Pengarang: Sofi Meloni
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2015
Jumlah Halaman: 272
PERHATIAN: BUKU DEWASA
Ayu bekerja sebagai teman tidur seorang lelaki misterius karena lelaki itu merupakan penawar harga tertinggi ketika ayah tiri Ayu menjual gadis itu di bar untuk mendapatkan uang. Namun demikian, Ayu tidak keberatan karena lelaki itu tidak banyak bicara dan memperlakukannya dengan baik, dalam arti selain hal yang telah disepakati, lelaki itu tidak pernah meminta lebih, tidak pula menanyakan perihal kehidupan pribadi Ayu. Selain itu, Ayu menyukai apartemen lelaki itu, yang bernomor 1109. Kehidupan di rumah yang sangat berat membuat Ayu menemukan rumah baru di apartemen 1109.
Benny Kurniawan katanya. Apakah ini artinya ia bukan lagi sekadar orang asing lagi?
Segala hubungan profesional itu mulai menyentuh daerah pribadi ketika Ayu menemukan lelaki itu nyaris tak sadar karena demam tinggi. Ayu lalu membawa lelaki itu ke rumah sakit dan menungguinya. Dari situ, ia mengetahui kalau lelaki itu bernama Benny Kurniawan. Ia juga berkenalan dengan teman-teman Benny. Dan kemudian, ia pun mengetahui kalau Benny dulu pernah memiliki kekasih yang mengkhianatinya, yang memiliki postur tubuh mirip Ayu, dan bahwa Benny ingin membalas dendam dengan menyakiti perempuan itu.
Apa yang harus kulakukan setelah semua ini berakhir?
Pertanyaan itu yang terus saja menghantuiku. Meski memalukan, aku harus mengakui kalau aku sudah telanjur nyaman berada di sini bersamanya. Tidak peduli dengan begitu banyak hal buruk yang terjadi karenanya, hati kecilku selalu percaya kalau tempat ini dan dirinya telah menjadi harapan tersendiri bagiku.
Ayu tahu bahwa kedekatannya dengan Benny tidak akan abadi; bahwa itu semua suatu saat akan berakhir. Dan semakin Ayu dekat dengan Benny, semakin Ayu takut tersakiti lebih dalam. Bagaimana akhir kisah mereka?
Hidup bersamanya seperti bom waktu yang berhenti pada detik 00:01.
♡♡♡♡♡
Jadi begini. Sofi Meloni yang mengarang buku ini adalah teman sekantor saya. Selama ini, saya tahu sih kalau dia suka menulis. Tapi, mengingat orangnya sangat humoris dan polos, saya terus terang kaget dan tidak menyangka kalau karyanya akan sesendu dan juga sedewasa ini. Hehehe.. *Penasaran dengan reaksi bosnya Sofi yang bule itu kalau dia baca buku ini.* Tapi biar gimana juga, saya mau bilang kalau saya salut dengannya.
Saya suka cerita Stay with Me Tonight. Walau misalnya Sofi bukan teman saya, saya juga pasti akan suka. Secara cerita, mungkin temanya akan terasa fairy tale pasaran banget (cewek miskin ketemu pangeran kaya, dst. dst. Happily ever after. The end). Tapi penggarapannya tidak demikian. Saya suka bagaimana Sofi menghidupkan karakter Ayu. Ayu tampil sebagai perempuan yang tidak banyak bicara, realistis, namun juga ingin sebisa mungkin memperpanjang mimpinya--ia menganggap hidupnya di tempat Benny adalah mimpi yang semakin hari semakin menariknya lebih dalam, tapi Ayu sadar kalau suatu hari ia akan harus terbangun. Perdebatan batinnya sangat terasa. Selain itu, Ayu tidak tampil cengeng dan minta dikasihani. Sebaliknya, Benny sebagai counterpart Ayu, terasa sinis dan getir. Walau sebenarnya ia sudah memiliki perasaan terhadap Ayu, tetap saja ketika Ayu mendadak menghilang, alih-alih menanyakan ke mana Ayu pergi, ia malah memanasi Ayu dengan mencari pengganti atau mengancam akan mencari pengganti. Namun, apa yang sebenarnya Benny rasakan akan diketahui pembaca kemudian, karena di beberapa bab terakhir, cerita beralih menggunakan sudut pandang Benny. Oh iya, sebelumnya, cerita ini diceritakan dari sudut pandang Ayu.
It's a bitter sweet love story, dengan karakterisasi yang kuat. Agak mengingatkan saya dengan film Pretty Woman-nya Julia Robert dan Richard Gere yang sampai sekarang masih saya tonton kalau diputar di televisi. Salah satu film romantis favorit saya. Namun demikian, ada juga beberapa hal yang saya rasa masih "nyangkut". Misalnya, berapa penghasilan Benny per bulan dan berapa bayaran Ayu per malam. Masalahnya, si Benny ini sepertinya hanya karyawan di perusahaan advertising, bukan pemilik, tapi sepertinya uangnya unlimited. Lalu saya juga sebenarnya berharap kalau ending-nya tidak secepat itu. Tapi, saya tidak tahu juga kalau memang harus dipanjangkan, akan jadi setebal apa bukunya (walau sebenarnya kalau lebih tebal juga saya tidak keberatan kok bacanya--karena bukunya memang menarik dan asyik dibaca).
Daan... soal peringatan buku dewasa yang saya tulis di atas, sebenarnya tidak ada adegan seksual eksplisit di buku ini, jadi aman aja dibaca buat kamu yang masih merasa tidak nyaman membaca adegan seksual secara mendetail. Pendekatannya lebih emosional dan tersirat, yang menjadi poin plus buat saya. Tapi, mengingat temanya, saya sih merasa kalau buku ini akan lebih tepat dibaca oleh pembaca dewasa.
Kesimpulannya, jika kamu suka baca buku romance dewasa dengan karakterisasi yang kuat, ditambah kamu suka Pretty Woman kayak saya, coba deh baca buku ini. Mumpung masih hangat dan gampang ditemui di toko buku :)
aku suka bagian Ayu dan Ben (nggak terlalu suka dengan nama Benny XD) saling nggak tau identitas satu sama lain, lebih bikin penasaran kelanjutannya gimana. Dan setuju juga, aku kira Ben itu kaya raya, punya perusahaan sendiri, ternyata cuma pegawai, tapi nggak terlalu jadi masalah juga sih, hahahaha
ReplyDelete