Pages

Wednesday, December 16, 2015

Kumpul Penulis Pembaca 2015 (+ Giveaway)

Akhir tahun memang banyak acara perbukuan bagus. Setelah Festival Pembaca Indonesia pada tanggal 5-6 Desember lalu, minggu ini kita punya acara Kumpul Penulis Pembaca 2015 dari penerbit Gagasmedia Group dan Kompas Gramedia Fair dari penerbit Kompas Gramedia Group. Tapi... berhubung waktu saya terbatas dan pertimbangan posisi, saya memilih untuk hadir ke Kumpul Penulis Pembaca alias KPP 2015 yang diadakan di Galeri 678, kafe Never Been Better, dan Elmana Cafe, Kemang Selatan, Jakarta Selatan.

KPP memiliki rangkaian acara yang sangat menarik, di mana pembaca bisa berinteraksi dan belajar dengan pengarang-pengarang dan juga tim penerbit Gagasmedia Group (Gagasmedia, Bukune, Penerbit Panda, Entermedia). Acaranya digelar sehari penuh. Tahun lalu, acara KPP digelar 2 hari, Sabtu dan Minggu, tapi saya cuma bisa hadir di satu acara, yaitu Breakfast with Author. Tahun ini, saya mengikuti 2 acara: Book Talk: How They Do It dengan pembicara Erni Aladjai, Alexander Thian, dan Windry Ramadhina, serta Afternoon Class: Buku 101 dengan pembicara Ry Azzura, Cindy Gulla, dan Agung Nugroho.

Di sesi Book Talk: How They Do It, para penulis berbicara mengenai mengapa mereka menulis dan apa tema yang menarik mereka sehingga menjadi inspirasi dalam menulis. Ternyata, tiga orang pengarang ini memiliki beberapa hal yang sama. Pertama, baik Alexander Thian, Erni Aladjai, maupun Windry Ramadhina suka mengamati sekitarnya. Kalau Alex, di buku pertamanya, The Not So Amazing Life of AMrazing menulis pengalaman sebagai penjaga counter HP dalam menghadapi berbagai pelanggan. Erni Aladjai menulis seputar kegelisahan rakyat pedesaan dan juga pengaruh modernisasi terhadap mereka. Windry Ramadhina suka menulis tentang orang-orang terdekat, hal-hal yang ingin ia komunikasikan kepada mereka namun mungkin sulit dilakukan secara langsung, dan juga kegelisahan-kegelisahan dirinya. Kedua, ketiga penulis sama-sama suka menonton film dan belajar mengenai penggambaran setting dan permainan plot dari film



Yang cukup menarik adalah ketika ada peserta bertanya tentang pentingkah suatu cerita memiliki pesan moral. Ketiga penulis kompak menjawab tidak, namun, menurut Erni Aladjai, setiap cerita harus memiliki nilai yang disampaikan kepada pembaca dan nantinya, pembaca sendiri yang akan merespon berdasarkan pemikiran masing-masing. Windry Ramadhina menghindari menggurui lewat cerita. Setiap pembaca memiliki pengalaman hidup masing-masing yang akan memengaruhi penilaiannya terhadap suatu karya yang ia baca, maka biarkan pembaca yang menentukan sendiri responnya terhadap karya.

