram sangat bertolak belakang. Raina adalah bungsu dari tiga bersaudara dan anak perempuan satu-satunya, membuatnya selalu dimanja. Bahkan kedua abangnya selalu memanggilnya sweetheart, sweety, dan aneka panggilan manis lainnya. Pram sebaliknya. Ia anak sulung dengan adik yang justru menjadi kesayangan kedua orangtuanya. Ia tumbuh menjadi pelindung Raka, membuatnya menjadi orang yang pendiam, serius, dan juga lebih badung. Pram terbiasa tampil kuat dan memendam masalahnya sendiri. Ketika kedua orang ini disatukan, tentu menimbulkan banyak konflik, belum lagi ditambah bayangan Raka yang kerap hadir di antara mereka. Setiap konflik dihadirkan Asri dengan baik; masuk akal tapi tetap membuat geregetan. Dan seiring setiap konflik yang hadir, selalu ada perkembangan pada hubungan keduanya.

Karakter dan plot yang kuat, itulah dua hal yang membuat saya menyukai novel debut ini. Begitu mudah terhanyut dalam ceritanya sehingga buat saya yang termasuk rewel urusan kesalahan teknis penulisan, hal itu tidak mengganggu saya lagi. Jujur saja, memang cukup banyak terdapat penggunaan tanda baca yang kurang tepat dalam novel ini walau kesalahan huruf alias typo-error sangat minimal. Namun hal itu dapat tertutup oleh keseluruhan ceritanya dan cara Asri bercerita yang sangat mengalir dan enak diikuti.

Sebagai penutup, Not A Perfect Wedding bisa menjadi pilihan bacaan bertema wedding untukmu. Siap-siap tersihir oleh pesona Mas Pram. Dan untuk Asri, ditunggu karya selanjutnya yang lebih asyik pastinya.

❀ ❀ ❀ ❀ ❀ 

GIVEAWAY

Daaaan... sampailah kita pada hari terakhir Blog Tour Not A Perfect Wedding yang telah berlangsung dari tanggal 16 Maret 2015. Sudah baca postingan Host yang lain? Kalau belum, silakan cek blog mereka DI SINI.

Lalu, untuk giveaway terakhir berhadiah 1 buku NAPW dan merchandise cantik persembahan Asri Tahir dan Elex Media Komputindo, silakan ikuti instruksi berikut:
  1. Follow blog ini melalui Google+, NetworkedBlogs, atau Facebook Page
  2. Follow twitter @as_sharliz dan @elexmedia 
  3. Sebarkan mengenai giveaway beserta link ke post ini di twitter kamu dengan hashtag #NAPW dan mention @_marsh113_ (tidak harus follow akun @_marsh113_) @as_sharliz dan @elexmedia.
  4. Berikan pendapatmu: apa yang akan kamu lakukan seandainya kamu berada di posisi Raina (menikah dengan orang yang tidak kamu kenal)?
Giveaway berlangsung sampai tanggal 31 Maret 2015.
Hanya untuk peserta yang berdomisili di Indonesia.
Pengumuman pemenang akan dilakukan di blog ini dan mention twitter. Instruksi lengkap menyusul ketika pemenang sudah diumumkan.

Format jawaban di komentar pos ini:
- Nama lengkap kamu
- Nama yang digunakan untuk follow blog ini dan di mana kamu follownya (G+, NetworkedBlogs atau FB
- Akun Twitter kamu
- Pendapat kamu.

Semoga beruntung yaa!!!!






27 comments:

  1. Aurelia Antonieta Exposto
    Aurelia Antonieta (NetworkedBlogs & FB)
    @aurelleys
    Link : https://mobile.twitter.com/aurelleys/status/580575271255953409?s=17

    Wel kalo saya sebagai Raina, saya akan merasa bingung dan marah pada awalnya. Kenapa saya dinikahkan dengan orang yang saya tidak kenal. Tapi kalo orang tua saya yang memilihkan nya untuk saya, saya mencoba menerimanya perlahan-lahan. Gak mungkin kan orang tua memberikan suami sembarangan buat anak nya? Mungkin dengan saya menerimanya dalam hidup saya dan dia menerima saya jadi istri nya dengan baik, saya akan terbiasa dan mungkin mulai mencintai pedamping hidup saya.
    Terima kasih :)

    ReplyDelete
  2. Format jawaban di komentar pos ini:
    - Nama lengkap kamu : Amillah Rahmatunnisa
    - Nama yang digunakan untuk follow blog ini dan di mana kamu follownya (G+, NetworkedBlogs atau FB : G+ mengikuti pake nama milaarn28
    - Akun Twitter kamu : @milehyaa
    - Pendapat kamu. :

    apa yang akan kamu lakukan seandainya kamu berada di posisi Raina (menikah dengan orang yang tidak kamu kenal)?
    = Pertama pasti aku bakal jawab ENGGAK MAU .Karena menikah bukan untuk main-main. Menikah adalah ibadah,dan juga persatuan antara dua insan menjadi satu dalam hubungan rumah tangga.Menikah dengan orang yang bahkan tidak kita kenal? spechless.. bagaimana bisa,tohorang yang menikah atas dasar cintapun pasti pernah mengalami yang namanya pertengkaran.Bagaiamana dengan orang yang tidak kita kenal?berapa kali pertengkaran yang akan terjadi nantinnya.karena di hati satu sama lain tidak ada perasaan cinta.Lain lagi kalo dijodohkan.Karena dijodohkan pun kita bisa menentukan mau menikah dengannya atau menolaknya.Tapi kalau dengan orang yang tidak kita kenal bahkan dipaksa? tidak bisa dibayangkan betapa sedih jika aku menjadi raina saat menikah dengan orang yang bukan dicintai tapi,orang yang tidak aku kenal.

