Akhirnya blog tour Interlude sampai pada hari yang keempat. Kali ini, saya akan berbagi review untuk buku Interlude, yang baru saja saya tamatkan kemarin pagi.
Pengarang: Windry Ramadhina
Penerbit: Gagasmedia
Tahun terbit: 2014
Halaman: 371
Harga: Rp. 58.000
Harga: Rp. 58.000
Gadis yang Bersembunyi dari Dunia
Hanna adalah seorang gadis yang pernah tertimpa nasib buruk. Setahun yang lalu, ia diperkosa kakak kelasnya sehingga kini, yang tersisa pada dirinya hanyalah kerendahan diri dan rasa takut terhadap orang-orang di sekelilingnya--terutama lelaki. Setahun kemudian, Hanna memberanikan diri untuk kembali masuk kuliah dan tinggal di kos. Pandangan orang-orang terhadapnya sangat merendahkan, karena ternyata tidak banyak yang percaya kalau Hanna benar-benar diperkosa. Hanna semakin mengasingkan diri dan ketakutan semakin menyelimutinya. Ia tidak berani menatap sekitar. Yang ia lihat hanyalah lantai dan kelebatan orang-orang yang berlalu di sekelilingnya. Satu-satunya hal yang dapat menenangkan hati Hanna hanyalah rekaman suara sekitar yang ia rekam setiap hari.
Pemuda yang Meminjam Nama Laut
Pertemuan Hanna dengan Kai pertama kali terjadi lewat petikan gitar yang tak sengaja terekam Hanna ketika berada di kafe di depan kosnya. Lalu akhirnya ia bertemu si pemain gitar di atas atap kosnya. Kai adalah seorang pemuda yang sangat genius dan berbakat musik. Permainan gitarnya mampu menenangkan hati pendengarnya. Selain itu, wajah tampannya dan kelakuannya yang asal-asalan, membuat banyak perempuan begitu mudah jatuh hati padanya. Sayang, ia berengsek. Ia tidak bertanggung jawab, antikomitmen (kecuali dengan band jazz-nya, Second Day Charm), dan playboy. Tak ada yang tahu kegelisahan apa yang sebenarnya disimpan oleh Kai. Ketika Kai bertemu Hanna, yang ada di pikirannya hanyalah bahwa Hanna, walau terkesan pemalu dan takut-takut, pasti sama dengan perempuan lain yang pernah ditemuinya; sok jual mahal. Kai pun melancarkan aksinya kepada Hanna, hanya untuk mengetahui kalau ternyata Hanna tidak sedang berpura-pura.
Selalu Ada Jeda untuk Bahagia
Baru sekali ini terjadi, Kai merasa bersalah dan ia ingin menebusnya. Maka ia meminta kesempatan kedua kepada Hanna, yang secara ajaib mengabulkan permintaannya. Maka dimulailah kisah Kai dan Hanna. Berhasilkah Kai dan Hanna menyembuhkan luka satu sama lain?
Interlude, menurut saya adalah sebuah novel yang cukup kompleks. Walau pada dasarnya ini adalah novel romance dengan tokoh-tokoh berusia dewasa awal (yang di luar negeri dikenal dengan istilah "new adult"), penokohannya tidaklah sesimpel novel romance kebanyakan, yang hanya menitikberatkan pada asmara menggebu-gebu kedua tokoh utamanya sehingga mengabaikan detail karakter. Dalam Interlude, justru yang ditekankan adalah aspek psikologis para tokohnya, walau tentu tidak mengabaikan unsur asmara yang memang sudah menjadi ciri khas new adult. Bukannya saya protes lho, karena jujur saja, saya justru sangat menikmatinya.
Hanna dan Kai adalah dua orang yang menyimpan luka masa lalu dan mencoba menjalani hidup saat ini dengan cara masing-masing, yang tanpa mereka sadari justru tidak membawa mereka kemana-mana. Hanna terus-menerus mengingatkan dirinya bahwa ia kini sudah rusak, tidak memiliki apa-apa. Walau masih bisa pergi kuliah, hidupnya tidak lagi dijalankan dengan utuh. Sebaliknya, Kai mencoba lari dari masalah yang ia hadapi. Ia tidak peduli pada keluarganya, ia tidak peduli pada kuliahnya, yang ia lakukan hanya musik dan itu pun ia lakukan hanya sebatas karena ia senang dan mungkin karena butuh uang untuk menyambung hidup. Ketika kedua orang ini bertemu dan saling tertarik, ada keinginan untuk menyembuhkan. Di dalam diri Hanna, mulai muncul keinginan untuk membuat Kai bahagia, untuk meringankan masalahnya. Sebaliknya, Kai pun ingin menjadi pelindung bagi Hanna yang lemah dan mudah terintimidasi namun berhati lembut. Kebersamaan keduanya tanpa mereka sadari membawa dampak yang baik bagi keduanya.