Saya bertanya mengenai bagaimana penulis menyikapi review dan apakah review yang mereka baca memengaruhi tulisan mereka ke depannya (yah, namanya juga tukang nulis review, pertanyaan macam apa lagi yang bisa saya tanyakan????). Untuk ini, Alexander Thian menjawab jujur bahwa ia cenderung menghindari membaca review agar tidak terpancing untuk merespon yang kemudian ditanggapi secara tidak pas oleh pembaca dan membuat keributan. Memang agak sulit ya. Di satu sisi, penulis tentu ingin berkomunikasi dengan pembaca, apalagi jika ia menemukan pembaca yang kurang menangkap ide yang penulis ingin sampaikan lewat karyanya. Tetapi, kadang jika dibalas secara tertulis dan maksudnya tidak sampai secara tepat, dapat mengesankan bahwa penulis membela diri atau tidak bisa terima pendapat orang. Erni Aladjai mengaku sering takut tidak kuat jika membaca review orang--padahal dia sudah pernah mengikuti diskusi buku di luar negeri, dengan pembaca yang jauh lebih serius dan bertanya secara kritis. Tapi, satu hal yang Erni pertimbangkan adalah penilaian dari redaksi majalah. Erni memang suka menulis cerpen untuk majalah, dan redaksinya pernah mengatakan bahwa Erni lebih cocok menulis tema budaya dan tradisi ketimbang urban (yang mana saya setuju banget! Cerita-cerita budaya lokal Erni tuh juara banget!!). Windry Ramadhina sebaliknya, ia suka membaca review pembaca bukunya, bahkan bisa mengetahui bacaan yang menjadi favorit dan kurang favorit dari pembaca karya-karyanya. Namun, apakah review tersebut memengaruhi karya Windry selanjutnya, Windry berkata tidak, karena ia menulis murni berdasarkan apa yang ia sedang rasakan dan ia ingin tuangkan. Menulis adalah terapi pribadi, bukan karena ingin memuaskan orang lain.

Menarik kan? Dan saya juga mencatat beberapa hal unik tentang ketiga penulis:
  1. Erni Aladjai suka merenungkan hasil pengamatannya dan mengolahnya menjadi bahan tulisan ketika sedang mencuci baju. Erni lebih suka mencuci baju secara manual karena di tiap kucekan, lahir inspirasi (bisa jadi slogan iklan deterjen nih!)
  2. Windry Ramadhina dulu punya teman khayalan yang selalu diceritakan ke orang-orang. Suka menggambar lebih dulu baru menulis.
  3. Alexander Thian sering nyasar. Belum pernah ke Vietnam dan menggunakan Google Earth untuk membantu menggambarkan Vietnam untuk novel Somewhere Only We Know. Diharapkan, ketika suatu saat ia benar-benar ke Vietnam, ia nggak akan nyasar :P

Setelah selesai sesi Book Talk, masih tersisa waktu sekitar 2 jam sebelum saya harus mengikuti Afternoon Class: Buku 101 di Never Been Better. Book Talk diadakan di Galeri 678. Nggak jauh sih jarak kedua tempat. Jadi, saya dan teman saya, Mariska, yang hari itu saya seret untuk menemani saya, bisa menikmati booth yang ada di Galeri 678 sambil belanja buku. Buku-buku yang dijual di acara ini diskon 20%, dan ada buku-buku terbitan lama yang dibanting harga mulai Rp. 5.000. Sayangnya, semua transaksi di sini harus pakai uang tunai, nggak bisa pakai kartu debet atau kartu kredit. Berhubung saya dan Mariska nggak bawa uang tunai cukup banyak dan ATM terdekat cukup jauh ditempuh dengan jalan kaki, nggak bisa belanja banyak deh. Hehe.

Ada  booth merchandise, tapi saya nggak beli apa-apa di situ. Uangnya abisss hahaha...

ada panggung di tengah-tengah. Eh saya beli teh di booth sebelah kiri lho. Tehnya nggak pakai gula tapi pakai daun stevia yang manis.

Nah, ini dia... Saya beli Last Forever-nya Windry Ramadhina di sini.
Setelah belanja, saya dan Mariska ke Never Been Better. Walau acaranya masih lama mulainya, kami berdua lapar. Setelah ambil uang di ATM pom bensin dekat situ, kami memesan makanan di Never Been Better. Saat itu, Morning Class: Typography yang dipandu Levina Lesmana masih berjalan dan terlihat cukup menarik--kecuali bagian disuruh bikin huruf, yang terlihat ribet, lalu dipresentasikan di depan. 

