Pages

Sunday, May 10, 2015

BLOG TOUR: LOVE FATE - REVIEW & GIVEAWAY!!!

Jumpa lagi di hari ke-7 Blog Tour LOVE FATE!!!!

Sudah siap untuk review dan giveaway? Pastinya dong yaaa...
Pastikan teman-teman sudah follow blog-blog host blog tour ini supaya nggak kelewatan giveaway novel Love Fate di masing-masing blog host.


REVIEW

Pengarang: Sari Agustia (Indscript Creative)
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2015
Halaman: 225
Harga: Rp. 43.800 (diskon jadi Rp. 35.040 di bukabuku)


Tessa Febriana Sasmita telah 5 tahun berumah tangga dengan Bhaskoro. Keduanya merupakan pasangan muda yang sibuk berkarier. Dari segi penghasilan, keduanya tergolong mapan. Punya rumah sendiri, kendaraan pribadi, dan juga tabungan berlibur. Sayang, yang sangat dinantikan, buah hati, justru tak kunjung datang.

Ketika menghadiri acara pernikahan adik Mas Bhas, Indah, di Malang, Tessa kembali harus menghadapi pertanyaan sinis ibu mertuanya seputar anak. Ibu mertua Tessa memang selalu merasa Tessa terlalu menomorsatukan kariernya. Selain itu, sang ibu mertua memang tidak pernah menyukai Tessa tanpa Tessa tahu alasannya. 

Tessa kemudian ingin hamil. Pergi ke Bandung demi menemui dokter kandungan yang dinilai bagus pun ia jalani. Sayang, Mas Bhas seperti kurang mendukung. Ia ogah-ogahan untuk diperiksa, seperti dia juga tidak menanggapi serius keinginan Tessa untuk memiliki buah hati. 

Apakah hanya Tessa yang menginginkan kehadiran seorang anak?


❤❤❤

Love Fate merupakan novel pernikahan yang mengangkat konflik setelah suami-istri berada pada zona nyaman mereka. Tidak seperti novel-novel pernikahan kebanyakan yang mengambil setting waktu persis setelah pesta pernikahan berlangsung dan mengangkat konflik seputar proses adaptasi si pasangan, Love Fate justru mengambil setting waktu 5 tahun setelahnya, yang menurut saya menarik banget; unik. Tessa dan Bhas, setelah 5 tahun hidup bersama, tentu telah saling mengenal dan kompromi dengan kekurangan satu sama lain, sebagaimana terlihat dari Bhas yang pengertian dengan kesibukan Tessa dan Tessa yang maklum dengan kecuekan Bhas. Terlihat membosankan, tapi nyaman untuk keduanya.

Kehidupan yang terlihat sempurna, sampai masalah anak kemudian menguak masalah-masalah yang selama ini tertutupi dan dianggap tidak ada. Saya mencoba untuk tidak spoiler, tapi saya mau bilang aja kalau ternyata masalah punya anak atau tidak ternyata bukan konflik utama dari kisah Tessa dan Bhas ini. Masalah anak hanyalah penyulut. Apa masalah lainnya? Silakan baca sendiri novelnya. Hehe *nyengir licik*

Sari Agustia menulis kisah Love Fate ini dengan sangat baik. Penulisan dan penyusunan alurnya rapi serta konflik digarap dengan hati-hati. Dan saya rasa, untuk pembaca yang sudah menikah namun belum mempunyai anak, sedikit banyak bisa merasa "nyambung" dengan Tessa dan Bhas. Walau tentu, saya harap konflik di rumah tangga mereka tidak serumit Tessa dan Bhas yaaa... Dan semoga kalian mendapatkan buah hati pada saat yang tepat :)

Karena cerita ini diceritakan dari sudut pandang Tessa, saya merasa bisa dengan cepat mengenali tipe orang seperti apa Tessa itu; kurang sabaran dan mudah tersulut. Sari Agustia berhasil menghidupkan Tessa dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Sayangnya, untuk karakter Bhas, Ambu, Ibu, dan lain-lain, saya hanya kenal dari cerita Tessa mengenai mereka. Memang sih kekurangan cerita dengan menggunakan sudut pandang satu orang ya seperti itu, tokoh lainnya bisa terasa jahaaat sekali atau baiiik sekali tergantung dari pendapat si pencerita terhadap orang itu. Tapi saya merasa dalam cerita ini Bhas dan Ibu kurang mendapatkan keadilan. Ada beberapa bab di mana Bhas mendapat kesempatan sebagai pencerita, namun saya rasa porsinya kurang.