Saya menikmati interaksi antara Hanna dengan Kai yang dibangun Windry. Tidak instan, namun ketertarikan dan rasa peduli muncul secara perlahan-lahan. Walau awalnya canggung, baik Hanna maupun Kai akhirnya dapat menerima dan menikmati keberadaan satu sama lain. Banyak momen menggemaskan seiring berkembangnya kedekatan mereka. Bayang-bayang masa lalu selalu muncul, dan rasa rendah diri kerap melanda baik Hanna maupun Kai, namun perlahan semua masalah bisa dihadapi.
Selain kedua tokoh utama yang menggemaskan dan membuat geregetan, tokoh-tokoh lain dalam buku ini juga memiliki peran cukup signifikan, dan turut mendukung perkembangan pribadi Hanna dan Kai. Gitta, rekan satu band Kai, ternyata juga memiliki masalah tak kalah pelik dari Kai dan Hanna. Gitta pada awalnya adalah seorang perempuan yang berkepribadian kuat dan enerjik, namun ternyata juga memendam masalah yang berpotensi menghancurkan dirinya. Selain itu, ada juga Jun si bijaksana sekaligus leader band Second Day Charm yang siap sedia menengahi dua rekannya yang kerap berdebat, yang diam-diam memendam rasa pada seseorang. Saya suka membaca kisah mengenai pertemanan, sehingga buat saya, membaca interaksi para personil Second Day Charm sangatlah menyenangkan. Tiga orang berbeda sifat namun bisa bekerja bersama secara kompak.
Selain kedua tokoh utama yang menggemaskan dan membuat geregetan, tokoh-tokoh lain dalam buku ini juga memiliki peran cukup signifikan, dan turut mendukung perkembangan pribadi Hanna dan Kai. Gitta, rekan satu band Kai, ternyata juga memiliki masalah tak kalah pelik dari Kai dan Hanna. Gitta pada awalnya adalah seorang perempuan yang berkepribadian kuat dan enerjik, namun ternyata juga memendam masalah yang berpotensi menghancurkan dirinya. Selain itu, ada juga Jun si bijaksana sekaligus leader band Second Day Charm yang siap sedia menengahi dua rekannya yang kerap berdebat, yang diam-diam memendam rasa pada seseorang. Saya suka membaca kisah mengenai pertemanan, sehingga buat saya, membaca interaksi para personil Second Day Charm sangatlah menyenangkan. Tiga orang berbeda sifat namun bisa bekerja bersama secara kompak.
Secara keseluruhan, saya sangat menyukai novel ini. Dari segi cerita, selain enak diikuti, kisah Interlude juga membawa pesan kepada pembacanya agar selalu optimis menjalani hidup, bahwa setiap orang berhak untuk bahagia asalkan berani mengambil kesempatan yang ditawarkan. Dari segi penokohan pun menurut saya tergambarkan cukup baik, terutama mengenai kehidupan musisi yang bebas dan ekspresif.
Ada pun pesan yang rasanya harus saya sampaikan kepada pembaca review ini adalah bahwa novel ini sebenarnya bisa dikategorikan sebagai bacaan dewasa. Memang di dalamnya tidak ada adegan yang perlu disensor, namun karena tokoh-tokohnya hidup sangat bebas, maka ada bagian yang menyebutkan tokohnya baru saja tidur bersama lawan jenisnya. Buat saya pribadi, tidak ada masalah karena umur sudah cukup dan menurut saya justru hal itu menggambarkan kehidupan anak-anak band yang bebas berekspresi. Namun, untuk yang masih belum cukup umur, ada baiknya ditunda dulu bacanya :)
Ada pun pesan yang rasanya harus saya sampaikan kepada pembaca review ini adalah bahwa novel ini sebenarnya bisa dikategorikan sebagai bacaan dewasa. Memang di dalamnya tidak ada adegan yang perlu disensor, namun karena tokoh-tokohnya hidup sangat bebas, maka ada bagian yang menyebutkan tokohnya baru saja tidur bersama lawan jenisnya. Buat saya pribadi, tidak ada masalah karena umur sudah cukup dan menurut saya justru hal itu menggambarkan kehidupan anak-anak band yang bebas berekspresi. Namun, untuk yang masih belum cukup umur, ada baiknya ditunda dulu bacanya :)
Sebagai penutup, kalau kamu ingin mendapatkan bacaan yang romantis namun tetap berbobot, buku ini bisa menjadi pilihanmu.