Sesi Afternoon Class: Buku 101 cukup dipadati peserta, yang saya tahu belakangan kebanyakan merupakan fans Cindy Gulla, yang merupakan ex-member JKT48 dan baru saja menerbitkan buku. Duh, maaf ya saya kurang gaul serius deh. Saya pengin ketawa dan heran sebenarnya waktu salah satu pembicara, Agung Nugroho, nanya ke saya, "Lo ikutan kelas ini mau ketemu Cindy Gulla ya?" terus saya jawab, "Nggak, gue mau dengerin lo ngomong. Gue nggak tau Cindy Gulla itu siapa," matanya kayak berkaca-kaca gitu dan langsung nyalamin saya seperti nyalamin rektor pas akhirnya bisa wisuda setelah kuliah nggak lulus lulus. Ternyata, waktu acaranya sudah berjalan, saya baru tahu alasan sikapnya yang kayak gitu. Mwahahahaha! *nggak mau cerita lebih rinci, takut di-bash WOTA* *joget-joget kabur*

Yak, balik ke materi, Sejujurnya, dari tempat duduk saya, materi di layar kurang terlihat jelas. Tapi intinya, di bagian pertama, Ry Azzura, editor Bukune, bercerita dan menyemangati peserta untuk berani menulis personal literature. Bukune adalah penerbit dengan segmen pasar remaja dan banyak menerbitkan buku-buku personal literature yang ringan, kocak, dan unik. Bukune banyak mencari penulis-penulis baru dengan menelusuri media sosial seperti blog, twitter, youtube, instagram, dan ask.fm. Selain itu, Ry Azzura juga menampilkan foto-foto seputar proses penerbitan buku di Bukune.


Selanjutnya, Agung Nugroho, salah seorang desainer Gagasmedia, membawakan materi seputar proses pembuatan cover buku, yang ternyata nggak semudah yang dibayangkan. Desainer cover buku tidak bisa begitu saja memasukkan dan memaksakan idenya karena desain yang dibuat haruslah membantu penjualan buku dan juga merepresentasikan isi buku. Ada kalanya untuk sebuah buku membutuhkan berkali-kali revisi desain, misalnya untuk cover Somewhere Only We Know-nya Alexander Thian:

Sebelum jadi cover final, ada 9 desain yang harus dibuat desainer. Penasaran, 9 cover tak terpakai itu nantinya diapakan ya?
Setelah acara Afternoon Class ditutup, ada snack yang bisa dimakan oleh peserta. Selain itu, peserta juga bisa berdiskusi dengan para pembicara. Sayangnya, karena saya dan Mariska ada janji lagi, kami tidak bisa berlama-lama. Huhu padahal masih pengin ikut acara lainnya.

Begitulah laporan pandangan mata saya untuk acara Kumpul Penulis Pembaca 2015. Buat teman-teman yang tak bisa hadir, nyesel sih pastinya, tapi semoga tulisan saya ini bisa membantu memberikan gambaran. Terima kasih Gagasmedia Group atas acaranya yang sangat seru dan penuh ilmu!


GIVEAWAY TIME!!!!

Saya punya 1 novel Kei karangan Erni Aladjai bertanda tangan Erni (yang langsung saya minta di acara KPP ini) untuk kamu yang beruntung. Novel Kei ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan termasuk yang didiskusikan di Frankfurt Book Fair 2015. Review saya tahun lalu ada di sini.



Buat kamu yang tertarik mendapatkan novel ini dan membacanya, ikuti syarat ini:
  1. Domisili di Indonesia
  2. Punya akun twitter dan membagikan informasi mengenai giveaway ini di akun twitter kamu dengan mention @_marsh113_ dan hashtag #Giveaway #Kei
  3. Tulis di komentar pos ini dengan: Akun twitter, link share tweet, dan jawaban atas pertanyaan ini:
Siapa pengarang Indonesia favoritmu dan kalau bisa bertemu dalam acara kepenulisan seperti KPP ini, apa yang kamu ingin tanyakan ke dia?
Ditunggu sampai tanggal 20 Desember 2015 yaa...

Semoga beruntung!