    Bukankah cinta datang karena terbiasa?mungkin juga ini takdir tuhan untukku kalau dia memang jodohku.Tuhan sudah mengatur semuanya,siapa dan kapan jodohku akan datang. Dengan perasaan bahwa aku tidak mengenalnya mungkin itu salah,karena saat kita nanti serumah dan terbiasa bersama.Aku pasti mengenalnya dengan baik melebihi orang-orang di sekitarnya.Karena aku adalah orang terdekatnya saat ini.Dan lambat laun pasti akan tumbuh benih-benih cinta diantara kami.Kalau aku berada diposisi raina,aku akan belajar untuk melupakan orang yang sudah pergi dan tidak akan pernah kembali lagi.Dan belajar memulai hidup baru bersama orang yang dinikahkan denganku.Tuhan memang adil.Ia mengambil yang lama dan menggantinya dengan yang baru.

    ~Terimakasih~

    ReplyDelete
  3. Dian Maharani
    Dian Maharani (G+, NetworkedBlogs dan FB)
    @realdianmrani93

    Jika aku berada di posisi Raina (menikah dengan orang yang tidak aku kenal), yang aku lakukan adalah:
    - Pertama, pasti aku akan menolak habis-habisan. Karena aku belum kenal orang itu. Siapa tahu dia adalah orang jahat yang hanya menginginkan aku untuk dia manfaatkan.
    - Kedua, aku akan bertanya, kenapa harus laki-laki itu? Apakah aku tidak boleh untuk mencari pendamping hidupku sendiri? Apakah aku tidak boleh mencoba mengenal laki-laki selain orang itu?
    - Ketiga, aku akan berpikir, kenapa orang tuaku atau keluargaku menginginkan aku untuk menikah dengan orang itu. Siapa tahu, dia adalah orang baik yang bisa mengimamiku, bisa menuntunku, dan bisa membimbingku ke arah yang lebih baik lagi, berbeda dengan pandanganku sebelumnya.
    - Keempat, aku akan berusaha mengambil keputusan, apakah aku akan menikahinya atau justru menolaknya? Namun, mungkin keputusanku akan bulat untuk menikahinya jika kedua orang tuaku atau keluargaku mengizinkan aku untuk mengenalnya terlebih dahulu. Karena aku ingin mengenal calon pendamping hidupku ini sebelum dia benar-benar menjadi seseorang yang akan menemaniku hingga nanti. Walaupun menurut orang tuaku atau keluargaku dia adalah pria yang baik untukku dan untuk calon keluargaku kelak, tapi tetap saja aku tidak ingin 'membeli kucing dalam karung'. Aku hanya ingin yang terbaik untukku dan hidupku :)

    wish me luck ~

    ReplyDelete
  4. Nama : Nur Laila
    G+ : Lala Charismatic . Fb dan NetworkedBlogs : Lalaa
    Twitter : @lalaaJKT48
    Link : https://twitter.com/lalaaJKT48/status/580731406390689792

    Kalo nikah sama orang yang gak aku kenal awalnya pasti kaget, kenapa harus cowo itu? alasannya apa? Setelah tau alasannya yaa mau ga mau harus mau menjalani walaupun resikonya didepan mata. Setelah itu aku mau melakukan penyelidikan hahaha :D. Aku kan cewek, tetep gamau kalo nasibnya kaya permen karet yaitu habis manis sepah dibuang, gamau juga kalo udah nikah ternyata dia psikopat kan ga lucu dong? hahaha jadi aku melakukan penyelidikan kecil, yaa cuma latar belakangnya sama keluarganya. Tapi kalo keluarga mungkin keluargaku udah tau mana yang baik dan mana yang tidak baik :). Satu lagi, karena aku adalah gadis yang mudah jatuh cinta jadi, kalau terus bersamanya kan otomatis terus melihatnya, perlahan mungkin aku akan jatuh cinta jika dia benar benar pemuda yang baik. 'Witing Tresno Jalaran Soko Kulino' (Datangnya Cinta Karena Biasa). Dan lagi, karena pernikahan bukan sebuah permainan, pernikahan adalah hal yang serius dan 1 untuk selamanya :)

