Pengarang: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2012
Halaman: 355
Twivortiare merupakan kumpulan tweets dan direct messages (DM) yang dipos Alexandra, si tokoh utama, yang berfokus pada kehidupan pernikahannya (yang kedua kalinya) dengan Beno Wicaksono. Sebelumnya, pernikahan Alex-Beno pernah berakhir dengan perceraian--yang kisahnya bisa dibaca di buku Divortiare--namun di Twivortiare, keduanya telah menikah kembali.
Kehidupan pernikahan kedua dijalani Alexandra dengan hati-hati karena ia dibayang-bayangi kekhawatiran segalanya akan terulang kembali dan ia dan Beno akan berpisah lagi. Kali ini Alex sadar bahwa Benolah cinta sejatinya dan berpisah dengan pria itu sama sekali bukan pilihan. Namun, kekesalan dan kekecewaannya terhadap Beno, suaminya yang berprofesi sebagai dokter bedah dan punya emosi lempeng, tetap kerap datang. Beno pada dasarnya adalah pria yang baik: perhatian, bertanggung jawab, berdedikasi tinggi pada pekerjaaannya, dan juga mencukupi secara finansial. Namun Beno juga tidak romantis, tidak pintar berkomunikasi, dan suka cemburu tidak pada tempatnya. Kelakuan Beno kerap membuat Alex frustrasi dan pertengkaran kerap mewarnai hubungan mereka.
Masalah bertambah ketika Alex tidak kunjung hamil. Padahal, ia dan Beno telah berusaha keras. Setiap pertemuan dengan keluarga besar Beno selalu menjadi momok bagi Alex.
Di tengah permasalahan keluarga yang kembali melanda Alex, mampukah Alex bertahan kali ini?
#######
Aaanyway... Sebenarnya cerita Twivortiare ini datar, alias cuma begitu-begitu aja. Tidak ada puncak konflik yang gimanaaaa gitu. Alex adalah istri yang setia, Beno juga suami yang setia. Keduanya jelas saling mencintai. Masalah yang timbul lebih banyak berputar di masalah menyatukan sifat-sifat Alex dan Beno yang bertolak belakang. Yah, namanya juga dua manusia yang berbeda ya. Agak membosankan sih, karena diulang-ulang terus, tapi realistis. Ya, pendapat saya akan novel ini terbelah. Untuk pertanyaan apakah novel ini memenuhi ekspektasi berdasarkan selera pribadi, jawaban saya nggak. Saya masih lebih suka Antologi Rasa. Tapi apakah cerita ini bagus, jawaban saya ya. Buku ini penting dibaca buat pasangan-pasangan di luar sana, supaya sadar bahwa menemukan pasangan hidup tuh beda dengan menemukan orang yang bisa klop terus menerus dengan dirinya a.k.a robot yang bisa dikontrol mengikuti kemauan kita, bahwa sebuah hubungan tuh memang butuh perawatan yang terus-menerus. Saya sih belum merasakan, makanya kurang ngena kali ya... Tapi saya jadi pengen menghadiahkan buku ini ke teman saya yang baru merit nih:)
Dan saya menyukai format tweet yang digunakan Ika Natassa dalam bercerita, walau terkadang berpikir juga, kok si Alex ini TMI (Too Much Information) banget, apalagi mengingat katanya followersnya sampai angka 2000. Wow, berbagi masalah pribadi ke 2000 orang yang mungkin banyakan nggak kamu kenal? Tapi balik lagi... Ini kan fiksi ya. Dan penggunaan format itu justru membuat Ika tidak perlu repot-repot mengeksplor emosi setiap karakter. Cukup eksplor karakter Alex dan buat ia bercerita tentang orang-orang di sekitarnya. Emosi Alex dapet banget, membuat saya merasa kalau Alex adalah teman saya sendiri. Ika Natassa really did a great job in building Alex's character.
Nggak banyak yang bisa saya bilang soal novel ini selain bahwa kamu harus baca. Ceritanya bagus dan bermakna, dan disaat kamu lagi down dengan pasangan kamu, mungkin buku ini bisa jadi penguat.
Penasaran dengan Twivortiare 2...
wih, luar biasa.
ReplyDeletecondensed milk nutrient