20 comments:

  1. Pengarang Indonesia favoritku banyak, kak. Orihara Ran, Esti Kinasih, Kireina Enno, Raditya Dika, dll. Pengen banget bisa ketemu mereka di event-event kayak KPP ini, terutama kak Kireina Enno. Pengen ketemu langsung sama kak Enno biar bisa belajar nulis novel secara face to face. Kan biasanya cuma lewat whatsapp, hehe. Kak Enno ini sama sekali nggak keberatan ngajarin juniornya(?) gimana nulis novel yang baik dan benar. Yang pengen aku tanyain: "Gimana cara membangun karakter tokoh protagonis novel? Soalnya susah banget, kak. Kalau antagonis mah disadis-in aja. Terus nulis outline itu perlu atau perlu banget? Outlinenya cuma garis besar jalan cerita atau panjang lebar kayak cerpen?" sebenernya bisa nanyain langsung di wa sih, tapi kan lebih enak kalau dijawab face to face, hehe^.^v

    ReplyDelete
  2. Twitter: @hersyuuu
    Link Share: https://twitter.com/hersyuuu/status/677122122196512769
    Jawaban:
    Pengarang Indonesia favoritku adalah Morra Quatro. Kalau ketemu Kak Morra di acara seperti KPP, aku mau tanya gimana aja ekspresi wajahnya sepanjang nulis novel yang selalu mengaduk-aduk hati pembacanya :)

    ReplyDelete
  3. Akun Twitter: @afingleek
    Link share: https://twitter.com/afingleek/status/677202394334150656
    Jawaban: Sebenernya belum banyak baca yang karangan penulis Indonesia. Suka sama beberapa penulis Indonesia sih melalui karyanya tapi pengennya ketemu sama Okky Madasari. Yah, meskipun baru baca 1 bukunya aja tapi ga kecewa lah. Bukunya yang mengangkat isu sosial tapi mudah dicerna formatnya. Pengen nanya apa inspirasinya kak Okky Madasari ketika bikin karya-karyanya.

    ReplyDelete
  4. @anandanf07
    https://twitter.com/anandanf07/status/677251168930631681

    Windry Ramadhina!! Dari sekian banyak penulis Indonesia, aku paling suka kak Windry ^^ ahli dalam membuat alur cerita dan ending yang mengesankan! well, aku ga pernah kecewa (bahkan selalu puas) saat selesai membaca karyanya. Kak Windry sering ikut dalam acara seperti KPP ini, tapi sayangnya aku gak pernah bisa ikut :( ah, nyesel ga ikut KPP :( Kalau aku dapat bertemu dengan kak Windry, aku ingin menanyakan "Bagaimana caranya membuat pembaca mampu menyelami kisah dengan baik?" karena aku selalu dapat merasakan apa yang dirasakan tokoh dalam kisah yang dituangkan kak Windry, melebihi feel saat membaca karya penulis lain. Kenapa ya? :D

    Thankyou for the giveaway, kak Nana! ^^

    ReplyDelete
  5. Akun Twitter: @DiddySyaputra
    Link Share: https://twitter.com/DiddySyaputra/status/677289336723783680

    Habiburrahman El-Shirazy; penulis pertama yang dengan karyanya telah memperkenalkan Saya dengan dunia kepenulisan. Jujur saja, sebelum-sebelumnya Saya tidak pernah sama sekali menyukai dunia kepenulisan, apalagi menulis, membaca saja Saya malas. Dulu, Saya seringkali berpikir membaca itu kerjaan orang yang pengangguran, terpaksa karena nggak ada kegiatan lain, membosankan, dan banyak lagi premis miring lainnya. Tapi setelah membaca novel "Ketika Cinta Bertasbih" karya beliau Saya langsung jatuh cinta dengan literasi. Saya terpukau dengan karyanya, bahkan jika dibandingkan dengan filmnya Saya lebih memilih bukunya karena saat membaca Saya bisa langsung masuk ke karakter tokoh di novel tersebut, bisa lebih menjiwai konflik yang dibangun penulis, likeee it.

    Satu pertanyaan yang ingin sekali Saya tanyakan jika berkesempatan dipertemukan dengan beliau: "Bagaimana kisah dari perjalanan hidupnya terutama mengenai kepenulisan hingga seperti sekarang menjadi penulis No. 1 di Indonesia? Apakah ada unsur kesengajaan ingin menjadi penulis, cita-cita dari kecil misalnya, atau sebelumnya hanya iseng saja?" Kenapa Saya mempertanyakan semua ini? Yah tentunya saja karena Saya ingin mengenal lebih dalam mengenai perjuangan beliau hingga seperti sekarang, setidaknya Saya ingin sekali termotivasi dengan kisah hidup beliau.