    Maaf bahasanya ribet hehew :D

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. G+ : Hikari Mio
    NetworkedBlogs : Hikari Mio
    Facebook Page : Hikari Mio
    Link Tweet : https://twitter.com/HikariMio/status/580941927517798400
    Apa yang akan kamu lakukan seandainya kamu berada di posisi Raina (menikah dengan orang yang tidak kamu kenal)?
    Okay, ini adalah posisi yang bisa dibilang cukup sulit. Bagaimana tidak, aku kehilangan calon suamiku dan disisi lain aku sudah menikah dengan orang lain yang belum kukenal. Itu membingungkan. Aku tidak mungkin bercerai dengan orang itu (aku masih menghargai orang tua tentunya) tapi kesal dan amarah tidak mungkin bisa aku pendam. Menurut aku, kata-kata ini => menikah itu lebih penting proses menjalaninya, bukan cara memulainya (sangat benar). Aku akan mulai membuka lembaran baru (meskipun itu pastinya sulit) dan hidup baru dengan orang itu, sebisa mungkin mencoba untuk mulai mencintainya, dan aku juga berharap dia juga demikian. Karena aku akan semakin terluka jika ternyata dalam pernikahanku nanti tidak ada cinta diantara kita, dan dia tetap mengganggap pernikahan ini sebagai kewajibannya karena permintaan adiknya.

    ReplyDelete
  7. Nama lengkap : Agnes Budianto
    Nama yang digunakan untuk memfollow : Networked Blogs & FB = Agnes Budianto
    Akun Twitter : @agnesb0702
    Pendapat :
    Kalau pendapat aku sih menikah dengan orang yang aku ga kenal kayak Raina aku bakal syok dan tidak setuju dengan itu karena aku mau menikah dengan orang yang aku cintai , bukan orang yang baru aku kenal . Kalau aku jadi Raina , mungkin awal - awalnya juga aku kayak dia , sakit hati , nyalahin takdir kenapa bisa begini dan banyak lagi , tapi dari situ aku mulai sadar bahwa keadaan itu ga akan membawa Raka kembali dan satu- satunya jalan adalah move on , dan berjalan terus dalam kehidupan ini tanpa perlu menoleh . Biasanya , cinta akan tumbuh dengan sendirinya . Tapi kalau belum nikah sih aku bakal tolak sebelum aku kenal , secara menikah itu kita harus saling percaya dan terbuka dengan satu sama lain .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan aku ga mau cerai , karena bagi aku prinsipnya aku berkomitmen hanya pada satu lelaki saja dan Tuhan tidak suka adanya perceraian dalam kehidupan rumah tangga , walaupun masih lebih dri 10 tahun lagi sih aku nikah wkwk secara masih kelas 1 SMP .
      Link twitter : https://twitter.com/agnesb0702/status/581028714437160960

      Delete
  8. Nama Lengkap : Linda Novianty
    G+ : Linda Novianty & networked : Linda Novianti
    Twitter : @cumee22
    Pendapat : kalo aku jadi Raina, hal pertama yang aku lakuin sih pasti jerit histeris sambil nangis ya, gimana nggak mau nangis? masa kita nikah tapi kita nggak kenal sama mempelai prianya? kan gila. dan lagi, mempelai pria aslinya telah meninggal, kan sedih. karna biar bagaimanapun, menikah itu merupakan momen yang sakral dan pengennya sekali seumur hidup. tapi ada pepatah yang bilang tak kenal maka tak sayang, nah dari pepatah ini aku belajar untuk mengenal sang pria, ya siapa tau cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. walaupun awalnya sulit dan nggak nyaman, tapi selagi kita mencoba pasti akan ada hasilnya.

    ReplyDelete
  9. Nama : Marsitha Dewi
    G+ : Marsitha Dewi
    Twitter : @marsitha_dewi
    Pendapatku =
    Awalnya aku pasti syok, stress, galau, sedih, nangis, pokoknya campur-campur rasanya. gimana gak sedih ternyata pas aku nikah orang yang nikahin aku bukan orang yang aku cintai bahkan lebih parahnya aku tak mengenalnya. Sudah gitu hal yang paling membuat aku kacau dan sedih adalah mempelai pria yang seharusnya menjadi suamiku meninggal dunia bahkan kedua orangtuaku tidak memberitahukan aku kalau dia sudah meninggal. Aku memang akan tetap merasa sedih kalau tahu calon suamiku meninggal tapi yang membuat aku sdih adalah kenapa tidak memberitahu aku sejal awal? kenapa harus ditutup-tutupi? Mungkin jawabannya adalah suapaya aku tidak sedih tapi kalau sudah begini kesedihanku berlipat-lipat.
    Tapi, toh semua ini sudah terjadi aku hanya bisa pasrah menerima takdirku. Aku tidak mungkin menyalahkan siapapun karna ini sudah kehendakNya. Awalnya aku tidak dapat langsung menerima suamiku karna masih dibayangi calon suamiku yang meninggal. Namun aku akan berusaha membuka hatiku untuk dirinya karna bagaimanapun aku tidak mungkin terus terlarut dalam kessedihan yang pada dasarnya itu tidak akan mengembalikan yang sudah meninggal dan hidupku juga harus terus berjalan. Aku percaya dapat bahagia dan mencintai suamiku karna aku percaya cinta bisa tumbuh karna biasa. Serta aku yakin orangtuaku tidak akan salah memilihkan calon suami untuk anaknya. Jadi tetap optimis, berusaha serta berdoa agar diberikan yang terbaik karna Allah tidak akan menguji hambaNya melebihi kemampuan hambaNya.

