Pages

Tuesday, April 26, 2016

[Blog Tour] The Chemistry of Marriage - Review + Giveaway


Gadisa adalah seorang perempuan lugu, karyawati baru di GreenLine, sebuah perusahaan periklanan. Tidak seperti teman-temannya yang usil dan tergila-gila pada bos mereka, Pak Rangga Abimanyu, Gadisa malah sibuk sendiri dengan perasaan terpendamnya pada sahabatnya, Erick. 

"Pak Rangga itu terlalu tinggi! Daripada menghabiskan waktu hanya untuk orang seperti itu, mending cari yang pasti-pasti aja," ucap Disa penuh dengan keyakinan.

Proyek besar dengan X-mobil, perusahaan telekomunikasi asal Korea Selatan, mendekatkan Gadisa pada Rangga. Ternyata, Rangga tidaklah semenakutkan yang dibayangkan Gadisa. Begitu mudah berbicara dan bertukar ide dengan Rangga. Hubungan Gadisa dan Rangga tentu hanya sebatas hubungan profesional, karena selain Gadisa sudah memberkan hatinya pada Erick, Rangga pun sudah memiliki Renata, kekasihnya yang juga seorang model, yang jelas jauh levelnya di atas Gadisa atau karyawati lainnya di GreenLine.

"Dari dulu sebenernya gue cinta sama lo! Tapi sekarang udah nggak." Disa menutup kalimatnya dengan tawa tapi matanya memancarkan kesedihan.

Gadisa patah hati ketika mengetahui perasaannya kepada Erick selama ini bertepuk sebelah tangan. Dalam waktu yang hampir bersamaan, cinta Rangga juga kandas karena Renata ternyata berselingkuh. Dalam suatu insiden, keduanya kemudian tertangkap kamera wartawan menghabiskan waktu semalaman di kamar hotel yang sama. Walau sebenarnya saat itu tidak terjadi apa-apa, berita sudah terlanjur menyebar. Dan guna menjaga nama baik Gadisa, satu-satunya cara yang harus ditempuh Rangga adalah dengan menikahinya.

"Kamu menolak saya karena apa?"
Banyak. "Saya tau kok Bapak nikahin saya cuma karena tanggung jawab, kan?"
"Salah satunya memang itu," jawab Rangga jujur.
"Niatnya aja udah salah. Menikah itu urusan seumur hidup, janjinya bukan sama pemerintah aja tapi juga Sang Pemberi Kehidupan, Pak." Disa menjelaskan secara gamblang.
Yang nikah karena cinta aja banyak yang gagal, apalagi gue sama Pak Rangga?
Akhirnya pernikahan antara Rangga dan Disa terjadi. Semua demi menyelamatkan nama baik Disa dan keluarganya. Semua dimulai dengan setengah hati. Namun, bisakah cinta akhirnya tumbuh di antara keduanya?

~ ** ~ . ~ ** ~ . ~ ** ~ . ~ ** ~ 


The Chemistry of Marriage (TCOM) adalah sebuah novel romance yang cute dan menggemaskan. Hahaha! Ceritanya ringan dan bukan tipe yang bakal bikin baper seperti Not a Perfect Wedding atau Over the Rain, tapi tentunya tetap membuat kamu nggak bakal berhenti baca sampai selesai.

Saya suka karakter Gadisa dan Rangga. Gadisa adalah tipe cewek yang kalem dan tidak neko-neko. Sedangkan Rangga, saya sih suka karena, nggak seperti yang dibicarakan para tokoh novel ini bahwa Rangga itu tipe bos yang dingin, dia justru berkepribadian hangat, humoris, pintar, dan juga gentleman. Intinya, bukan tipe yang "out of reach" deh. Dia mau bergaul dengan bawahannya dan nggak segan-segan mendorong anak buahnya untuk berkembang. Dan perkembangan hubungan keduanya yang dibangun lewat interaksi mereka di kantor terasa sangat natural. Poin plus lagi nih buat novel ini. Saya selalu suka novel yang bercerita dengan detail ketika si tokoh menjalankan profesinya, bukan sekadar tempelan, dan berinteraksi dalam lingkup profesinya itu.