Sebagai penutup, Love Fate merupakan novel yang sangat menarik dan pantas dibaca, apalagi kalau kamu sudah menikah dan masih menunggu buah hati. Ada pelajaran yang bisa dipetik dari kisah pernikahan Tessa dan Bhas, selain tentu jalan ceritanya yang menarik untuk diikuti. 


---*---*---*---*---*---*---*---

GIVEAWAY

Sekarang, saatnya bagi-bagi 1 buku Love Fate untuk teman-teman pembaca yang beruntung.

Caranya:

  1. Peserta berdomisili di Indonesia.
  2. Follow blog ini bisa via Google+, E-mail, NetworkedBlog atau Facebook Page (ada di sidebar yaa).
  3. Beri komentar posting blog tour Love Fate di Glasses and Tea (di sini atau di sini), Too Early (di sini atau di sini), dan Desty Baca Buku (di sini atau di sini), masing-masing blog minimal 1 komentar dan jangan spam ya. 
  4. Tweet di twitter-mu:  Dapatkan 1 buku #LoveFate karya @TIAsariagustia @elexmedia @IndscriptCo di blog @_marsh113_ http://glasses-and-tea.blogspot.com/2015/05/blog-tour-love-fate-review-giveaway.html".
  5. Berikan pendapatmu soal "adopsi anak sebagai jalan keluar masalah memiliki keturunan bagi suami-istri" di komentar pos ini.
Kriteria penilaian pemenang adalah di jawaban terbaik untuk pertanyaan nomor 5. Jawaban bisa pro maupun kontra. Namun, setelah jawaban terpilih, saya akan mengecek kelengkapan syarat nomor 1-3. Pastikan akun twitter-mu terbuka untuk publik dan saya bisa mengeceknya yaa.

Format komentar jawaban di komentar pos ini:
Nama atau e-mail yang kamu gunakan untuk follow Glasses and Tea:
Nama yang kamu gunakan untuk komentar di blog hosts:
Akun twitter dan link tweet giveaway:
Pendapat:

Giveaway berlangsung sampai tanggal 17 Mei 2015 dan pemenang akan diinformasikan di blog ini dan twitter saya, @_marsh113_.  

Daaan... Untuk teman-teman yang sudah beli buku Love Fate dan membacanya, jangan cemberut dulu karena Sari Agustia juga mengadakan lomba review novel Love Fate. Langsung yuukkk ke blognya!!

SEMOGA BERUNTUNG!! 

----------------------------
Hallo teman-teman,

Sepertinya ada kebingungan dengan cara ikutan giveaway Blog Tour Love Fate ini nih.
Jadi, untuk di blog ini, silakan mengikuti persyaratan nomor 1-4 terlebih dahulu. Jika sudah, baru jawab pertanyaan nomor 5, yang diposkan sebagai komentar di pos ini dengan format komentar di atas. Jadi, jawaban atas pertanyaan nomor 5 bukan dijawab di pos yang lain atau di blog yang lain yaa..

Dan untuk ketentuan memberikan komentar di posting Blog Tour blog lain, kalian bisa mempergunakan komentar yang sama untuk memenuhi persyaratan giveaway di blog yang lain (Too Early dan Desty Baca Buku).

Kalau ada pertanyaan, silakan ditanyakan di komentar pos ini ya.