    ReplyDelete
  10. Ayuni Adesty
    Follow via Netblog Ayuni Adesty
    Twitter : @ayuniadesty

    Andai aku ada di posisi Raina aku akan tetap menerima Pram. Bagaimanapun juga Pram sudah sah menjadi suami. Cinta akan tumbuh jika seiring waktu. Kalau pepatah Jawa bilang "witing trisno jalaran soko kulino"
    Aku akan minta waktu dan minta Pram untuk mengerti bahwa aku belum bisa menerima dan belum bisa mencintai Pram. Tapi akau akan belajar untuk mencintai Pram.
    Tak ada yang bisa dilakukan untuk mengubah takdir dan Raka tidak akan hidup kembali. Kalau akau jadi Raina, aku akan tersentuh dengan ketulusan Pram. Aku akan memulai hubungan dengan Pram dari awal. Ya ... anggap saja pacaran setelah menikah.
    :)

    ReplyDelete
  11. Azzah Hanifah
    G+ : Azzah Hanifah
    @azhanifa

    Aku mikir ada beberapa pilihan kalau aku di posisi Raina saat itu, tergantung moodnya aku...ini dia ;
    1. Tonjok dulu orangnya. Ini adalah pelampiasan stres gara-gara menikah sama orang yang enggak dikenal. Bisa-bisanya aku nikah sama orang enggak dikenaaaaaaal. T.T
    2. Mungkin kabur. mungkin.ini masih mungkin ya belum tentu enggak, belum tentu iya. Pasti kan antara syok dan enggak terima dengan pikiran yang lagi kayak gitu mesti enggak bisa berpikir jernih dan kabur bisa jadi jalan alternatif. Nikah sama yang dikenal tapi belum cinta aja belum tentu mau apalagi nikah sama yang enggak dikenal? Duh...
    3. Terima saja. Toh ya orangtua sudah setuju kan pastinya orangtua enggak bakal kasih calon yang buruk buat anaknya sendiri mesti udah mikir bibit, bebet dan bobotnya. Demi masa depan anaknya lebih baik makanya dinikahin sama orang enggak dikenal mungkin bisa diterima dengan alasan itu. Dan, yang pernah kualami sih...apapun yang orangtua kita bilang dan kita menurutinya, hidup kita bakal lebih mudah dan barokah. tsah.... Mungkin aku (Raina kw) dan Pram yang akan datang, membuka lembaran baru hidup lebih baik dan belajar mengerti dan memahami kemudian saling mencoba mencintai &menerima untuk keutuhan rumah tangga. *tsah*

    ReplyDelete
  12. Dishi Reindiny
    Follows via G+ : Dishi Reindiny
    @dishirein

    Ini pertanyaan suilt. Jika seandainya aku berada di posisi Raina, menikah dengan pria yang tidak aku kenal (semoga aku tidak mengalaminya), apa yang akan aku lakukan? Seandainya masih ada kesempatan untuk menolak, aku akan menolak atau setidaknya meminta waktu untuk mengenal 'Pram' dan meminta petunjuk padaNya untuk memantapkan hati. Kalau sudah tidak ada kesempatan, mau bagaimana lagi? Aku akan pasrah berserah pada Allah dan mencoba ikhlas. Apapun jalan yang Allah pilih untukku pastilah yang terbaik untukku. Walau sulit aku akan belajar mencintai 'Pram' karena Allah.

    ReplyDelete
  13. - Nama lengkap : Shiela Hartiningtyas
    - Nama yang digunakan untuk follow blog ini dan di mana kamu follownya (G+, NetworkedBlogs atau FB) : Anastasia Shiela, follow di FB
    - Akun Twitter kamu : @ruth_shiela
    - Pendapat kamu :
    Seandainya aku berada di posisi Raina dan menikah dengan orang yang tidak aku kenal, aku akan mencoba melakukan pendekatan dengannya dan berusaha mengenalnya lebih jauh.
    Ada pepatah bahwa tidak kenal maka tidak sayang kan?
    Toh tidak ada gunanya menjauhi dirinya karena aku sudah menikah dengan orang tersebut.
    Yang sudah berlalu tidak mungkin bisa diubah, namun kita masih bisa membentuk masa depan sesuai dengan yang kita inginkan.
    Menyesali hal yang sudah terjadi hanya percuma saja.
    Namun jika aku berusaha untuk menerima pernikahan ini dan mengakrabkan diri dengan suamiku ini, bukan tidak mungkin dia justru adalah tipe ideal yang aku cari selama ini.
    Kalau sudah begitu, jatuh cinta terhadapnya hanya tinggal masalah waktu saja kan?^^