Kekurangan novel ini mungkin ada di kesalahan penggunaan tanda baca yang cukup banyak, tapi mengingat TCOM ini sebenarnya adalah naskah pertama Asri (sebelum NAPW dan OTR), dan bahwa novel ini di terbitkan secara indie, maka rasanya dapat dimaklumi. Toh buat saya sih tidak mengurangi kenikmatan cerita.

Walau tema besarnya sebenarnya nggak jauh beda dengan NAPW dan OTR, di mana si tokoh utama menikah dengan orang yang sebenarnya di luar kehedaknya (di NAPW, Raina menikah dengan kakak mendiang kekasihnya, Pram, sedangkan di OTR Bulan menikah dengan Reza walau sebenarnya masih mencintai Bintang), TCOM memberikan suasana yang berbeda dibanding dua buku pendahulu (atau penerus)-nya. Ada suasana lebih ceria dan humoris di dalamnya.

TCOM bisa jadi merupakan pilihan pas buat kamu yang sedang mencari bacaan romantis yang ringan dan menyenangkan.

---------------------------------------

GIVEAWAY TIME!!!



Sekarang saya (dan Asri pastinya) sudah menyediakan 1 buku The Chemistry of Marriage ditambah 1 kumpulan cerpen Scars--yang berisi kisah mengenai para tokoh pendukung novel-novel Asri terdahulu. Kalau kamu mau, kamu harus memenuhi beberapa persyaratan ini:


  1. Berdomisili di Indonesia
  2. Punya akun twitter dan tweet tentang giveaway ini dengan link ke pos ini, mention akun twitter @as_sharliz, @_marsh113_, dan hashtag #BlogTourTCOM
  3. Jawab pertanyaan: "menikah dengan orang yang sekantor denganmu: asyik atau nggak? kenapa?"
  4. Isi komentar pos ini dengan urutan: nama, akun twitter, link share tweet, dan jawaban pertanyaan.
Jika kamu mau, kamu dapat mengikuti blog ini lewat G+, NetworkedBlogs, Facebook Page yang ada di sidebar blog ini. Cuma supaya kamu update. Hehe. 

Giveaway berlangsung selama 1 minggu sampai tanggal 2 Mei 2016. 
Jadwal lengkap Blog Tour TCOM dapat kamu lihat di sini.

Semoga beruntung!!!

25 comments:

  1. Nama: Nur Annisa
    Akun twitter: @YoshikuniNhora
    Link share: https://twitter.com/YoshikuniNhora/status/724793770806407171
    Jawaban:
    "menikah dengan orang yang sekantor denganmu: asyik atau nggak? kenapa?"

    Nggak. Kesannya sih kaya ga ada perasaan kangen gitu kalo sama orang sekantor karena bisa aja ketemu tiap waktu. Ga asyik. Karena sering ketemu malah sibuk pengen tau si Dia lagi ngapain sama siapa, kerjaaan sendiri malah jadi ga maksimal.
    Trus soal privasi. Aku mikirnya apa-apa yang menyangkut soal aku dan dia itu semacam jadi konsumsi buat teman kantor yang lain. Ga tau deh ya ini karena banyak baca novel ama nonton sinetron atau gemana. Seolah-olah privasi buat kita itu ga ada.

    ReplyDelete
  2. Nama: Diah P
    Twitter: @She_Spica
    Link share: https://twitter.com/She_Spica/status/724851321556324352

    Menikah dgn teman sekantor gak ada asyik2nya kak. Pertama, trkadang mengganggu keprofesionalan kerja kita, kadang kalau ad masalah d rumah suka kebawa ditempat kerja.
    Kedua gak nyaman aja ad pasangan kita d tempat kera. Kadang kerja jd canggung, gak punya privasi sm teman2 krna pasti kemna2 jd sama pasangan. Seperti jam istiraht contohnya.
    Yg terakhir udh pasti bosen kali ya ketemu tiap saat, karena pasangan jg butuh waktu untuk saling tidak bertemu agar teejalin rasa rindu. 😁😁
    Terima kasih.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Nama : Ratnani Latifah
    Twitter : @ratnaShinju2chi
    Link Share : https://twitter.com/ratnaShinju2chi/status/724909994127294464

    "menikah dengan orang yang sekantor denganmu: asyik atau nggak? kenapa?"