11 comments:

  1. Nama/email yg buat ngefollow : khusnulalsyafia@gmail.com
    Nama yg buat coment: khusnul / khusnul alsyafia
    Akun twitter/ link: @imahrena / https://twitter.com/imahrena/status/597242827144171520
    Pendapat :
    haaahh berat pertanyaanya :p
    Klw nenurutku sih iya, soalnya apa? Jalan terbaik dari pada harus nikah lagi atau bayi tabung. Kasihan salah satu pasangan nya ntar klw sampe itu terjadi. Akan ada hati yg tersakiti, sedangkan mereka aja udh sakit berada diposisi tidak bisa memiliki anak. Tapi kembali lagi, itu sudah takdir dari-NYA yg mau gk mau harus kita terima dan jalanin. Mengadopsi mungkin pilihan sulit juga, terutama buat mereka yg memiliki kelurga besar. Bakal ada pro dan kontra itu pasti, karna banyak kepala otomatis bnyak pendapat. Terlepas begitu balik kediri kita masing2, jika mampu dalam hal apapun dan keingan yg kuat buat punya anak knp engga. Sesuatu hal kedepannya kita tidak pernah tau, jalanin apa yg menurut kalian baik dan sesuai kata hatimu. Jika pasangan bisa menjembatani ketika perasaan ingin menjadi orang tua telah ada dibanding keinginan untuk hamil, itu merupakan tanda yang tepat untuk memutuskan mengadopsi anak,” kata Applegarth, seperti dikutip laman webmd.com.

    ReplyDelete
  2. Nama/e-mail untuk follow : Wening Purbawati / dabelyu_phi@yahoo.com
    Nama untuk komentar di blog hosts: dabelyuphi
    Akun twitter dan link: @dabelyuphi / https://twitter.com/DabelyuPhi/status/597539415460839426
    Pendapat:
    wah, pertanyaan berat ini..
    umm.. menurut buku yang pernah aku baca, melahirkan seorang anak itu gak harus selalu melalui rahim sendiri, tapi bisa juga melahirkan melalui hati yaitu dengan adopsi. daripada salah satu pasangan mungkin harus nikah lagi dan pada akhirnya akan menyakiti perasaan yang lainnya.
    meskipun sekarang ini sudah lebih canggih dengan adanya metode bayi tabung atau yang lainnya, jika takdir sudah memutuskan pasangan tersebut tidak bisa mempunyai keturunan sendiri, yah.. bagaimana pun mereka harus legowo.. begitupun dengan keluarga mereka yg lain. karena di luar sana, selain banyak orang tua yang tidak bisa mempunyai anak, lebih banyak lagi anak-anak yang tidak punya orang tua dan membutuhkan kasih sayang mereka.

    ReplyDelete
  3. Nama atau e-mail yang kamu gunakan untuk follow Glasses and Tea: Aya Murning - ayamurning@gmail.com

    Nama yang kamu gunakan untuk komentar di blog hosts: Aya Murning

    Akun twitter dan link tweet giveaway: @murniaya - https://twitter.com/murniaya/status/598034561109372928

