Sunday, February 2, 2014

Skenario Remang-Remang

Pengarang: Jessica Huwae
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2013
Halaman: 179

Skenario Remang-Remang merupakan buku kumpulan cerpen dari Jessica Huwae, pengarang yang baru saya dengar namanya ketika menerbitkan buku ini. Padahal, ternyata yang bersangkutan sudah menelurkan dua novel sebelumnya. Kenapa judulnya pakai Remang-Remang? Mungkin karena yang disorot di cerpen-cerpen dalam buku ini adalah dunia yang sifatnya remang-remang, yang berada di sisi terdalam manusia dan enggan ditunjukkan di permukaan. Ini menurut saya lho ya, karena kenyataannya ada satu cerpen di buku ini yang berjudul sama. Tapi memang, keempat belas cerita dalam buku ini memang memiliki nuansa "dark" dan sedih.

Beberapa kisah yang cukup berkesan untuk saya:
  1. Resep Rahasia Tante Meilan, yang menceritakan misteri keahlian tante Meilan membuat mie ayam yang lezatnya tiada tandingan. Saya dibuat ngiler ketika membaca kisah ini sehingga harus membuat mie goreng dan memakannya terlebih dahulu *apa sih Na??*
  2. Gate 4, yang boleh menjadi inspirasi para penulis atau calon penulis ketika mengalami writer's block.
  3. Semangkuk Salad dan Setumpuk Kenangan Saat Jam Makan Siang, yang para tokohnya ternyata ex-aktivis Reformasi. Jadi apa mereka sekarang, setelah lebih dari 10 tahun Era Reformasi berjalan?
Hanya tiga? Ya, karena sejujurnya, kebanyakan cerita menurut saya cukup "maksa". Maksa untuk berakhir tragis. Maksa untuk berakhir ironis. Akhirnya, saya malah merasa cerita-cerita itu kurang menyentuh dan kurang efek kejutnya, seperti yang biasa saya dapatkan dari membaca cerpen. Memang kekuatan utama tulisan Jessica dalam novel ini adalah bagaimana Jessica meramu kejadian-kejadian di dunia nyata--seperti misalnya kehidupan korban kerusuhan masa Reformasi, kehidupan masyarakat nelayan di Saparua, dan sebagainya--dengan isi pikiran yang ia ingin sampaikan kepada pembaca. Namun tetap, perasaan terlalu dipaksakan itu tidak bisa lepas dari benak saya sepanjang membaca buku ini.

Satu lagi yang saya rasa cukup mengganggu adalah kesalahan penggunaan kata "mengacuhkan" di beberapa tempat serta beberapa kesalahan penulisan. Sebenarnya jumlahnya tidak banyak, namun mungkin karena saya sudah tidak menikmati ceritanya, maka cacat teknis sekecil ini pun sudah membuat saya kesal.

Sebagai penutup, buku Skenario Remang-Remang mungkin memang bukan bacaan yang tepat untuk saya. Namun, jika kamu memang tertarik untuk membaca buku ini, kamu bisa menemukan review yang lebih baik dari beberapa pembaca lain [DI SINI].

9 comments:

  1. Udah pernah ngikutin linimasanya Mbak Jessica buat dapat buntelan, sayangnya belum dikasih kesempatan buat dapat Skenario Remang-Remang ini. Aku sih pernah baca reviewnya dari beberapa member BBI yang lain, entahlah... mungkin aku kurang terlalu greget sama buku yang nuansanya 'dark' atau sedih gitu, suka sedih kalau harus nangis, takut dikatain sama temen-temen cuma gegara buku doang nangis :'(

    Aku suka sacara Kak Nana buat menjelaskan kekurangan bukunya, menurutku jujur dan nggak kerasa dibuat-buat. Pelajaran juga buat penulis biar lebih baik ke depannya :D

    @asysyifaahs

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks ya. Banyak sih yang suka dengan cerita-cerita di buku ini, tapi kayaknya nggak cocok dengan seleraku. Nggak bakal bikin nangis kok btw

      Delete
  2. Pertama pengen ikutan nimbrung komen tentang cover bukunya ... nih kalau buku ada di perpus sekolah , jarang pasti yang ngambil soalnya sampulnya gak teenager bingits . hoho . dan awalnya gak nyangka juga ini cerpen
    dan yang kedua soal isi sih .. seperti review ini , Maksa untuk berakhir tragis. Maksa untuk berakhir ironis. memang males banget kalau baca yang beginian , gak tau alasannya kenapa eh main cut cut ending gitu .... tapi pengen sih ngerasain baca langsung nih cerpen ... mana tau mood lagi baik buat baca nih cerpen

    @ayistia11

    ReplyDelete
  3. Awalnya aku pikir ini novel loh, ternyata cerpen :-)

    ReplyDelete
  4. covernya kurang bagus,sederhana banget maunya agak di decor sikit lagi biar menarik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya? Kalo menurutku sih bukannya sederhana, tapi bingung mengaitkan cover dengan isinya.

      Delete
  5. dari dulu pengen buku ini karena ada temen yang rekomen. sayang di toko buku kotaku ga ada buku ini. aku penasaran sama Gate. soalnya aku suka nulis dan kadang kena writer block juga. Ga gampang keluar dari writer block kecuali dipaksain karena deadline.

    ReplyDelete

What is your thought?