    Terima Kasih!

    ReplyDelete
  6. @ryanie31
    https://twitter.com/ryanie31/status/677309143175172096

    Karla M. Nashar
    Yang pertama kali menjadi pertanyaan jika suatu ketika bertemu adalah: "Mbak Lalaaa ke mana aja, kok udah lama gak eksis? Kapan novel barunya rilis?"
    Lalu tentang bagaimana Mbak Lala meramu plot cerita yang klise (benci jadi cinta) tapi tidak terkesan ala-ala ftv gitu? dan menurut Mbak Lala seberapa krusialkah peran outline dalam pembuatan novel?

    Makasih Nana ^^

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. BINTANG PERMATA ALAM / Link: https://mobile.twitter.com/Bintang_Ach/status/677389611362992128?p=v
    .
    Jawaban:
    Pengarang Indonesia favoritku sebenarnya ada banyak sih. Tapi aku sebutin salah satu aja. Penulis senior, Moammar Emka. Berbangga sekali apabila waktu memperkenankan untuk bertemu beliau. Terlebih jika di acara acara seperti KPP. Waktu yang cocok untuk saling bertukar pikiran.
    .
    Mungkin jika aku ketemu beliau pasti ada banyak sekali hal yang ingin aku tanyakan. Berhubung beliau penulis yang senior dan cukup profesional, maka tak ada salahnya kalau aku banyak bertanya soal kiat2 menulis. Mulai dari mengawalinya (bikin outline, menentukan karakter tokoh, tema dan beberapa topik cerita yg akan diangkat dlm buku tersebut) sampai akhir (bagaimana cara menyelesaikan konflik/klimaks nya dan membuat ending yg meninggalkan kesan mendalam). Selain itu juga tentang bagaimana membuat plot alur yang rapi, tertata dan berkonsep. Biar pas nulis nggak amburadul. Terus ttg bagaimana melakukan observasi lapangan thd cerita di buku yang akan kita tulis. Emm.. apalagi ya, pokoknya ada banyak sekali hal yg ingin aku tanyakan ttg dunia menulis.
    Selain itu... baru2 ini kan Om emka merilis buku baru 'jakarta undercover 4 in 1' Nah, mungkin aku juga akan bertanya ttg sesulit apakah mengangkat kisah nyata menjadi sebuah buku. Itu perlu dikaji, soalnya jika kita menulis buku (sekalipun itu fiksi) pasti akan ada 'satu masa' dimana kita harus mengambil sedikit demi sedikit cerita/kisah yang terjadi dalam masyarakat dan mengangkatnya mjd sebuah rangkaian cerita.
    Dan lagi, aku pernah membaca satu quote: 'a good book has no ending'. Aku ingin menanyakan hal itu kepada beliau, setuju apa tidak dengan ungkapan itu. Mungkin ini akan menginspirasi.
    Dan.... yang terakhir mungkin aku ingin tanya "Apa alasan Om emka terus menulis? Dan, apakah cerita yang ditulis dari hati, akan benar2 bisa sampai ke hati pembaca?"
    .
    .
    Thanks~

    ReplyDelete
  9. @DiasShinta
    https://twitter.com/DiasShinta/status/677485524819427328

    aku pengen ketemu sama kak Aya Swords (penulis novel Mask[s] dan Time[s])..
    aku pengen tau apa yang bisa mempengaruhi otak dia sampe bisa bikin novel sci-fic romance seseru itu :D sisanya aku pengen tau cara-cara mengembangkan cerita dan memainkan emosi pembaca, cara dia membagi waktu antara menulis novel dan menulis skripsi >_<

    thanks kak :)

    ReplyDelete
  10. @lutfixx
    https://twitter.com/lutfixx/status/677502658798718976

    Siapa pengarang Indonesia favoritmu dan kalau bisa bertemu dalam acara kepenulisan seperti KPP ini, apa yang kamu ingin tanyakan ke dia?