    Jawab : Asyik-asyik saja. Toh sekantor nggak berarti harus ketemuan terus karena setiap orang punya pekerjaan masing-masing. Nggak mungkin, kan mentang-mentang sekantor harus nempel seharian? Bisa berabe. Yang terpenting profesional saja. Menempatkan diri sesuai dengan tugas. Masalah kantor tak usah dicampur dengan pernikahan. Yang terpenting adalah saling pengertian dan saling terbuka. Dan pastinya malah asyik, kan. bisa berangkat dan pulang bareng.

    ReplyDelete
  5. Nama : Putri Ashary Meylistra
    akun twitter : @putriasharym
    Link Share : https://mobile.twitter.com/putriasharym/status/724926176007999492/actions?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9009269091

    Menikah sama teman sekantor itu ga enak. ga enak karena seolah2 teman kita ga bakal berani buat nge nyalahin kita klo kondisi nya kita salah. ya walaupun pasangan kita nya gpp klo ada yg nyalahin kita, tpi tetap saja bakal ada kalimat "ga enakan". selain itu, rasa kangen ga bakal meng gebu2 klo pasangan kita sekantor. walaupun udh punya pasangan pasti lah mau ada kebebasan, klo sekantor jadinya ga bebas. Yg klo pacaran jaim, eh malah ketauan belangnya klo sekantor hahaha..

    ReplyDelete
  6. Putri Prama A.
    @putripramaa
    https://twitter.com/PutriPramaa/status/724933352852185088
    Enak banget. Karena bagiku dengan menikah dengan orang sekantor berarti secara garis besar kita telah memiliki passion yang sama. Dengan memiliki passion yang sama, menjalani kehidupan yang kita sukai bersama orang yang kita sukai pasti menyenangkan. Yaah, meskipun aku nggak bisa menjamin hal itu. Tapi, kurang lebih seperti itulah bayanganku dan aku meyakininya. Sebenarnya, nggak ada yang bisa menjamin bahwa orang yang bekerja di suatu bidang memiliki passion di bidang tersebut, tapi setidaknya dengan dia bekerja di sana, dia menyukai pekerjaannya.
    Selain karena secara garis besar kita memiliki passion yang sama, kita nggak akan khawatir dengan pasangan kita karena kita bisa mempehatikannya. Meskipun kesannya nggak enak bagi yang melihat ya, tapi setidaknya kekhawatiran-kekhawatiran dan pikiran-pikiran negatif akan dengan mudah ditepis kalau pasangan kita berada tidak jauh dari kita.
    Yaah, kurang lebih begitulah pendapatku. Terima kasih untuk giveawaynya, Kak.

    ReplyDelete
  7. Rini Cipta Rahayu
    @rinicipta
    https://twitter.com/RiniCipta/status/724943440392380418

    Kalau menurutku nggak asyik, kak. Mungkin di awal PDKT dan pacaran ngerasa enak banget karena ngerasa bisa deket tiap waktu, nggak pernah pisah apalagi kangen. Tapi kalau udah menikah menurutku nggak asyik karena ketika udah menikah, jadwal kita nggak bisa fleksibel. Kalau ada keperluan, salah satunya harus ijin nggak ke kantor untuk ngajak anak atau ngurus keluarga.
    Sekantor menuntut profesionalisme juga. Hampir 24 jam bersama, nggak dirumah dan di kantor ketemu terus. Bakal repot kalau misal ada masalah di rumah. Jangan sampai ganggu performa kerja dan hubungan kita dengan suami sebagai rekan.
    Memiliki suami yang satu bidang kerja dengan kita bagus sih, dia bisa mengerti bagaimana pekerjaan kita. Tapi disatu sisi, kita jadi nggak mengenal dunia lain selain profesi kita. Yaa, memang pendapat pribadi sih. Menurutku, pasti asyik kalau misalnya setelah pulang kerja kita membahas suatu topik yang baru kita ketahui tentang pekerjaan masing-masing. Jadi nambah wawasan dan bisa saling memahami karena saling curhat :)

