Heart Attack

Pengarang: Clara Canceriana

Penerbit: Gagasmedia

Tahun Terbit: 2014

Halaman: 233

Heartbreakers adalah boyband yang beranggotakan 3 orang cowok bentukan Popster Management yang sedang melejit saat ini. Sejak ditinggal mendadak oleh lead vocalist sekaligus leader-nya, Dima, Heartbreakers berniat mengisi posisi lowong yang ditinggalkan Dima dengan merekrut anggota baru. Neil Axel adalah seorang pemuda yang rendah diri, walau sebenarnya memiliki bakat besar dalam bermusik. Ketika Popster Management menunjuknya sebagai anggota baru Heartbreakers segera setelah melihatnya konser, Axel langsung mengiyakan tanpa tahu apa itu Heartbreakers. Ini ia lakukan demi menarik perhatian sahabat sekaligus perempuan yang ia sukai, Kirana, yang seorang Sweethearts--fans Heartbreakers. Sayang, Kirana sepertinya tidak memiliki perasaan yang sama dengan Axel karena Kirana malah berpacaran dengan lelaki lain.

Menjalani hidup sebagai anggota boyband terkenal tidaklah semudah bayangan Axel. Penolakan terhadap dirinya bukan hanya datang dari para Sweethearts yang meragukan Axel dan berharap Dima kembali, bahkan leader baru Heartbreakers pun, Sandro, membencinya. Hanya Leon yang sepertinya santai-santai saja menerima kehadiran Axel. Belum cukup kebencian banyak orang yang harus ditanggungnya, beberapa kali perbuatan ceroboh Axel juga membuat nama Heartbreakers tercoreng. Fans semakin membencinya. Yang lebih buruk, hubungannya dengan Kirana pun merenggang.

Bagaimana nasib Axel selanjutnya di Heartbreakers?

Heart Attack adalah sebuah novel ringan yang mengangkat kisah di balik layar boyband fiksi, Heartbreakers, yang sepertinya penulisannya terinspirasi oleh maraknya boyband-girlband di Indonesia saat ini. Bukan hanya kisahnya, bahkan penyampaiannya pun dilakukan Clara Canceriana dengan bahasa yang ringan dengan kalimat-kalimat yang pendek dan mudah dimengerti. Kalau berdasarkan penilaian pribadi saya, buku ini pasnya ditargetkan untuk pembaca usia remaja awal (sekitar akhir SD sampai SMP) yang mungkin memang sedang tergila-gilanya dengan boyband dan memang sudah bukan generasi pecinta buku (karena lebih suka main gadget).

Selain itu, sasaran target ini juga terlihat dari strategi pemasaran yang dilancarkan penerbit. Penerbit sampai membuat account twitter untuk Heartbreakers dan personil-personilnya. Selain itu, ada juga lagu andalan Heartbreakers berjudul "Mau Kamu yang Itu" yang bisa didengarkan dan diunduh hanya dengan mengikuti cara yang tertera dalam buku. Pendekatan yang pintar, menurut saya, karena menyasar langsung ke target pembaca melalui media yang memang sudah akrab dengan generasi tersebut.

Mengenai isi ceritanya sendiri, seperti sudah saya bilang sebelumnya, memang ringan. Konflik yang diangkat tidak terlalu njelimet. Alih-alih berbicara mengenai penggemblengan artis dan isi perut industri musik komersial, konflik lebih berpusat pada benturan dan proses adaptasi ketiga orang member Heartbreakers. Lebih personal. Pasca mundurnya Dima dari Heartbreakers, tentu dinamika Heartbreakers berubah total. Sandro, si rapper yang cuek dan individualis, dipaksa menjadi leader yang harus memperhatikan kedua anggota timnya. Belum lagi ia harus bisa meyakinkan fans bahwa Heartbreakers formasi baru tidak kalah bagus dengan Heartbreakers formasi sebelumnya. Sebaliknya, Axel, si anak baru, justru merupakan pribadi yang paling bertolak belakang dengan Sandro. Istilahnya sih "ciong" gitu kali yaa... Axel ini pemalu, rendah diri, dan selalu tergagap ketika terintimidasi. Selain itu, dia juga polos dan terlalu baik hati. Karena proses rekrutmennya yang cepat, ia kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya dan posisinya sebagai artis tenar. Berbanding terbalik dengan Sandro yang ingin semua serba cepat dan berharap Axel bisa mengurus dirinya sendiri. Nah, di sini, cerita mulai ramai. Berbagai cobaan mulai datang dan baik Sandro maupun Axel mau tak mau harus menghadapinya bersama-sama (sebenarnya bareng Leon juga, namun Leon tidak terlihat jelas perannya di buku ini. Mungkin di buku berikutnya).

Jika saya berusia lebih muda, mungkin saya akan menyenangi kisah kedua personil yang sering berselisih ini. Namun, sayangnya usia saya sudah bukan remaja lagi dan rasanya tema ini terlalu ringan buat saya. Saya justru berharap Clara Canceriana lebih berani membedah industri musik dan bicara secara detail mengenai penggemblengan boyband--bahwa menjadi boyband ternyata tidak semudah sangkaan orang-orang. Jadi, agak kecewa juga sih, setelah mendapati kalau ceritanya ternyata hanya begitu. Dan merasa agak tertipu juga karena di cover novel, tokoh Axel digambarkan penuh percaya diri dan lebih dewasa dari yang ada di dalam novel. Mungkin untuk buku ini berlaku peribahasa "Don't judge a character by the illustration on the cover". Tapi, kembali lagi, mungkin untuk pembaca berusia muda, novel ini akan disukai karena ceritanya "gue banget". 

Oh iya, kabarnya, serial Heartbreakers ini akan dibuat dalam 3 buku, mengikuti jumlah personil Heartbreakers. Jika kamu suka cerita di buku Heart Attack ini, jangan lupa untuk koleksi dua buku lainnya.