    Alanda Kariza. Pengin tanya apa disiplin diri yang beliau lakukan dalam menulis buku, dan apa yang beliau lakukan untuk terus menghidupkan mimpi-mimpi beliau.

    Kapan ya Alanda Kariza gabung KPP ? -___- makasih :)

    ReplyDelete
  11. @evitta_mf
    https://twitter.com/evitta_mf/status/677513152599224320

    Aku pembaca karyanya kak Windry Ramadhina. Pengin banget ketemu sama Kak Windry suatu saat. Pengin sekali dengar tentang proses kreatifnya kak Windry saat menulis dan mendapat tips-tips menulis dari beliau. Menurutku tulisan kak Windry itu bagus dan tipe tulisan yang aku suka. Semoga bisa bertemu kak Windry Ramadhina di Jogja atau kalau bisa di event seperti Kumpul Penulis dan Pembaca ini. ^^

    ReplyDelete
  12. Akun twitter : @Agatha_AVM
    Link share tweet : https://twitter.com/Agatha_AVM/status/678250816944209920

    Haloooo, kak Windhy Puspitadewi ... Bagaimana kabarnya kak? Kakak nggak ada keinginan melanjutkan novel Touche lagi yang ketiga? Aku udah jarang nih lihat karya kakak (khususnya teenlit). Apakah project untuk teenlit sudah adakah atau lagi proses penulisan? Banyak fans yang menunggu karya kakak nih. Kak Windhy ini merupakan penulis pertama yang karyanya aku baca untuk teenlit. Aku langsung jatuh cinta pada setiap goresan penanya. Serasa tokoh-tokohnya itu nyata dan kemampuan-kemampuan istimewa mereka seakan ada di dunia. Pasti mengasyikkan kalau beneran ada. Ah ... Aku kangen karya novel teenlit kakak. Kakak selalu memberikan keunikan (adventure time, incredible skill, family and friendship). Kak Windy juga mempunyai sebuah ability untuk meramu segalanya itu menjadi kesatuan cerita yang menyayat tetapi juga membahagiakan. Untuk ke depannya, Kak Windy akankah tetap fokus pada teenlit atau mencoba lini yang lain?

    ReplyDelete
  13. Twitter: @fira_yoopies
    Link Share: https://twitter.com/fira_yoopies/status/678254921087516672

    Sebenarnya aku bingung mau mem-favoritkan siapa, karena karya mereka semuanya bagus-bagus. Tapi kalau dibolehin aku mau ketemu sama Tere Liye, penasaran banget darimana om Tere Liye bisa nemu ide-ide yang dibilang unik dan transparan. Beneran jarang ada penulis kayak dia, udah karyanya bagus, bahasanya rapi, bisa romance, politik juga bisa, semuanya bisa dan karyanya bukan sekadar karya gitu aja, ada nilai moral di dalamnya. Sebenarnya apa sih tipsnya bisa nulis cerita seperti itu?

    ReplyDelete
  14. Akun twitter : @heyrisna
    Link share tweet : https://twitter.com/Heyrisna/status/678291821483585536?s=09

    Penulis favorit, ya? Mbak Windry Ramadhina for sure! :D suka sekali dengan novel-novel mbak Windry yang menggelitik imajinasi dan perasaan saya. Hehe..
    Sebenarnya saya sudah pernah bertemu 1x dalam sebuah seminar di kampus. Tapi saat itu hanya bisa bicara, "wah, ngga nyangka ketemu mbak Windry dan bisa foto bareng" dan beberapa pertanyaan kecil yang (mungkin) tidak penting. Jika bisa bertemu di acara kepenulisan, saya ingin bertanya "bagaimana mbak Windry menggali ide cerita dan menciptakan konflik yang tak biasa untuk sebuah novel?" Karena setelah membaca postingan-postingan blog mbak Windry saya jadi penasaran seperti apa proses mbak Windry mengembangkan cerita melalui berbagai indera seperti yang diceritakan di salah satu postingan dalam blognya :)

    ReplyDelete
  15. @n0v4ip
    https://twitter.com/n0v4ip/status/678304730225881090

    Asri Tahir. Kalu bisa ketemu langsung yang ingin saya tanyakan adalah ini kak:
    Mbak Asri pasti pernah donk nemuin komentar-komentar yang gak enak dari pembaca. Pertanyaan saya adalah pernah gak sih mbak Asri tiba-tiba kehilangan mood saat menulis suatu cerita karena komentar2 negatif dari pembaca dan ada gak kiat-kiat yang mbak Asri lakuin untuk mengatasi bad mood setelah membaca komentar-komentar tersebut?