    ReplyDelete
  8. Nama : Mutohharoh Kurniati
    Akun twitter : @shimmut1520
    Link share : https://twitter.com/shimmut1520/status/724992306294575104
    Jawaban:
    Saya masih sangat berangan-angan tentang memikirkan menikah, bahwa itu masih sangat jauh. Untuk itu saya menjawab sesuai dengan khayalan saya dan beberapa referensi dari pengalaman sekitar.
    Baiklah, menikah dengan orang sekantor, kalo ditanya asyik apa enggak mungkin asyik. Asyiknya banyak, pergi dan pulang kantor bisa barengan, secara sekantor projek dan beberapa topik pasti selalu nyambung sebagai bahan bicaraan, sering dicengen temen-temen kantor, mungkin itu adalah hal wajar, malah bisa membuat kita geli sendiri, dan makin sayang sumimi. Gak enaknya temen-temen apalagi temen gosip suka bertanya yang aneh-aneh yang lama-lama bisa bikin risih, eitss tunggu ya tergantung bagaimana menyikapinya, kalo dibawa enjoy si ga knapa2, kan kita bekerja profesional, woles aja..
    Tapi2 buat saya pribadi, saya lebih suka jika pasangan menikah kita bukan orang yang satu kantor, bukan satu gedung, tapi ya jauh-jauh deketlah istilahnya,jam bubaran kita paling nggak bareng (kecuali lembur). Berangkat ngantor masih bisa bareng, pas jam istirahat walau kita ga barengan, masih bisa komunikasi lewat chat ditambah emot lucu cuman nanyain menu makan siang, atau sekedar mengingatkan udah solat atau belum, begitu.. ini bahkan terlihat lebih manis, rasa kangen bisa ada aja, seiyanya jam pulang pulang kantor samaan, bisa janjian pulang bareng, di jalan pulang atau sesudah sampai di rumah bisa curcol saling cerita tentang kerjaan,teman-teman kantor,dsb. Mungkin disini lebih variatif karena dari dua bidang yang berbeda.
    Kalo dalam hubungan apalagi sudah menikah, saling percaya dan komunikasi harus ditegakkan secara maksimal, makanya saya lebih memilih membayangkan menikah dengan orang beda kantor, bukan berarti menikah dengan orang sekantor itu nggak asyik ya..

    makin sotoy saya ya,huehehe. Terimakasih sudah diijikan berpartisipasi..

    ReplyDelete
  9. Nama : Humaira
    Akun Twitter : @RaaChoco
    Link Share :
    https://mobile.twitter.com/RaaChoco/status/724948918807580672?p=v


    "menikah dengan orang yang sekantor denganmu: asyik atau nggak? kenapa?"

    Asyik ga asyik sih, tapi lebih banyak ga asyiknya kalo menurutku ka.

    Asyiknya cuma hubungan jadi semakin dekat dan tahu keadaan masing-masing.

    Ga asyiknya :
    Kalo ada masalah di rumah bisa kebawa-bawa ke kantor, hilangnya konsentrasi dan membuat pekerjaan jadi terganggu. Benar-benar butuh profesionalitas yang tinggi. Berkurangnya rasa rindu karena sering bertemu. Seharian bekerja di kantor yang sama meski di bagian berbeda pasti ada saling bertatap muka. Rasa rindunya berbeda dengan pasangan yang berbeda kantor, bertemu di rumah setelah sekian jam tidak bertemu. Berkurangnya bahan pembicaraan baru. Setiap orang selalu mengharapkan mempunyai pasangan yang bisa menjadi pendengar setia dan bijak. Jika satu kantor, masalah yang dibicarakan pasti sama, memang nyambung. Tapi, tidak ada rasa antusiasme saat mendengarkan pasangannya berbicara, ditambah mereka sudah tahu keadaan di kantor mereka, juga mereka pasti punya argumen masing-masing dan pastinya ingin menang sendiri. Sedangkan inti dari pembicaraan itu seseorang ingin pasangannya menjadi pendengar yang bijak yang mampu memberinya masukan yang positif.