    Pendapat:
    Aku mau bahas sekilas tentang tema novelnya sekaligus jawab pertanyaan buat giveaway-nya. :)
    Berhubung aku belum menikah, aku nggak bisa sepenuhnya mengerti apa arti kehadiran anak bagi sepasang suami istri. Tapi aku coba membayangkan jika aku sendiri yang berada di posisi itu. Satu hal pertama yang terlintas di benakku adalah tentunya rasa gondok dengan orang-orang sekitar, terutama tetangga yang nggak hentinya nanyain, "kapan punya anak?" padahal yang ditanya itu nikahnya juga belum berapa lama. Itu sih yang sering aku lihat sendiri.
    Balik lagi ke tujuan menikah itu sendiri. Selain untuk menjalankan sunnah dan menyempurnakan agama (bagi umat Islam), tujuan lainnya adalah reproduksi. Ini sih alasan yang kutemui di pelajaran biologi. Pertanyaan dasarnya gini deh, ngapain nikah/kawin kalau nggak mau punya anak? Yekan? Orang-orang pada bilang kalau kehadiran anak adalah pelengkap suatu keluarga, apalagi tingkah anak kecil itu yang bisa bikin orangtuanya nggak berhenti tersenyum. Aku merasa jika aku sudah berstatus istri maka status istri itu terasa useless kalau nggak dilengkapi dengan embel-embel ibu. Nggak bisa nyangkal juga sih tiap pasangan suami istri pasti ingin memenuhi keinginan orangtua dan mertua untuk memberikan cucu yang lucu.
    Buat yang sulit punya anak dan akhirnya mengadopsi, menurutku itu hal yang sah-sah saja selama prosedur yang berlaku serba dipenuhi. Toh agama tidak melarang itu dan hukum memperbolehkan itu. Bukan keinginan dari seseorang itu untuk tidak mampu memiliki anak, ini dalam arti ia ingin punya anak tapi sayangnya tidak kunjung mengandung. Daripada saling menyalahkan siapa yang, maaf, mandul atau tidak subur yang akhirnya malah memperkeruh suasana rumah tangga, lebih baik dengan jalan keluar seperti adopsi anak. Karena aku perempuan, aku lebih milih adopsi anak aja deh daripada ngebiarin suami kawin lagi. Dak kuat ambo! :((( Tapi ini tentunya juga harus ada kompromi dan persetujuan dari pihak orangtua dan mertua. Karena bagaimana pun anak itu nanti akan jadi cucu mereka.
    Kalau mau kasarnya nih, kadang suka terlintas niat bahwa tindakan adopsi anak adalah aksi pembungkaman para mulut nyinyir supaya berhenti nanya ini itu lagi. Supaya mereka bisa berpikir sendiri mengapa dan apa makna atau tujuan jika seseorang melakukan adopsi. Itu sih kalau mereka emang pinter pasti bisa mikir dan berhenti nanya-nanya lagi.
    Meski aku belum menikah apalagi punya anak, tapi sedikitnya kini aku menyadari rasa sepi kalau nggak punya 'asuhan' karena sebelumnya aku melihara kucing tapi sekarang udah hilang. Aku jadi ngebayangin kalau pasangan suami istri yang ngalamin sepi itu. Tentu mereka butuh subjek lain untuk menumpahkan rasa sayangnya selain ke si pasangan.
    Sebenarnya fenomena adopsi anak bukan hal yang asing lagi bagiku. Tetangga sebelah dan budheku sendiri melakukan adopsi karena nggak kunjung dapat anak, tapi alhamdulillah dengan kehadiran si anak adopsi itu justru membuat keluarga mereka jadi lebih berwarna.
    Jika memang adopsi adalah celah supaya membuat suatu keluarga jadi lebih bahagia dan tidak ada norma yang melarang, ya mengapa tidak? :)

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Nama atau e-mail yang kamu gunakan untuk follow Glasses and Tea: mawarhs12@gmail.com
    Nama yang kamu gunakan untuk komentar di blog hosts: Ria / Mawar Hs
    Akun twitter dan link tweet giveaway: @goodenoughoks
    https://twitter.com/goodenoughoks/status/598814624192991233

    Pendapat:
    "adopsi anak sebagai jalan keluar masalah memiliki keturunan bagi suami-istri"
    Aku sering mendengar ini, tapi akhirnya aku tahu sendiri karena pengalaman temanku
    setelah 5 tahun lebih menikah mereka tidak dikaruniai anak, lalu temanku ini
    memutuskan untuk mengadopsi anak, yang mereka adopsi dari salah satu keluarga mereka sendiri
    pertama mereka mengadopsi anak laki2, kedua mereka mengadopsi anak perempuan
    dan setelah 7 tahun pernikahan dan mengadopsi setidaknya selama 2 tahun, akhirnya
    mereka dikaruniai anak, darah daging mereka sendiri.
    Melihat keluarga ini aku sangat senang, karena mereka saling sayang dan temanku - sang ayah -
    benar-benar giat mencari nafkah, rejekipun mengalir karena anak-anak ini, sang ayah benar-benar
    memegang amanah begitu pula dengan istrinya :)
    Aku setuju kalau suami istri mengadopsi anak entah apapun alasannya, asalkan mereka
    memperlakukan seorang anak dengan baik layaknya darah daging mereka sendiri, dan mereka mampu
    memberikan kasih sayang lahir dan batin, mampu membiayai mereka sampai mereka siap untuk bekerja
    dan menghadapi dunia :)