    Terima kasih kak Nana untuk giveaway nya ^^

    ReplyDelete
  16. @murniaya
    https://twitter.com/murniaya/status/678491407653408768

    Christian Simamora.

    Just a simple question: what or who is his muse?

    There must be something or someone yang bikin beliau konsisten menulis 1 genre seperti di seri #jboyfriend yang banyak digilai sehingga terasa begitu 'menggigit' ketika dibaca.

    ReplyDelete
  17. Twitter : @AuliaaRez
    Link Share : https://mobile.twitter.com/AuliaaRez/status/678553806368407552?p=v
    Jawaban :

    Penulis favorit? Ada dua penulis favoritku, yang pertama Tere Liye dan Orizuka. Tapi yang menurutku the best writer yaa tentu kak Tere Liye dong XD semua novel yang ia tulis ga pernah mengecewakan, dia penulis berbakat yang mempunyai sejuta ide menurutku dan kerennya dia bisa menyalurkan setiap kata menjadi suatu cerita yang benar-benar mancaayyyy. Setiap novel yang ia buat memiliki daya tarik tersendiri dan mampu mengaduk perasaan setiap pembacanya. Aku juga suka dengan tema yang ia ambil untuk novelnya. Serasa khas dengan diri beliau sendiri. Banyak moral yang beliau torehkan dalam tulisannya. Aku juga suka dengan kecerdasan yang ia miliki dan kecerdasan tersebut lagi-lagi ia tuangkan ke dalam tulisannya wuwuwu. Terkadang yang aku bingung, ia seorang pria namun ia mampu menjadikan tokoh utama yang notabenenya seorang wanita menjadi sosok karakter yang sangat hidup. Kak Tere Liye seperti menyelami tokoh wanita tersebut, beberapa novelnya memuat tokoh utama seorang wanita walaupun ada beberapa novelnya dengan tokoh utama pria juga. Aku selalu ingin menanyakan hal ini namun belum sempat, belum berjodoh bertemu dengan kakak ini soalnya:D Intinya aku akan langsung bertanya :

    "Bagaimana sih kakak bisa membangun tokoh utama seorang wanita, dengan sudut pandang dari wanita tersebut namun kakak sendiri bukan seorang wanita melainkan seorang pria? Mengapa kakak bisa mengerti setiap perasaan yang di alami seorang wanita seperti kakak menggambarkan perasaan wanita tersebut di dalam novel kakak?"

    Sekian, Arigatou Gozaimasu^^

    ReplyDelete
  18. Twitter : @HikariMio
    Link : https://twitter.com/HikariMio/status/678569151565160450

    Siapa pengarang Indonesia favoritmu dan kalau bisa bertemu dalam acara kepenulisan seperti KPP ini, apa yang kamu ingin tanyakan ke dia?

    Windry Ramadhina. Sejak baca karya Kak Windry yang berjudul Walking After You, bikin aku bener - bener kecanduan buat baca karya Kak Windry yang lainnya. Bahasa yang digunakan oleh Kak Windry lembut banget, kalo diibaratkan makanan sih, seperti soufflé cokelat #hihihi.

    Dan kalau sampai bisa bertemu dengan Kak Windry, banyak sih yang pengen aku tanyakan. Mulai dari pertanyaan paling nggak kreatif macam "Dari mana biasanya inspirasi yang Kak Windry peroleh dalam menuliskan sebuah novel? bisa juga pertanyaan "Mengapa memilih cinta sebagai tema novel - novel Kak Windry?", "Siapa penulis dalam dan luar negeri yang menjadi idolanya?" sampai pertanyaan "Apakah impian terbesar seorang Windry Ramadhina dalam dunia kepenulisan?"

    ReplyDelete

What is your thought?