    Makasih kaa :)

    ReplyDelete
  10. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  11. Nama : Markhamah
    Twitter:@ivedvedi
    Link Share : https://mobile.twitter.com/ivedvedi/status/725111725771517953?_e_pi_7%2CPAGE_ID10%2C7662365849

    Menikah dengan orang sesama kantor, lebih asyik. Banyak.waktu, dihabiskan.secara.bersama-sama. Pergi bareng, pulang pun barengan. Disisi lain, saling sibuk. Disisi lain, sama-sama saling mengerti akan pekerjaan sang pasangan. Ketika ingin menemui pasangan, sudah.tak bingung lagi. Ketika rindu datang, tak susah payah lagi untuk menelpon. Disaat, sedang ada maslah di dalam kantor . Bisa dirundingkan secara bersama-sama. Suatu ketika, disaat ada maslah rumah tangga. Bisa dimusyawarahkan di mana saja. Tak perlu lagi mencari perkara. Sebab tau akan kesibukan masing-masing pasangan. Dan tentunya, disaat jam kerja sama -sama luang. Bisa berduaan alias kencan. Disamping bisa, kencan. Bisa juga saling memberi masukan antara satu dengan yang lainnya. mengenai tugas kantor. Saling mengisis, serta saling berbagi pengalaman. okay..:')

    ReplyDelete
  12. Pacaran sekantor saja ndak enak. Apalagi menikah sekantor. Kenapa? Jadi bahan gunjingan orang-orang. Taulah gimana mulutnya orang-orang Indonesia.

    Nama: Dian Maya
    Domisili: Makassar
    Twitter: @dianbookshelf
    Link share: https://twitter.com/dianbookshelf/status/725224042131652609

    ReplyDelete
  13. Nama: Nyi Penengah Dewanti
    Akun twitter: @nyipenengah
    Link share:https://twitter.com/NyiPenengah/status/725242265086599168


    "Menikah dengan orang yang sekantor denganmu: asyik atau nggak? kenapa?"

    Jawaban: Asiknya bisa ketemu setiap hari, nggak asiknya nanti dikatain nggak profesional.

    ReplyDelete
  14. Nama : Gita Nurladikasari
    Akun Twitter : @oneonlygzb
    Link Share : https://twitter.com/oneonlygzb/status/725248729532485632

    Jawaban :
    Aku belum pernah ngalamin pacaran sekantor sih. Tapi, menurutku enggak enak. Sama seperti pacaran satu sekolah. Di gosipin sana sini, di gunjing sana sini, hilangnya rasa kangen karena tiap hari ketemu terus, belum lagi kalau misalnya pergi kerja, makan siang, pulang kerja bareng.
    Lah ini menikah pula, dirumah juga ketemu. Kalau suatu hari terkena masalah, pasti bakal bingung harus bagaimana. Karena terkadang kita perlu waktu sendiri untuk mengendalikan emosi kita.
    Dan terkadang selalu bertemu pun bisa sering terkena permasalahan. Tapi, tergantung tingkat kedewasaan seseorang juga sih.

    ReplyDelete
  15. "Menikah dengan orang yang sekantor denganmu: asyik atau nggak? kenapa?"

    Tergantung orang sekantor itu orangnya seperti apa. Akan aku nilai dia mulai dari Kepribadiannya, Sikapnya baik atau enggak, Kalau diajak ngomong dianya nyambung plus asyik apa enggak. Lagipula menikah itu enggak sekedar melihat luarnya dari pasangan, tapi juga mereview dalam hatinya itu perlu diketahui juga. Sebab mottoku menikah sekali seumur untuk hidup. Dan yang paling penting untuk mempertahankan pernikahan ialah melihat Latar bakang Agamanya. Gimana tingkat kepahaman dia tentang sebuah agama. Aku pikir, menikah denga orang yang paham agama akan membantu membawaku menuju pintu surga. Menikah dengan orang yang selalu mengingatkan ketika aku salah kemudian dialah yang membetulkan kesalahanku, selalu menuntunku pada kebenaran. Biarpun menikah dengan taman se-kantor, teman se-desa, se-kota atau se-perjuangan, semuanya aku anggap sama saja. Yang paling asyik itu kalo dia paham agamanya.