Ini adalah posting ke-4 Blog Tour Interlude. Besok adalah hari terakhir dan akan ada giveaway berhadiah 1 buku Interlude bagi yang beruntung. Ikutan yaa..!
Interlude itu sederhana tapi kompleks ya?
ReplyDeleteTema KDP (Kekerasan Dalam Pacaran) emg perlu bgt diangkat!
Jdi makin penasaran baca novel Interlude! Thx reviewnya Na.. :)
Iya kaan??? Thx Monmooonn
DeleteMakasih kak reviewnya makin bikin penasaran sama interlude. Hehe :))
ReplyDeleteBesok ada giveaway. Semoga beruntung ya :)
Deleteaku selalu penasaran dengan karya nya windry.. :)
ReplyDeleteSilahkan dicoba kalau begitu
DeleteKak Na, ini berapa bintang berapa bintang? *kepo
ReplyDeleteOke fix, tambah penasaran karena baca review-an kak Na. Kasian ya Hanna:3 kok bisa dia diperkosa gitu? Uooo, curious bgt u,u
Tunggu besok ah, siapa tau saya beruntung:3
5 bintang *kedip2nyengirbajing*
DeleteIni resensi Interlude saya :)
ReplyDeletehttp://ridhodanbukunya.wordpress.com/2014/05/24/blog-tour-interlude-day-4/
Jadi yang merkosa itu bukan Kai ya, Mbak?
ReplyDeleteLhaaa... malah nanya... ahahaha
DeleteReviewnya menarik dan makin baut penasaran sama jalan cerita di novel Interlude dan bagaimana kisah Kai dan Hanna.Nggak sabar buat baca novel ini!
ReplyDeleteReviewnya keren kak. Penasaran sama tokoh Hana dan Jun (?) haha. Dan sama seperti kakak, aku baru baca London sama Montase, jadi penasaran sama buku-buku mbak Windry yang lain..
ReplyDeleteeh, soal Hanna-nya itu spoiler gak sih? :|
ReplyDeleteatau dari awal emang sudah disebutkan bahwa dia ...
anyway, penasaran banget sama novel ini ^^
Dari awal udah ketauan kok. Dari prolog juga udah ketebak.
DeleteJeda, hmm... jadi ingat satu puisiku tentang jeda, interlude...
ReplyDeleteAku pengin banget jadi Hanna, minus kejadian suram di masa lalunya, aku pengin banget jadi Hanna. Si Kai? Tipe cowok bad boy nan jenius yang suka musik jazz, ah idaman banget kayaknya, udah klepek klepek pada penuturan pertama saat Mbak Windry cerita karakter tokohnya di blognya. Tipe-tipe yang 'berbahaya' dan 'wild', liar... Aku suka Kai, andai ada di kehidupan nyata...
Eniwei, setelah membaca semua postingan Interlude Blog Tour dari semua hostnya, kayaknya setuju nih kalau cerita Interlude nggak hanya dari segi asmara, tapi aspek psikologis tokoh jadi karakter kuat juga. Aaaaaaaa, berikan Interlude untuk aku Kak Nana >.<
Walaupun ud pesan novelny teteup mau ikutan GA nya ahh .. Boleh Kan kaka :D *itung2 ngecek seberapa beruntungnya diriku ini :) hehee
ReplyDeleteBoleh. Kan kalo punya 2 yang 1 bisa dihadiahin ke orang lain. Hehe
DeleteYups :)
DeleteIde bagus tu kaka :D
bad boy, anak band, tapi suka musik jazz? wah langka tuh Kai, kudu dimuseumkan di rumahku lol :p
ReplyDeleteMakasih, kak, review-nya. Cara nulis review-nya rapi dan menarik. Makin gak sabar buat baca novel ini. Gak sabar buat baca lebih jelas cerita Hanna sama Kai!
ReplyDeleteUdah ngga sabar banget pengen punya dan baca buku ini gara2 baca reviewnya xD hihihi
ReplyDeletesebelum baca review yang ini aku masih penasaran sama rahasia kelam keduanya. eh pas baca yg hanna di sini langsung jeger!! oh, karena itu ._. heheheh. berati tinggal kai, apa ya?