    ReplyDelete
  6. Nama atau e-mail yang kamu gunakan untuk follow Glasses and Tea: Rina Eko Wati / rinaeko87@gmail.com
    Nama yang kamu gunakan untuk komentar di blog hosts : Hikari Mio
    Akun twitter dan link tweet giveaway : @HikariMio [https://twitter.com/HikariMio/status/599546454718353409]

    Pendapat : "adopsi anak sebagai jalan keluar masalah memiliki keturunan bagi suami-istri"
    Sebenarnya sah-sah aja, asalkan pasangan suami istri itu siap sih! Mengadopsi anak itu bukan perkara yang mudah, tentu saja. Pasti akan banyak sekali pertentangan-pertentangan dari pihak kedua keluarga karena kebanyakan orang tua selalu menginginkan cucu yang memang darah daging sendiri bukan adopsi. Tapi selama pasangan suami-istri tersebut menginginkannya, siapa yang bisa melarang. Toh mereka sudah setuju dan akan menanggung konsekuensi jika terjadi hal buruk karena mengadopsi anak. Lagi pula mengadopsi anak itu bisa membuat seorang istri bisa hamil. Ya, saya mempercayai teori itu karena memang di kota saya ada yang pernah mengalaminya.

    ReplyDelete
  7. - Nama atau e-mail yang kamu gunakan untuk follow Glasses and Tea:
    Rohma Azha / ag3ntc0dyb4nk5@gmail.com

    - Nama yang kamu gunakan untuk komentar di blog hosts:
    Rohma Azha

    - Akun twitter dan link tweet giveaway:
    @Sii_Rohmaazha05
    Link Tweet : https://twitter.com/Sii_Rohmaazha05/status/599795911741480961

    - Pendapat:
    Mengenai "adopsi anak sebagai jalan keluar masalah memiliki keturunan bagi suami-istri"

    Saya setuju sekali, karena hal tersebut bisa memancing/memicu untuk kehamilan para pasutri yang belum dikarunia anak. Hal tersebut pernah terjadi pada salah satu tetangga jauh saya. Mereka sudah menikah lama, bisa dibilang, mereka cukup umur, mereka juga mengadopsi anak dari salah satu saudara. Hingga keajaiban pun datang, saat pernikahan mereka yang ke-11 tahun, mereka dikaruniai seorang anak, seorang bayi perempuan cantik.
    Maka dari itu, saya sangat setuju sekali dengan jalan keluar yang diambil para pasutri dalam mengadopsi anak untuk meneruskan garis keturunan mereka. Pun demikian, hal yang terkait dengan mengadopsi anak pun, sudah marak di kalangan masyarakat.
    Asal pasutri tersebut juga harus siap dengan segala macam perdebatan yang akan mungkin mereka terima diluar sana. Apapun yang akan mereka terima nantinya dengan keputusan tersebut, mereka juga harus siap dengan segala konsekuensi yang akan mereka terima.

    ReplyDelete
  8. Nama atau e-mail yang kamu gunakan untuk follow Glasses and Tea: riezqha92@gmail.com.
    Nama yang kamu gunakan untuk komentar di blog hosts: riezqha n.h dan rizqa nurul hidayanti
    Akun twitter dan link tweet giveaway: @nurul_rizqa/ https://twitter.com/nurul_rizqa/status/599934021678706688
    Pendapat: Tidak ada salahnya untuk mengadopsi anak ^^ Mengadopsi bukan berarti kita menyerah loh, malahan itu tanda kita sedang berusaha, berusaha menjaga titipan Tuhan yang dengan sepenuh hati itu adalah tanda penentian kita dan rasa syukur. Bukankah anak adopsi itu memiliki nasib yang sama dengan pasangan yg tak memiliki anak??? mereka sama-sama tak bisa bersama dengan orang yang dicintai. karena kesamaan inilah, saling menjaga dan saling mengasihi menjadi jalan kelua terbaik. Toh... norma dan nilai di negara kita tak melarangnya ^^