    ReplyDelete
  14. - Hary Gimulya
    - Hary Gimulya (follow di FB)
    - Akun Twitter kamu : @angels_rutherfo
    - Pendapat kamu :
    Pepatah jawa mengatakan tresno jalaran seko kulino.
    Jika sudah telanjur menikah dengan orang yang tidak dikenal (entah itu karena dijodohkan atau faktor lainnya), jalanilah pernikahan tersebut.
    Mungkin awalnya berat, namun kalau dijalani, bukan tidak mungkin malah enjoy kan?
    Ga mungkin kan mendadak ngomong ke ortu kalau aku ingin bercerai darinya setelah beberapa hari menikah.
    Rasa suka itu bisa ada krn kita terbiasa bersama dengan seseorang.
    Dengan hidup bersama dengan 'pasangan yang dipaksakan' itu, walaupun pada awalnya tidak memiliki rasa suka, mungkin seiring dengan berjalannya waktu rasa suka itu dapat muncul
    dan lama-kelamaan berubah menjadi rasa cinta.
    Apalagi jika orang tersebut juga mampu memberikan perhatian dan rasa nyaman pada kita.
    DIjamin bakal bikin diriku segera jatuh cinta dengan dirinya.

    ReplyDelete
  15. ::Indriani
    ::IndRia Ni (Follow Via Facebook Page)
    ::@ryanie31

    Meski dengan berat hati dan terpaksa (karena SUDAH menikah) saya akan tetap menjalaninya. Pada awalnya pastilah sulit karena bagaimanapun pasangan itu adalah orang yang tidak saya kenal, namun saya percaya dalam hidup ini tiada sebuah kebetulan yang terjadi. Semuanya terjadi karena memang sudah sepatutnya terjadi. Everything happens for a reason. Termasuk
    pernikahan tersebut. Apalagi pernikahan itu mendapat restu dari orangtua kedua belah pihak.
    Manalah mungkin orangtua menjerumuskan anak-anaknya dalam sebuah ikatan sakral untuk menjadi semacam 'permainan'.

    Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menerimanya. Menerima dengan status pernikahan itu. Pelan-pelan belajar untuk mengenal pasangan dari awal. Baik-buruknya. Anggap aja seperti
    pedekate sebelum pacaran, hehehe. Mudah-mudahan rasa cinta akan segera ada seiring
    kebersamaan. Apalagi pernikahan ini diibaratkan seperti pernikahan Raina yang bersuamikan Pram. Pram menunjukkan kesungguhan hatinya untuk bersama Raina. Dan bila pasangan juga menunjukkan kesungguhan hati yang sama, hati perempuan mana yang tidak luluh pada akhirnya.

    Bukankah perempuan mudah lemah pada orang yang berusaha mempertahankan serta menjaganya? Yang membuatnya merasa terlindungi sekaligus dicintai. Hehehe :D

    ReplyDelete
  16. »» Humaira
    »» Humaira Balfas ( follow blog ini melalui G+ )
    »» @RaaChoco


    Klo aku ada di posisi Raina ( harus menikah dengan orang yang ga aku kenal, meski dia sebenarnya calon kakak iparku ) aku pasti melakukan hal yang sama. Menangis, marah, mengurung diri pasti terjadi. Itu hal yang wajar menurutku, aku melakukan itu karena merasa dibohongi oleh orang-orang yang aku sayang. Bukan hanya itu, aku bahkan tak tau jika calon suamiku meninggal sehari sebelumnya. Orang yang selama ini aku cintai dan aku pilih menjadi calon imamku ( meski pada akhirnya dia bukan takdirku ), bahkan aku juga tak sempat melihat wajahnya untuk yang terakhir kali. Mungkin saat itu yang keluargaku dan keluarga calon suamiku pikirkan adalah sebuah pernikahan yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari dengan sempurna apa akan berakhir begitu saja, juga yang paling utama adalah sebuah permintaan terkahir yang diucapkan oleh calon suamiku. Mereka juga pasti memikirkan betapa akan terlukanya hatiku jika tahu semuanya, dan tak bisa dipungkiri jika mereka juga pasti memikirkan betapa aku dan kedua belah keluarga akan malu pada para tamu undangan nanti. Tapi saat itu yang aku pikirkan hanyalah hatiku, pernikahan yang aku impikan adalah yang sejatinya dilandaskan perasaan cinta.

    Tapi karena pernikahan itu sudah terjadi, aku tak bisa apa-apa selain menerimanya. Meski aku berontak sekuat tenaga, akan ada orang-orang yang tak membiarkan hal itu (perceraian) terjadi.

    Butuh waktu yang tak sedikit untuk menutup luka dan membuka hati kembali. Tapi aku rasa, rasa egoisku itu lama-lama akan pudar. Aku akan menyadari jika bukan aku saja yang terluka, tapi suamiku juga, yang tak mencintaiku tapi rela berkorban. Hatinya juga pasti terluka, pernikahan yang seharusnya sekali seumur hidup tapi dilakukan dengan orang yang tak ia cintai bahkan yang tak ia kenal. Hidup yang kita lalui berdua lama-kelamaan pada akhirnya pasti tumbuh rasa saling membutuhkan dari sanalah cinta berasal. Meski banyak rintangan yang harus kita berdua lalui, aku rasa itu terjadi sebagai penguji cinta kami berdua.

    Kurang apalagi, aku diberi suami yang perhatian, yang terus berusaha mengerti aku, yang mau menerimaku, yang pada akhirnya aku tahu jika ia mencintaiku juga.

