Pengarang: Julia Quinn
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2008 (asli), cet 4 2019 (terjemahan bahasa Indonesia)
Halaman: 392
Novel ini sebenarnya adalah kisah paralel dari novel The Lost Duke of Wyndham, yang bercerita tentang Jack Audley, seorang perampok bekas tentara Inggris yang ternyata merupakan ahli waris gelar Duke of Wyndham, dan Grace Eversleigh, pendamping Dowager Duchess of Wyndham. The Lost Duke of Wyndham sudah pernah saya baca di aplikasi IJak tapi karena ceritanya tidak begitu berkesan, maka saya tidak begitu mengingatnya dan hampir melupakan Mr Cavendish, I Presume kalau saja saya tidak mendapatkan voucher ulang tahun dari Gramedia yang hampir kedaluwarsa yang harus saya belanjakan saat itu juga. Dan untung saya membeli novel ini karena saya sangat menyukainya!
Seperti saya bilang sebelumnya, kisah dalam novel ini paralel dengan kisah pada The Lost Duke of Wyndham, namun mengambil sudut pandang Amelia Willoughby, gadis yang telah ditunangkan dengan Duke of Wyndham saat itu, Thomas Cavendish, sejak masih balita. Amelia adalah putri kedua dari Earl of Crowland dan tidak memiliki saudara pria--yang berarti gelar Crowland akan habis di tangan ayahnya. Amelia dan saudari-saudarinya harus menikahi bangsawan ternama dan kaya raya untuk kesejahteraan hidup mereka dan tentu saja, Amelia sangat beruntung. Thomas adalah satu-satunya ahli waris Wyndham yang tersisa, sangat tampan dan kaya raya. Sayangnya, Thomas sangat dingin dan tidak pernah memandang Amelia lebih dari sekadar sopan-santun. Padahal usia Amelia telah menginjak 21 tahun dan siap menikah.
Thomas selalu sibuk mengurus tanahnya. Ia adalah tuan tanah yang bertanggung jawab dan dihormati. Namun sejarah buruk pernikahan kedua orang tuanya membuatnya malas memikirkan pernikahan, sampai di suatu malam pesta dansa, Amelia yang sebelumnya hanya ia anggap sebagai tanggung jawab yang kelak harus ia ambil alih, menunjukkan sisi menariknya dan Thomas mulai berpikir bahwa mungkin menikahi Amelia bukanlah sesuatu yang buruk.
Tiba-tiba suatu insiden perampokan terjadi dan neneknya, sang Dowager, malah meyakini si perampok, Jack Audley, sebagai cucunya dari anak keduanya, John, yang meninggal karena tenggelam di Irlandia. Jack kemudian datang ke Belgrave, kediaman Duke of Wyndham, dan melihat sendiri kemiripan dirinya dengan lukisan mendiang John Cavendish. Ia tinggal membuktikan bahwa pernikahan John Cavendish dan ibunya yang orang Irlandia dilangsungkan secara sah, maka gelar Duke of Wyndham akan berpindah dari tangan Thomas kepadanya, karena Thomas adalah anak dari adik John Cavendish. Jack, yang menyukai kebebasan, menolak mentah-mentah gelar tersebut, tapi Thomas yang berintegritas tidak bisa terus memegang gelar tersebut jika memang bukan miliknya. Namun demikian, kegalauan di hati Thomas tidak terelakkan. Wyndham adalah gelar yang dimilikinya sejak lama, dia yang merawat seluruh harta Wyndham dengan segenap hati dan pikirannya. Kehilangan Wyndham berarti kehilangan jati dirinya.
Sehabis mabuk-mabukan, tanpa disangka Thomas bertemu lagi dengan Amelia dan wanita yang tidak pernah dipandangnya walau sebelah mata itu secara mengejutkan malah mengurusnya tanpa merasa takut. Ia malah langsung akrab dengan teman kecil Thomas yang memiliki ramuan penghilang mabuk sekaligus pemilik penginapan yang biasanya tidak akan dikunjungi seorang bangsawan, Harry Gladdish. Thomas melihat sisi lain Amelia dan jatuh cinta padanya. Namun, Amelia dijodohkan dengan Duke of Wyndham, bukan Thomas Cavendish. Apakah ini berarti Amelia harus ia relakan juga kepada Jack Audley? Bagaimana hidup Thomas selanjutnya?
Saya ingin bilang bahwa novel ini dapat dibaca tanpa membaca novel pendahulunya, The Lost Duke of Wyndham. Tetapi, mungkin nanti akan ada teman-teman yang bingung, sebenarnya Jack ini orang yang bagaimana sih? Grace sebenarnya karakter yang seperti apa? Dan kenapa mereka bisa saling jatuh cinta? Jadi yaaa.... membaca kedua bukunya tentu adalah yang terbaik (walau kalau mau fokus hanya pada Thomas dan Amelia tentu buku ini dapat dibaca secara mandiri).
Kisah Mr Cavendish, I Presume, lebih berfokus pada psikologi Thomas Cavendish, si bangsawan kaku dan tertutup. Thomas merupakan sosok yang menarik karena walau dari luar terlihat berwibawa dan angkuh, sebenarnya ia orang yang sangat mencintai dan bertanggung jawab pada apa yang dimilikinya. Ia sebenarnya orang yang pintar dan selalu melihat segala hal dari berbagai sudut pandang, tapi ia tidak memiliki orang yang dapat ia percayai untuk berbagi pemikiran dan perasaannya. Neneknya sebenarnya tidak menyayanginya karena di matanya, hanya John Cavendish lah anak yang ia sayangi, bukan ayah Thomas. Dan neneknya menuangkan frustrasi atas kematian John dengan selalu bersikap kasar. Amelia justru sebaliknya, ia tumbuh di tengah keluarga yang penuh cinta kasih, tapi selalu merasa terkekang karena otaknya sebenarnya jauh lebih cemerlang daripada gadis-gadis bangsawan lain seusianya, bahkan dibanding kakak sulungnya, Elizabeth. Amelia ingin belajar banyak, ia ingin melihat dunia, tapi masa depannya sudah dipastikan hanya sejauh genggaman Duke of Wyndham. Ketika Amelia terseret ke dalam permasalahan ahli waris Duke of Wyndham, tanpa sadar Amelia dan Thomas akhirnya bisa melihat jati diri satu sama lain yang sebenarnya.
Sebenarnya kalau dari sisi romance-nya, cerita ini tidak begitu panas seperti novel-novel historical romance pada umumnya, tetapi saya sangat menikmati bagaimana Julia Quinn perlahan-lahan membangun chemistry antara Thomas dan Amelia. Dan, apabila cerita dibuat lebih panjang, mungkin sekali di masa depan Thomas dan Jack pun dapat menjadi sahabat. Jack terlihat congkak dan menyebalkan, bahkan di novel sebelumnya pun saya tidak menyukainya, tapi di novel ini, ketika ia berinteraksi dengan Thomas, kita dapat melihat bahwa ia pun sebenarnya pria yang bertanggung jawab dan dapat mengimbangi Thomas yang kaku. Dan ending-nya.... Oh saya suka banget dengan ending-nya! Seperti apa? Silakan baca sendiri.
No comments:
Post a Comment
What is your thought?