    ReplyDelete
  9. Nama atau e-mail yang kamu gunakan untuk follow Glasses and Tea: lina.riyanty@gmail.com (follow google+)
    Nama yang kamu gunakan untuk komentar di blog hosts: Lina Riyanty
    Akun twitter dan link tweet giveaway:https://twitter.com/arynity/status/599938373529116672
    Pendapat:

    Jujur, masalah anak emang rumit. Mungkin balik dulu ke awal yaitu, apa tujuan seseorang menikah? Kalau untuk mendapatkan keturunan, saya sarankan masing-masing pasangan untuk cek kesehatan dan kesuburan dulu sebelum menikah, jadi kalau ada indikasi sulit punya anak karena kondisi pasangan, mungkin bisa re-thinking untuk menikah (saya tau kedengarannya hal itu tidak berperasaan, tapi daripada jadi problema sesudah menikah, mengingat di negara ini bukan cuma individu saja yang menikah tapi juga keluarganya).

    Saya juga no comment kalau menikah karena tuntutan lingkungan atau keluarga atau agama.

    Saya lanjut, kalau menikah karena cinta dan siap hidup dalam suka dan duka bersama pasangan dan ternyata salah satu pasangan mandul, dan baik suami atau istri menginginkan anak dan memutuskan adopsi, mungkin balik ke pertanyaan, apa tujuan mereka punya anak?

    Kalau tujuan adopsi anak untuk pancingan (supaya dikarunia anak kandung) atau investasi (jadi nanti kalau sudah tua ada yang merawat ortunya) saya sarankan tidak usah adopsi karena saya tipe orang yang melihat segala sesuatunya melalui ketulusan atau tanpa pamrih. Dan kalau ternyata harapan (kehendak) mereka tidak tercapai, apa yang akan mereka lakukan dengan si anak angkat?

    Tapi kalau alasan punya anak karena memang menginginkankan seorang manusia mungil untuk dirawat, diberi kasih sayang, dididik dan melanjutkan garis keturunan maka silakan adopsi.

    Dengan beberapa catatan:

    1. Seandainya ortunya dikarunia anak kandung oleh Tuhan suatu saat nanti, ortunya tidak boleh membedakan dalam memberikan kasih sayang kepada anak angkat dan anak kandungnya.

    2. Disetujui dan direstui oleh kedua keluarga besar. Karena seandainya terjadi suatu musibah yang menimpa kedua ortunya, misal meninggal dunia, mau tidak mau anak adopsi harus dirawat oleh pihak sanak saudara dari keluarga besar. Bayangkan kalau keluarga besar tidak setuju, tentunya akan berat keadaan si anak angkat ini. Saya tahu karena, om saya juga ada adopsi anak karena tidak dikaruniai anak kandung, dan dari pihak keluarga besar banyak yang tidak setuju dan tidak suka.

    3. Sehat finansial. Ini jelas yah alasannya.

    Jadi jawaban setuju saya relatif atau melihat alasan untuk memiliki anak tersebut.

    ReplyDelete
  10. -Nama atau e-mail yang kamu gunakan untuk follow Glasses and Tea:
    erdinayunianti21@gmail.com

    - Nama yang kamu gunakan untuk komentar di blog hosts:
    Erdina Yunianti

    - Akun twitter dan link tweet giveaway:
    @Dinnaaa_27 || https://twitter.com/Dinnaaa_27/status/599945647165284352

    pendapatmu soal "adopsi anak sebagai jalan keluar masalah memiliki keturunan bagi suami-istri"?
    pendapat : ngak ada salahnya juga untuk mengadopsi anak selama masih sah-sah saja :) siapa tau dengan mengadopsi anak dapat memicu kehamilan, tapi yang terpenting dalam mengadopsi anak adalah kita harus tau konsekuensinya seperti sang anak harus terjamin kehidupn sehari-harinya, biaya pendidikan dan sebagainya beralih tanggungjawabnya dari orang tua asal kepada orang tua angkatnya :) so adopsi anak, mengapa tidak?

    ReplyDelete

What is your thought?