Akhir tahun itu paling asyik emang mengenang apa yang sudah terjadi selama setahun yang sudah lewat. Yaaah... Walau di kehidupan secara umum saya bilang tahun 2015 adalah tahun yang cukup berat, dalam area perbukuan, banyak hal menyenangkan tahun ini. Banyak buku seru yang saya baca--bukan hanya cerita yang menarik, saya pun banyak mendapatkan pelajaran hidup dari buku-buku yang saya baca. Dan tentu saja saya bersyukur karenanya.
Berikut adalah 5 buku terbaik yang saya baca di tahun 2015 beserta alasannya:
Buat saya yang bukan muslim, mungkin apa yang dijalani Naina terasa asing--dijodohkan tanpa mengenal laki-laki calon pendamping hidupnya lebih dulu, kemudian mencoba menerima pasangan hidupnya dengan ikhlas. Buat saya, pengenalan akan calon pendamping hidup sebelum memutuskan untuk menikah itu mutlak perlu. Tapi, saya setuju mengenai pandangan bahwa pernikahan adalah proses belajar yang terus-menerus. Naina, walau sangat naif, mencoba belajar dan mengenal suaminya, Rizal, dengan sungguh-sungguh. Banyak kesalahpahaman yang terjadi karena ketidakmampuannya untuk menyuarakan pendapat dan perasaannya, tapi semua memberinya pelajaran yang berarti.
Aduh buku ini yang membuat saya berkaca-kaca di Transjakarta. Bercerita tentang Rose, yang baru saja kehilangan ibunya. Keluarga Rose berantakan sejak ibunya meninggal karena kanker, terutama ayah Rose yang menjadi pemabuk. Seorang diri--karena kakaknya sudah kuliah dan tinggal jauh dari rumah--Rose berusaha membereskan masalah keluarganya. Ibu Rose mewariskan survival kit, kantong berisi hal-hal yang dapat digunakan Rose untuk mengatasi kehilangannya, dan satu per satu, benda itu menolong Rose. Ide survival kit berasal dari pengalaman penulis sendiri. Ketika ibu penulis meninggal dunia, ibu penulis meninggalkan survival kit itu. Manis banget ya!
Buku ini cocok banget dibaca untuk semua umur, karena, berapa pun usia kita, ditinggal ibu itu tetap sesuatu yang berat. Mungkin kita bisa belajar dari kisah Rose.