    Nama : Mega Widyawati
    Akun twitter : @widy4_w
    Link share : https://mobile.twitter.com/Widy4_W/status/724954828741459968?p=v

    ReplyDelete
  16. Nama: Agnes
    Twitter: @its_nessie
    Link Share:
    https://mobile.twitter.com/its_nessie/status/725728391907790848

    Asyik ah.
    Kenapa? Iya bakalan sering ketemu jadi si dia enggak akan bisa macam-macam.
    Diperhatiin mulu, dijagain terus, disemangatin terus dan bisa meminimalkan rasa cemburu. Iya coba kalo pacarannya beda kantor entar curigaan mulu lah bawaannya

    Orang di kantor nyinyir? Ya biarin lah mereka kan bebas berpendapat. Mereka dikasih mulut sama Tuhan kalau mereka salah gunakan toh yg dapat karmanya juga mereka. Aku sih enggak peduli ah apa kata mereka selama menurut pandanganku benar. Egois? Enggak juga. Yg namanya egois-egois dikit mah enggak papa selama masih tetap mempertahankan keprofesionalan bekerja dengan si dia.
    Ada yg bilang sering ketemu cepat bosannya. Enggak juga ih bukannya kalo benar-benar cinta enggak akan tuh ya terbesit kata bosan? Emang rasa cinta kamu ke si dia bisa ngalahin rasa bosan yg cuma sekali-kali aja munculnya itu.

    Nah makanya hubungan yg dimualai dengan hati dan pikiran yg baik pun akan berlabuh dengan baik juga.
    Jadi untuk orang yg bilang menikah dengan teman sekantor itu gak enak ah I disagree with you! ;)

    Dan bukannya kalau sudah cinta apapun yg enggak enak bisa jadi enak ya? Haha termaksud nyinyiran orang-orang sekantor nanti. Yg tadinya berasa pedesss ditelinga bakalan jadi manis aja selama sama kamyuuuu <3 <3 <3

    ReplyDelete
  17. Nama : Heni Susanti
    Akun twitter: @hensus91
    Link share tweet : https://twitter.com/hensus91/status/725840101977116675

    "Menikah dengan orang yang sekantor denganmu: asyik atau nggak? Kenapa?"

    Gak ada pengalaman ini, tapi kalau aku sih pasti ada asyik ada nggak-nya. Tapi kalau diminta milih salah satu maka jawabanku kayanya lebih ASYIK. Soalnya kalau sekantor jadi lebih sering ketemu dan bukan hanya beberapa jam di rumah setelah pulang kerja lalu sama-sama lelap tidur. Bisa berangkat, makan siang dan pulang bareng. Bisa lebih memantau apa yang dia lakukan (protektif :D). Lalu asyiknya lagi jadi lebih memahami kesibukan masing-masing, kepercayaan akan lebih mudah dipupuk karena tahu apa saja kegiatan dia seharian. Nggak perlu was-was memikirkan apa yang dilakukannya selama di kantor, bagaimana sikapnya pada orang/wanita lain karena sebelum menikah pasti sudah tahu kebiasaan-kebiasaannya. Menghindarkan diri dari kecurigaan tak perlu yang bisa menghancurkan kepercayaan yang merupakan pondasi utama sebuah pernikahan.

    Jadi, asyik kan menikah dengan teman sekantor? Kalau aku sih ASYIK :D

    ReplyDelete
  18. Nama: Fetreiscia Frida
    Twitter: @fetreiciafrida
    Link share: https://twitter.com/fetreisciafrida/status/725981853421723648

    Menikah dengan orang sekantor menurut saya ga ada salahnya. Karena jodoh dapat ditemukan dimana saja, baik di kantor sekalipun. Tapi mungkin pandangan dari orang lain yang akan sedikit mengganggu. Pasti akan ada pandangan pro dan kontra. Yang mendukung dan yang tidak mendungkung. Untuk orang2 yang mendukung saya akan sangat mengucapkan terima kasih sudah merestui kami. Tapi adanya pandangan dari orang2 yang tidak mendungkung akan sedikit mengganggu. Mereka mungkin akan memandang kami tidak profesional. Apalagi jika pasangnnya adalah petinggi perusahaan. Akan ada pandangan yang mengatakan nantinya jika kita naik pangkat atau promosi semua dikarenakan pasangan. Itu akan sangat mengganggu. Karena mereka jadi sulit untuk mengakui kemampuan kita. Semua hal baik yang kita lakukan dan terjadi pada diri kita akan dikait-kaitkan selalu dengan pasangan kita yang petinggi perusahaan itu. Dan justru kebalikannya menurut saya, jika pasangan kita adalah karyawan yang berada di satu jabatan dengan kita atau bahkan di bawah kita, mereka akan membicarakan kita di belakang. Kalau ada hal yang buruk yang dilakukan oleh kita maupun pasangan, kita akan dicemooh bersama. Akan sangat sulit bagi karyawan lain nantinya menilai kita dengan objektif, walaupun ada juga yang menilai kita dengan objektif.