ReplyDeletediliat dr reviewnya kayaknya seru, duh, pengen baca bukunya, semoga aku beruntung di GA, hehe :D
Baca review ini *yang enggak sengaja* sambil diiringi musik jazz jadi lebih kerasa gimana suasana ceritanya :3
ReplyDeleteAku ngerasa ceritanya itu indah sama lembut :)
Perasaan Hanna dan Kai, masalah-masalah mereka, hubungan dalam band Second Day Charm, semua bener-bener tersampaikan dengan jelas :)
Harus punya novel ini! ;D
Nanaaaaaaa pokoknya aku mau buku ini =))
ReplyDeleteReviewnya bikin tambah penasaran sama ceritanya si Hanna, Kai, Jun , sama Gitta. Penasarangimana caranya Kai dan Hanna menyembuhkan luka mereka. Pokoknya harus baca novel ini. :D Dan semoga aku yang beruntung mendapatkannya :D
ReplyDeletePenasaran sama bukunya setelah baca review Nana. Apalagi ada tema band yang diangkat, ceritanya jadi beda ya. :D
ReplyDeleteKak Windry itu selalu pinter bikin tokoh cowok yang bikin kita --pembaca cewek-- pada gemes sekaligus jatuh cinta sama karakternya. At least, saya sih. Hahaha.
ReplyDeleteDari awal, aku udah sukaaaaa banget sama gaya menulisnya Kak Windry. Simple, tapi manis. Ada kesan mistis, tapi romantis.
ReplyDeleteAaaaaaa baca review ini jadi gak sabar banget buat baca Interlude ! >,<
penasaran sama tulisannya mba windry. suka karena kovernya keren banget. terus terus jatuh cinta sama jun! <3 *salah pokus*
ReplyDeletepenasaran dengan keseluruhan isi novelnya,pasti keren juga kalau punya bukunya,hehehhee
ReplyDeleteCeritanya menarik banget, geregetan, gemes banget sama kelanjutan ceritanyaaa >.< Kisah tentang masa lalu yang kelam gini nih yang akhir-akhir ini menarik minat bacaku. Kovernya biru, warna kesukaan aku banget! Jujur, belum pernah baca karyanya kak Windry dan begitu lihat ini, mau deh baca karya kak Windry dan gaya penulisannya yang menarik.
ReplyDeleteCoba baca juga London Angel deh. Buatku sih sejauh ini yg paling kusuka itu. Yang kedua Interlude. Ehehe
Delete"Interlude, menurut saya adalah sebuah novel yang cukup kompleks. Walau pada dasarnya ini adalah novel romance dengan tokoh-tokoh berusia dewasa awal (yang di luar negeri dikenal dengan istilah "new adult"), penokohannya tidaklah sesimpel novel romance kebanyakan, yang hanya menitikberatkan pada asmara menggebu-gebu kedua tokoh utamanya sehingga mengabaikan detail karakter. Dalam Interlude, justru yang ditekankan adalah aspek psikologis para tokohnya, walau tentu tidak mengabaikan unsur asmara yang memang sudah menjadi ciri khas new adult. Bukannya saya protes lho, karena jujur saja, saya justru sangat menikmatinya."
ReplyDeleteAduh makasih kak. Paragraf itu aja udah cukup bikin aku mati penasaran :/// duuuh suka banget sama tipe novel kayak gini. Romance yang beda dari yang lain. Romance yang cinta2an mulu kan udah biasa jadi bosen :p I need this kind of novel so bad!
Makasih kak udah ngehost blog tour yang kece ini. Keep postin!
Covernya unik banget! Pas saya perhatiin rupanya gambar wanita gitu:3 *ditendang:v Gagas emang number one banget kalau masalah cover!
ReplyDeletePas saya ngecek dari Hari 1 sampai Hari ke 4 *thanks a bunch Kak atas bocorannya hihi dan aku semakin kepo*, novel ini bener-bener deh:3 bener-bener menghanyutkan, bener-bener pengen dibaca, Oh God! I really want it. Kompleks banget ceritanya kayanya. Saya kira hanya membahas Kai-Hanna saja, ternyata meleset, ada Jun juga Gitta, belum lagi cerita band jazz nya. Waw! 5 Bintang. London saya belum baca T-T itu nomer satu baru Interlude kak? *brb cari London>.<
Nice review kak, and I give you two thumbs for it. Karena kakak berhasil buat aku gigit bantal guling ngidam banget sama novel ini:D