    Meski awalnya terasa sulit, pada akhirnya aku harus berterimakasih pada orang-orang yang membuat pernikahan ini terjadi. Karena mereka aku menyadari jika hidup itu harus terus berjalan, tak seharusnya aku terus-menerus menangisi yang lalu. Karena itu semua aku menemukan takdirku.

    Karena pada akhirnya, aku tahu jika Allah telah memberikan yang terbaik untukku diwaktu yang benar-benar tepat.

    ReplyDelete
  17. Mila Reski
    milareski96@gmail.com via G+
    @mila_reski

    Apa yang aku lakukan jika menikah dengan orang yang ngga aku kenal? Pertama, aku bakal berdoa sama Tuhan. Semoga dia benar-benar jodohku. Entah dengan jalan apa dan bagaimana, kalau memang udah digariskan oleh Tuhan, yah kita ngga bisa mengelak. Jadi yah aku berdoa aja senoga dia adalah orang yang tepat buat aku dan aku adalah orang yang tepat buat dia. Di samping itu, tentunya aku akan terus memperbaiki diri terutama perilaku dan sopan santun sebagai seorang istri. Walaupun menikah tanpa ada unsur cinta, tapi menurutku dalam sebuah pernikahan bukan hanya cinta yang dibutuhkan. Menurutku, komitmen lah yang akan mempertahankan pernikahan jika cinta tak ada. Terlepas dari suami yang belum aku kenal sebelumnya, aku rasa itu bukan masalah. Tergantung dari pribadi setiap orang. Aku bukan tipe orang yang mengagung-agungkan cinta. Cinta ada karena sebuah alasan dan kalau alasan itu sudah tiada, lantas apa yang bisa mempertahankan cinta(?).. intinya berdoa aja, sambil terus memperbaiki diri..

    ReplyDelete
  18. Nama: Aya Murning
    Follow blog: Aya Murning (G+, NetworkedBlogs, bloglovin)
    Twitter: @murniaya

    Q: apa yang akan kamu lakukan seandainya kamu berada di posisi Raina (menikah dengan orang yang tidak kamu kenal)?

    A: Nerimo wae. Untuk urusan menikah ini tidak mungkin pihak keluarga tidak ikut merencanakannya dan tidak mungkin pula jika keluarga tega melakukan ini jika bukan karena ada maksud baik. Mau menangisi calon yang meninggal pun percuma karena ia tidak akan bisa kembali lagi. Kalau sudah terlanjur menikah, saya tidak mau jadi kayak Britney Spears atau Jessica Iskandar yang akhirnya mengajukan pembatalan pernikahan. Pernikahan itu sakral, maka aku akan coba mensakralkannya meski si pasangan ternyata bukan orang yang kita inginkan. Toh ini masih kakaknya sendiri, bukan totally orang asing.
    Karena sudah terlanjur, saya akan berusaha untuk belajar mencintai si suami hingga akhirnya benar-benar cinta dan sayang. Positive thinking saja, mungkin inilah skenario dari Tuhan untuk mempertemukan saya dengan jodoh yang sebenarnya meski pernikahan kami tidak diawali dengan cinta. Kurasa tidak salah jika baru belajar mencintai setelah pernikahan itu terjadi. Orang yang ta'aruf pun melakukan itu, karena unsur penting dalam sebuah hubungan apalagi pernikahan adalah berjanji untuk sama-sama menjaga, saling mengasihi, dan setia.
    Selain itu, saya jadi bisa menikmati waktu lebih banyak untuk mengenal suami saya lebih dalam setelah menikah selagi saya terus mencoba jadi istri yang baik baginya.
    Oh ya, jadi ingat kisahnya Marissa Haque dan Ikang Fauzi, mereka itu baru merasakan cinta satu sama lain justru setelah malam pertama, lho! Jadi, kemungkinan hal itu juga bisa terjadi pada orang lain termasuk saya. :D

    ReplyDelete
  19. Ayu Windyaningrum
    Ayu Windyaningrum (Followed by email & NetworkedBlogs)
    @Ayundyawibowo

    Jika saya berada di posisi Raina (menikah dengan orang yang tidak saya kenal), saya akan mempraktekkan teori 5 steps of grief.

    Yang pertama, Denial. Ini adalah reaksi alamiah yang akan dilakukan semua orang yang berhadapan dengan kondisi seperti ini. Sy akan menolak untuk mempercayai kenyataan bahwa saya menikahi orang yang tidak saya kenal, apalagi cintai (setidaknya saat itu, karena waktu bisa mengubah pendapat siapa saja). Tapi berhubung saya sudah menikahinya dan sangat tidak mungkin menceraikannya dalam 72 jam kedepan tanpa menjadi Kim Kardashian versi Indonesia, sy hanya bisa melakukan penolakan terhadap kenyatan ini secara terang-terangan. Dalan versi kehidupan nyata, sangat mungkin yang terjadi adalah saya mengurung diri di dalam kamar pengantin dan tidak mengijinkan suami baru saya untuk masuk, kemudian menangis sejadi-jadinya.

