Tuesday, May 26, 2015

A Beautiful Mess

Pengarang: Rosi L. Simamora
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit; 2015
Halaman: 331

PERHATIAN!! NOVEL DEWASA!!

Freyanka Aleyra alias Freya telah berbuat kesalahan besar. Tidak saja meninggalkan hutang besar, ia juga ingin melarikan diri dari masa lalunya. Sang Ayah yang seorang konglomerat kemudian membantu Freya melunasi hutangnya dengan ganti Freya harus mengurus usaha patung ayahnya di pedalaman Indonesia Timur.

Awalnya Freya, yang manja dan selalu hidup bergelimang harta, keberatan. Namun, karena hanya di sanalah ia bisa mengasingkan diri, terpaksa Freya menerimanya dengan misuh-misuh. Kekesalan Freya bertambah ketika tahu bahwa di sana, ia akan ditemani oleh Pablo Parulian, paribannya yang kaku seperti patung walau sangat tampan dan seksi.

Keadaan mulai membaik ketika Freya juga mendapati sepupunya yang sama hedonnya dengan dirinya, Patar, berada di sana. Freya jadi punya teman bersenang-senang. Hidupnya bisa menyenangkan seandainya Lian tidak selalu hadir mengganggu. Lian juga sepertinya benci dengan Patar tanpa alasan yang jelas. Namun, Freya tidak berada di sana untuk bersenang-senang. Dia punya pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum ayahnya datang. Selain itu, masa lalu juga selalu hadir dalam pikirannya. 

Berhasilkah Freya menyelesaikan misinya? Masa lalu apa yang sebenarnya Freya miliki? 


*******

A Beautiful Mess merupakan kisah yang lebih dari sekadar kisah romance. Ceritanya cukup dalam dengan pesan yang ingin disampaikan adalah bagaimana kita sebaiknya menghargai kesempatan kedua yang datang setelah kita berbuat kesalahan. Ya, tokoh utama novel ini, Freya, seperti sudah ditulis di sinopsisnya, memang melakukan kesalahan besar di masa lalunya dan kini ia mendapatkan kesempatan kedua, waktu untuk menebus kesalahan dan memperbaiki apa yang telah ia rusak, walau dengan jalan yang berat (menurutnya).

Karakter Freya sangat menarik, dan sejujurnya, dia sangat bersinar di dalam novel ini. Saya sebagai pembaca merasa sebal dengan tingkah dan cara berpikirnya, tapi juga bisa simpati ketika tahu ia telah terperosok begitu dalam. Karakter yang lain menurut saya masih terjebak dalam stereotype, misalnya mengenai Lian yang dinilai Freya udik dan kaku namun ternyata memiliki kejutan di luar bayangan Freya yang, sebenarnya, buat saya sudah sering digunakan di cerita-cerita lain. Lalu Patar; saya sebenarnya berharap dia bisa berkepribadian lebih dari yang dipilihkan penulis di novel ini. Yang cukup manusiawi justru tokoh dari masa lalu Freya, alasannya melarikan diri. Entah mengapa, walau dia digambarkan sebagai tokoh antagonis, saya bisa mengerti apa yang ia rasakan dan justru merasa kalau dia tidak sepenuhnya jahat.

A Beautiful Mess merupakan cerita yang asyik untuk diikuti dan, mungkin karena penulisnya juga editor, penulisannya juga rapi--walau ada beberapa bagian yang saya rasa penulisannya "jadul banget". Unsur Batak--Freya berasal dari suku Batak--juga kental dalam cerita dan menghibur, mengingat orang-orang Batak cenderung berbicara dengan blak-blakan dan tanpa sensor. Tapi, menurut selera saya, akan lebih baik kalau percakapan imajiner Freya dengan dirinya sendiri--yang dinamakan suara ego dan suara libido--tidak terlalu banyak. Saya lebih memilih porsi mengenai perubahan diri Freya ditambahkan sedikit lagi.

Oh iya, berhubung konfliknya dewasa sekali--walau tidak diceritakan dengan bahasa yang vulgar, buku ini saya sarankan untuk pembaca dewasa saja. Cocok sebagai pilihan bacaan yang menghibur tapi dengan cerita cukup berbobot. 

2 comments:

What is your thought?