Pengarang: Ninit Yunita
Penerbit: Gagasmedia
Tahun terbit: 2014
Halaman: 180
Rio adalah seorang lelaki dengan kepercayaan diri rendah dan selalu merasa hidupnya dipenuhi kegagalan. Sejak kecil, ia tidak pernah mampu menyelesaikan apa yang telah ia mulai. Ketika ia meminta pada ibunya untuk les piano, ia bahkan sudah kehilangan minat begitu piano barunya sampai di rumah. Les karatenya berhenti di tengah jalan. Kuliahnya berhenti dengan alasan salah jurusan, padahal ia kuliah di jurusan yang ia pilih sendiri.
Karena kesal, sang ayah yang mantan atlet lari nasional, Tio, mengusir Rio dari rumah. Rio lalu diberikan tempat tinggal di basement dealer mobil milik kawannya, Bayu. Rio bahkan dijadikan salesman di dealer tersebut. Namun lagi-lagi Rio mengecewakan Bayu. Ia kurang lihai menjual mobil. Ketidakpercayaan dirinya menghancurkan dirinya sendiri.
Semua berubah ketika Ibu meninggal dunia. Rio, yang sedang memulai kembali kuliahnya dan hendak masuk skripsi, mendapatkan suntikan semangat ketika membongkar album foto ayah dan ibunya ketika masih menjadi atlet lari. Rio bertekad untuk menjadikan lari sebagai passion-nya dan ia akan mengikuti Bromo Marathon, perlombaan lari yang seharusnya diikuti mendiang ibunya.
Berlari ternyata bukanlah olahraga yang mudah, tetapi kini Rio sudah sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan ada mendiang Ibu yang tidak boleh dikecewakan. Rio berusaha bangkit dan menjadi orang yang dapat dibanggakan dirinya dan orang tuanya. Namun cobaan kembali menghadang. Rio dihadapkan pada kesibukan karir di dealer mobil dan juga deadline skripsi. Ketiga hal tersebut sangat penting dan sangat menyita waktu. Kini Rio kembali ditantang oleh pertanyaan yang sama: mampukah ia menyelesaikan apa yang telah ia mulai?
########
Mari Lari adalah buku yang sebenarnya saya beli dengan agak gambling. Nama penulis Ninit Yunita sebenarnya bukan nama yang asing lagi buat saya, karena saya sudah membaca tiga buku karyanya: Kok Putusin Gue?, Travelers' Tale, dan Get Married dan saya cukup menyukai gaya penulisannya kecuali di Get Married yang merupakan adaptasi dari skrip film. Dan dari review beberapa teman, saya mendapati kalau buku-buku yang ditulis Ninit Yunita berdasarkan skrip film kebanyakan memang kurang memuaskan. Padahal--lagi-lagi menurut teman yang sudah baca--untuk novelnya yang diadaptasi menjadi film, Test Pack, justru sebaliknya. Saya tidak tahu apakah Mari Lari adalah buku yang diadaptasi dari novel ke film atau sebaliknya, jadi agak ragu juga untuk beli. Tapi yang namanya memang jodoh yaa... Pas banget teman saya yang jualan buku online menjual paket 3 buku: Mari Lari, Twivortiare, dan Antologi Rasa dengan harga yang lumayan murah. Ya sudahlah saya beli aja. Hehehe..
Dan nggak nyesel!
Nggak nyesel sama sekali baca buku ini. Mari Lari ternyata buku yang sangat mengasyikkan untuk dibaca. Tidak butuh waktu sampai sehari untuk saya menuntaskannya. Rasanya tidak mau berhenti sampai halaman terakhir. Walau tokoh utamanya, Rio, benar-benar menyebalkan karena sifatnya yang rendah diri dan mudah patah semangat, namun apa yang ia lalui dan perjuangannya untuk berubah menurut saya sangat mengasyikkan untuk dibaca dan menginspirasi.
Dengan halaman yang termasuk tipis, hanya 180 halaman, banyak hal yang disampaikan Ninit: ada kisah mengenai perjuangan Rio melawan dirinya sendiri yang rendah diri, ada kisah pergulatan batin kedua orang tua Rio menghadapi anak yang ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada juga kisah cinta yang manis dan saling menguatkan. Semuanya diramu dengan baik dan menyatu dengan cerita. Lengkap, kap, kap.
Highlight cerita, selain masalah yang dihadapi si tokoh utama, tentu saja adalah olahraga lari yang sedang tren di ibukota. Ninit Yunita, melalui buku Mari Lari, mencoba menyosialisasikan olahraga lari kepada pembacanya karena kegiatan yang fun dan menyehatkan ini diceritakan dengan sangat detil, namun masih menyatu dengan cerita. Ada detail-detail latihan persiapan yang harus dilakukan Rio untuk bisa menyelesaikan marathon yang mungkin bisa ditiru untuk teman-teman penggemar olahraga lari. Ada juga cerita tentang komunitas Indorunners yang diikuti Rio untuk menambah semangat perjuangannya berlari.
Beberapa kesalahan tulis masih terjadi, namun yang lumayan mengganggu buat saya adalah penulisan ASEAN Games yang sebenarnya dimaksudkan untuk Asian Games. ASEAN adalah asosiasi negara-negara di Asia Tenggara, sedangkan untuk acara olahraga negara-negara ini namanya SEA Games. Untuk regional Asia lebih luas, nama acara olahraganya adalah Asian Games, yang baru kemarin berlangsung di Korea Selatan. Namun, selain itu, tidak ada yang terlalu mengganggu.
Sebagai penutup, novel Mari Lari ini benar-benar menginspirasi pembaca untuk berjuang memenuhi mimpinya. A must read! Dan sekarang saya ingin nonton filmnya. Semoga cepat diputar di TV :)
No comments:
Post a Comment
What is your thought?