    Kedua, Anger. Merasa tidak menerima ketidakadilan yang saya terima, saya akan marah luar biasa terhadap keadaan yang saya alami sekarang. Dalam versi kehidupan nyata, saya akan mengutuk dan menyumpahi segala hal, mulai dari keadaan saya saat itu sampai semuanya yang bertanggung jawab atas kemalangan saya, mulai dari tukang bengkel yang menservis mobil kekasih saya (yang sebenarnya) sampai Dia.

    Ketiga, Bargaining. Setelah melampiaskan seluruh amarah dan ketidakadilan yang saya rasakan, saya akan mulai menawar untuk masa depan yang lebih baik. Dalam kehidupan nyata perjanjian ini akan bersifat vertikal dan hanya akan ada saya dan Dia, tanpa yang lain menjadi saksinya (doa), saya akan menyertakan sogokan (nazar) pada-Nya jika saja Ia mengabulkan keinginan saya, seperti jin botol. Tetapi tentu saja jin itu tidak ada dan orang mati tidak berjalan kembali di atas tanah.

    Keempat, Depression. Tentu saja karena fakta dari kalimat terakhir saya di atas begitu benar, saya akan mulai menggali lubang kuburan saya sendiri. Maksudnya, saya akan mulai bersedih (lagi), tidak mau makan, menolak untuk bahagia dan sebagainya. Tentu saja, hanya waktu yang mampu menyembuhkan luka dan menghilangkan bekas lukanya.

    Kelima, Acceptence. Pada akhirnya kelak, saya tidak mempunyai pilihan kecuali mempercayai bahwa kekasih saya sudah meninggal dan saya menikahi kakaknya. Sepintar-pintarnya saya berbohong bahwa saya baik-baik saja, semua orang tinggal melihat ke mata saya dan mereka akan melihat kebenarannya dari balik mata yang bengkak dan berkaca-kaca, mereka akan melihat langsung ke hati saya yang terluka.

    Masalahnya sekarang. Tinggal apakah saya akan berdamai dengan keadaan dan melanjutkan hidup, atau memilih untuk mengakhirinya selamanya. Berhubung saya tidak sebodoh Juliet yang memilih untuk menolak kehidupan dan memeluk kedamaian dalam kematian, saya akan melakukan segalanya untuk hidup dan berdamai dengan keadaan. Jika satu-satunya hal yang perlu saya lakukan adalah dengan cara menjalani pernikahan saya yang sudah terlanjur di lakukan dengan si oran asing, maka saya akan melakukannya, setidanya mencoba. Siapa tahu selama masa pendekatan saya mampu merubah pikiran saya dan menerima bahkan mencintai si orang asing, yang pada titik ini, bukan lagi merupakan orang asing bagi saya. Dan jika waktu dan cinta memutuskan demikian, siapalah saya ini sehingga menolak keputusan-Nya?

    Kekasih (mantan yang meninggal) milik saya akan tetap bersama kami, sebagai bagian dari masa lalu yang tidak akan pernah bisa diubah.

    Tetapi, skenario ini hanya akan berhasil bila, si orang asing bersedia untuk memberikan saya waktu yang saya butuhkan selama proses recovery dari kehilangan orang yang saya cintai. Jika tidak? Tetap saja, waktu yang akan menjawab segalanya.

    Give Time ... time.

    ReplyDelete
  20. nama lengkap: Faiqatul Muyasaroh
    follow blog ini by networkedblog (Faiq Elfishy Qiannie Sparkyu II) dan by fanpage fb (Faiq Elfishy Qiannie Sparkyu II)
    akun twitter : @DonghaeAnae || https://mobile.twitter.com/DonghaeAnae/status/582700834015821826

    pendapat:
    kalau aku jadi Raina atau ada di posisi Raina, sudah pasti awalnya akan menolak. pastinya itu reaksi wajar dan umumnya siapapun yg ada diposisi tsb pastinya bakal nolak mentah2 termasuk saya.
    menikah itu bukan perkara mudah, bkn hanya skedar bersatunya 2org aj tp jg bersatunya 2 jiwa, 2karakter dll dlm mnjalani kehidupan bersama2 yg bkn hnya smentara tp seterusnya.
    jgnkan dgn org yg bahkan kita tdk kenal sdktpu sblmnya, dg org yg bahkan kita tau karakter dan bagaimana org tsb luar dlm pun blm tntu khidupan pernikahan kita akan brjalan mulus dan baik2 saja..
    tp stidaknya saya akan berpikir lagi, jika ortu dpt menerima org yg tdk kita kenal tsb sbg calon pendamping anknya stidaknya ortu mengenal dan tau ttg laki2 itu wlaupun saya tdk mngenal dy sblmnya krn tdk ad ortu yg akan menyerahkan anknya bgitu saja pd laki2 yg dianggapnya tdk bs mnjaga anknya dg baik.. mngkin laki2 itu sudah mnjadi takdir n jdoh saya dg jalan spt itu.. jln satu2nya yg bs saya lakukan ya hanya bljr menerima jg memahami spt apa laki2 tsb, bagaimana karakter dy dan mncoba berbicara baik2 dg dy untuk brsama2 mnjadikan kehidupan prnikahan kami normal layaknya prnikahan 2 org yg sling mncintai wlopun pd awlnya kami tdk sling mengenal, berbicara dr hati ke hati, bljr menerima kelebihan n kekurangan masing2, dan yg trpnting sling membuka hati, bukankah cinta dtng krn terbiasa? :D