    ReplyDelete
  19. Nama :: Siti Elmanah
    Twitter :: @Araharuu
    Link share :: https://mobile.twitter.com/AraHaruu/status/726063302799937536?p=v

    Jawaban ::
    Menurut aku kalo punya pasangan di kantor itu justru seru, bisa senyum-senyuman, tatap-tatapan, saling ngeledek kalo ada yg di omelin sama atasan. Dan kalo profesional, itu pasti sudah sama-sama tahu, dan mencoba untuk sama-sama mengerti, kalau di kantor adalah rekan kerja, bukan rekan hidup *eh?. Saling mengerti maksudnya, berada di tempatnya masing2 dengan teman masing2, jadi ga harus sama2 terus. Pokoknya harus saling mengerti dan paham sama keadaan (karena sekantor). Kalaupun gosip bertebaran, orang yang paham bakal ngerti, jadi ga masalah.

    Punya pasangan sekantor juga bisa ngukur tingkat kedewasaan seseorang loh~ :'3

    ReplyDelete
  20. Nama: Dian Maharani
    Akun Twitter: @realdianmrani93
    Link Share Tweet: https://twitter.com/realdianmrani93/status/726465268583522304

    "Menikah dengan orang yang sekantor denganmu: asyik atau nggak? Kenapa?"

    Aku memilih asyik nggak asyik sih.
    Asyiknya, kita bisa pergi ke kantor bareng, pulang ke rumah bareng, makan siang bareng, tau kegiatan dia-sedang apa-dan dimana-sama siapa-?, kalo ada tour kantor bisa nyambi hanimun *ehh
    Tapi, dari keasyikan itu akan muncul ke-tidak-asyikan. Mau jalan-jalan dulu sepulang kantor sama ciwi-ciwi satu divisi agak susah, masa iya ninggalin suami gitu aja. Mau makan siang sambil gossip bareng ciwi-ciwi satu divisi susah juga, masa iya ninggalin suami makan sendiri. Kalo baju suami nggak rapi, langsung jadi bahan gosipan kantor, pssttt si itu masa baju suaminya gini gini gini ... Kalo berantem dirumah, pas ketemu dia di kantor bawaannya jadi pengen marah lagi, padahal udah nggak marah sebenarnya.
    Ya begitulah menurutku, ada asyiknya ada nggak asyiknya. Karena semua ada risikonya :D

    ReplyDelete
  21. nama : wening
    twitter : @dabelyuphi
    share : https://twitter.com/DabelyuPhi/status/726635293315502080

    menikah dengan orang yang sekantor dengan kita menurutku sebenarnya ada asyiknya dan ada enggaknya juga sih. asyiknya tuh kita bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama, meskipun mungkin tidak dalam satu divisi setidaknya saat berangkat maupun pulang kerja kita bisa lebih banyak mendapatkan quality time. selain itu karena masing-masing dari kita sudah tau jenis pekerjaan yang digeluti, pasti lebih mengerti tentang kerepotan dan berbagai resiko yang kita hadapi, sehingga kita bisa saling membantu (atau setidaknya saling menyemangati). sedangkan gak asyiknya kalo kita berdua punya masalah dan butuh waktu sendiri untuk berpikir, mungkin lebih sulit untuk didapatkan. terus kalo masalah tersebut bisa bikin kinerja di kantor turun, itu bakal dapat double teguran. atau kalo mau minta cuti, pasti gak bisa barengan kan?

    tapi itu sih tergantung orang yang menjalaninya sih. sedewasa apakah kehidupan pernikahan yang kita jalani, bisa atau tidak menyeimbangkan masalah kantor sama pribadi. asal kita bisa saling menyeimbangkan dan melengkapi sih menurutku asyik-asyik aja. apalagi kalo menikahnya macam sama Rangga Abimanyu :p

    ReplyDelete
  22. Nama : Agatha Vonilia M.
    Akun twitter : @Agatha_AVM
    Link share tweet : https://twitter.com/Agatha_AVM/status/726799697688465408

