Pages

Thursday, May 1, 2014

Ning di Bawah Gerhana

Pengarang: Erni Aladjai 
Penerbit: Bumen Pustaka Emas
Tahun terbit: 2013
Halaman: 154

Buku Ning di Bawah Gerhana terdiri dari 17 cerpen karya Erni Aladjai dengan beragam tema. Kisah yang ditulisnya sebagian besar merupakan gambaran realita yang terjadi di masyarakat sederhana terutama di bagian timur Indonesia, misalnya dalam kisah Kota Kenangan yang menyajikan kisah sepasang kekasih yang dipisahkan oleh jarak dan menghadapi dilema siapa yang harus ikut siapa untuk bisa bersama; Ikan Bobara yang menceritakan perjuangan seorang suami mencari Ikan Bobara untuk dimakan istrinya yang sedang mengidam; dan juga Sang Penyembuh yang menceritakan tentang masyarakat desa yang mudah sekali percaya pada orang suci bernama Ali Taeta. Ada juga kisah yang dibalut mistik dan kepercayaan adat seperti Pohon Batu yang dilarang untuk dipecahkan oleh masyarakat sekitar; dan Pohon Beringin yang Menangis dengan sosok anak kumal yang selalu meminta korban nyawa orang-orang yang berani menebangnya. Beberapa cerita juga memiliki unsur sejarah, seperti kisah Bung Hatta di Boven Digul dalam cerita berjudul 16 Peti dan Sam Po Soei Soe, Si Juru Masak yang mengisahkan juru masak Cheng Ho yang akhirnya memilih menetap di Sunda Kelapa dan berbagi kebaikan kepada masyarakat sekitar. Ning di Bawah Gerhana sendiri menceritakan seorang wanita lumpuh yang berharap mendapat jodoh. 

Membaca kisah-kisah yang ditulis Erni serasa sedang mendengarkan dongeng pengantar tidur. Saya suka dengan penuturan Erni yang mengalir dengan indah. Walau masih terdapat banyak kesalahan penulisan, hal itu tidak mengurangi kenikmatan saya membaca kisah-kisah dalam buku ini. Selain itu, pesan yang terdapat dalam cerita-ceritanya sangat menarik dan membuka mata. Sebagai orang yang tumbuh besar di ibu kota dan jarang jalan-jalan ke daerah lain di Indonesia (kalau jalan-jalan juga hanya sebatas ke objek wisata, bukannya mengenal kehidupan penduduk lebih jauh), buku ini membuat saya tahu kebiasaan hidup orang-orang di bagian lain Indonesia dan juga problema yang dihadapi.

Akhir kata, buku ini sangat bagus. Akan lebih bagus kalau diterbitkan ulang dan dipasarkan ke pasar yang lebih luas agar semakin banyak pembaca yang dapat menikmatinya. Karena, terus terang saja, kalau tidak diberikan langsung oleh penulis, saya tidak akan tahu kalau buku ini ada.

No comments:

Post a Comment

What is your thought?