    ReplyDelete
  21. Nama : rizqa nurul hidayanti
    Nama yang digunakan untuk follow: G+ riezqha N.H/riezqha92@gmail.com fb: rizqa nurul hidayanti
    Akun Twitter: @nurul_rizqa
    pendapatku:
    Awalnya aku akan merasa aneh dan asing karena aku belum pernah mengenal suamiku sebelumnya. Ketika kita menikah dgn orang yg udah kita kenal bertahun2 saja kadang kita masih dibuat shock dengan tingkah lakunya yang belum kita ketahui tapi ini malah dengan orang yg belum kukenal. Aku akan semakin shock ketika berumah tangga nanti. Sedih kecewa, dan marah pasti akan kurasakan, tetapi aku mencoba untuk positif thinking. Aku sudah menikah dengannya, aku ingin menjaga pernikahanku agar utuh dan bahagia. Mungkin nanti akan banyak rintangan dalam pernikahan tapi itu menjadi tantangan buatku. Aku ingin mempertahankan pernikahanku walaupun pernikahan dgn orang yg kukenal. Lewat pernikahanlah aku dapat mengenal orang seutuhnya dan tanpa ditutupi, tidak seperti zaman pacaran atau sebagainya. Pernikahan adalah proses mengenal satu sama lain, aku akan berpikiran positif seperti itu ^^

    ReplyDelete
  22. Risna Rahmadyah
    WordstoSpeak melalui G+
    Twitter: @heyrisna

    Apapun yang terpaksa belum tentu baik, pun juga buruk. Tapi kali ini adalah terpaksa harus mengalami hal yg dibilang sakral dan tidak main-main.
    Menikah dengan orang yang tidak dikenal?
    Jika saya berada di posisi Raina, mungkin saya akan berusaha untuk membatalkan pernikahan ini dengan berbagai cara. Marah2, sudah jelas. Marah kepada mereka yang mendukung pernikahan ini dan marah pada diri saya sendiri mengapa saya juga tidak mencari tahu apa calon pendamping hidup saya benar2 dia, dia yang saya cintai dan saya inginkan.
    Mungkin cinta juga bisa hadir seiring berjalannya waktu, tapi sebisa mungkin saya akan pergi jika bukan ini yang saya inginkan. Pernikahan adalah dua orang yng saling menyayangi, bukan hanya satu pihak. Jika sudah tidak ada cara lagi atau demi membahagiakan pendamping yang sudah tiada saya akan meminta penjelasan detail mengenai semua ini, mengapa, bagaimana bisa, dan lain sebagainya supaya saya tahu dan setidaknya bisa menerima ini semua walau sulit.

    Demi orang yang saya cintai, saya akan berusaha menjalani ini semua meski bukan bersamanya.
    Walaupun susah, saya akan mencoba menjalaninya demi orang yang saya cintai dan demi diri saya sendiri. Mungkin saja ini takdir yang dipilihkan Tuhan kepada saya. Mungkin ini yang terbaik bagi saya. Dan mungkin juga, dia pengganti pendamping saya yang lebih baik.
    Semua butuh proses, perlahan-lahan, mencoba sebisa mugkin untuk menjalaninya. Tidak penting bagaimana nantinya, saya memikirkan apa yg ada di depan saya saat ini.

    ReplyDelete
  23. Nama : Fita
    Folow G+ : Fita Nia
    Twiter :@fitania09

    Apa yang akan kamu lakukan seandainya kamu berada di posisi Raina (menikah dengan orang yang tidak kamu kenal)?

    Pendapatku : Lebih menerima apa yang sudah digariskan tuhan..semula memang terasa sulit namun kalo uda dijalani pasti enjoy aja...lagipula pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, kalo sudah mengenal hinggaplah rasa sayang...hehehe
    Keterlibatan keluarga akan masalah ini juga menjadi sisi yang harus aku pertimbangkan,keluarga ku lebih paham mana yang baik / gak buat aku dan mana mungkin mereka memberikan anak gadisnya kepada pria asal-asalan tak kalah menariknya kisah cinta yang berawal dari rasa asing satu sama lain banyak kok yang berakhir bahagia dan langgeng jadi lebih menjadi wanita cerdas dan berpikiran ke depan aja,,

    ReplyDelete
  24. Jiah Al Jafara follow via NetworkedBlogs @jiahjava

    kalau saya jd rena, saya akan mencoba menerima pernikahan saya. Tidak ada kata mundur saat kita sdh sah. Karena menikah itu bkn hanya janji hati, tp janji kita kepada Tuhan. Apapun yg terjadi, karena Pram telah mengijab qobul Rena, mana seandainya Raka masih hidup, tetap Pram lah yg lebh menang di mata hukum dan agama.

    ReplyDelete
  25. Ditutup yaa. Harap tunggu pengumumannya.

    ReplyDelete

What is your thought?