    Asyik dong kak, kan bisa ngawasin dia terus dari mata-mata jahil. #ceileeehh Hehheee Asyiknya ntu gini kak setiap hari ntu bisa baper dan agak malu-malu dikit, bukan malu-maluin lho ya. Apalagi kalau ada temen yang berusaha ngejahilin pasangan pengantin baru lebih seru lagi kak. Suasana kantor juga nggak terasa membosankan banget. Pikiran suntuk, kerjaan belum selesai dan dimarahin atasan langsung menguap seketika saat dia berusaha memberikan dorongan dan bentuk kasih sayang kecil untuk terus tetap berjuang. Kami pun bisa bekerja sama untuk sebuah kerjaan atau proyek sampai kami meraih kesuksesan bersama. Tapi, kami membuat perjanjian masalah di kantor akan diselesaikan berdua di kantor juga, di rumah menyediakan waktu berkumpul keluarga dan beristirahat. Saling support dan memahami tugas pekerjaan masing-masing tanpa ada saling curiga sebagai pondasi hidup pernikahan kami agar semakin asyik karena hidup bahagia adalah hidup asyik dengan melepaskan beban bersama orang yang kita sayangi.

    ReplyDelete
  23. nama: Aulia
    twitter: @nunaalia
    link share tweet: https://twitter.com/nunaalia/status/727070163955159040

    "Menikah dengan orang yang sekantor denganmu: asyik atau nggak? Kenapa?"

    Nggak asik ah, karena pasti jadi bahan bully-an orang sekantor, diledekin melulu dan jadi pusat perhatian orang banyak, aku sih jadi risih. Aku kan cuma mau jadi pusat perhatian suamiku aja, ahay! Hahahaaa...

    Kalau masih pacaran mungkin asik-asik aja pacaran sama orang sekantor karena bisa lebih sering ketemu, curi-curi pandang dan senyum-senyum gitu kalau diledekin teman-teman, juga bikin semangat kerja karena ingin dilihat si dia xixixiiii :D

    Tapi kalau sudah menikah lebih asik nggak sekantor karena pasti akan kangen terus, dan kalau ketemu di rumah jadi lebih mesra, uhuy! :D

    ReplyDelete
  24. Bintang Maharani
    @btgmr
    https://twitter.com/btgmr/status/727139197392408578

    Menurut saya kurang asyik. Pasti akan sering digodain ciyee ciyee oleh teman sekantor lainnya. Penganten baru lah, gimana bulan madunya lah, buruan punya anak lah, disuruh lebih kerja keras biar cepet isi lah, perlu ambil cuti lagi lah, dan sebagainya. Memang sih kalau beda kantor pun akan tetap ada omongan seperti itu dari teman-teman sendiri, tapi tidak terlalu meluas, biasanya cuma dari teman dekat saja. Berbeda kalau si pasangan justru sekantor apalagi di bagian yang sama. Duaaarrr! Kalau sekantor pasti omongan yang seperti itu berkembang viral sekali, bahkan mereka nggak malu untuk membicarakan hal itu saat si suami istri ini sedang barsama teman sekantor lainnya. Layaknya itu gossip yang renyah untuk dibahas di pagi hari. Mendengar orang bicara hal seperti itu saja sudah membuat saya tidak nyaman, apalagi jika saya yang jadi objek utamanya.

    ReplyDelete
  25. Nama : Sagita Nur Amalia
    Akun Twitter : @Sagita_N_A
    Link share tweet : https://mobile.twitter.com/Sagita_N_A/status/727149446283153408?p=v
    Jawaban :

    "menikah dengan orang yang sekantor denganmu: asyik atau nggak? kenapa?"

    Kalau menurutku menikah dengan orang yang sekantor itu Asyik. Karena Kita bisa bareng terus, kalau kangen bisa ketemu, kalau jam istirahat bisa makan siang bareng, pasangan kita gak bisa lirik-lirik yang lain, gak perlu telpon atau bbm atau sms, dll kalau kangen tinggal ketemu di jam istirahat, bisa makin deket gak jauh-jauh. Hemat, karena bisa berangkat bareng pulang bareng. Waktu ketemu lebih banyak dan bisa lebih perhatian.

    ReplyDelete

What is your thought?