Monday, September 21, 2015

Blog Tour - Segenggam Daun di Tepi La Seine


Pengarang: Wuwun Wiati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2015
Halaman: 298

Ajeng membuat keputusan besar ketika ia akhirnya pindah ke Paris untuk mencoba hidup bersama kekasihnya, Yves, yang berkewarganegaraan Prancis. Ia ingin melangkah lebih maju dalam hubungannya dengan kekasih yang pertama kali ditemuinya ketika berada di Thailand dulu. Walau tinggal bersama tanpa ikatan pernikahan masih tabu di Indonesia, toh izin Bapak sudah dikantonginya. Selain itu, Yves adalah pria yang sopan dan sangat menghargai Ajeng sehingga tidak akan memaksa Ajeng berbuat sesuatu yang tidak disukainya.

Kehidupan di Prancis sungguh berbeda dengan Indonesia. Di sana, semua serbateratur dan disiplin. Tak heran, Yves begitu kaku—walau baik hati dan jelas mencintai Ajeng. Namun demikian, Prancis juga menjunjung tinggi kebebasan individu. Berdebat di meja makan sambil menikmati makan malam bersama keluarga adalah hal yang lumrah. Begitu pula kumpul kebo dan bertukar pasangan dengan orang lain. Semakin Ajeng tinggal di Paris dan bertemu orang-orang di sana, semakin Ajeng terpukau dengan kota paling romantis di dunia ini.

Setelah akhirnya Yves melamar Ajeng dengan cara yang romantis, Ajeng memasuki tahap persiapan pernikahan. Sesuatu yang seharusnya menyenangkan, seandainya saja Ajeng tidak bimbang dan terus teringat nasib kedua orangtuanya yang bercerai. Selain itu, masalah secara beruntun terjadi dalam masa persiapan itu, mulai dari sakitnya Bapak, kemunculan kembali Mama, dan juga... Alain.

Alain adalah sahabat Yves sejak kecil. Namun demikian, kepribadian mereka sangat bertolak belakang. Jika Yves mencerminkan warga Prancis yang konservatif dengan hidupnya yang teratur dan kaku, maka Alain mencerminkan sisi liberal warga Prancis: hidupnya bebas dan ia benci ikatan dengan siapa pun. Namun, dengan Ajeng, Alain merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan pada orang lain. Demikian pula Ajeng. Alain membawanya ke dunia yang lain yang penuh warna-warni yang belum pernah ia nikmati sebelumnya. Namun, bagaimana dengan hubungannya dengan Yves?

Lucu, unik, berbeda. Itulah yang saya tangkap dari kisah Ajeng dan laki-laki Prancisnya. Walau premis dilema sebelum pernikahan sebenarnya bukan barang baru dalam dunia novel romance Indonesia (atau barat atau mana pun juga), toh saya tetap sangat menikmati kisah Ajeng dalam mempersiapkan pernikahannya ini.

Wuwun Wiati berhasil memperkenalkan Prancis dengan segala kebiasaan dan cara berpikir masyarakatnya kepada pembaca dengan cara yang menyenangkan. Fakta-fakta yang ada dibeberkan tanpa membuat cerita menjadi berat; sebaliknya, hal ini malah membuat jalan ceritanya secara keseluruhan menjadi menyenangkan untuk diikuti. Pembaca bisa menambah pengetahuan sekaligus menikmati kisah jungkir-balik Ajeng dalam menghadapi pernikahannya.

Yves dan Alain, dua sahabat beda sifat, mencerminkan keberagaman masyarakat Prancis sebagai akibat dari semboyan Liberte, Egalite, dan Fraternite yang dianut masyarakat Prancis sejak revolusi Prancis. Keduanya sama-sama hidup dalam kebebasan yang sama tapi menghasilkan dua manusia yang berbeda. Yves, yang tumbuh di tengah keluarga yang harmonis dan hangat, bisa dibilang jauh lebih konservatif daripada Ajeng. Dia suka keteraturan, dan buatnya, hidup dengan satu istri untuk selamanya adalah yang terbaik. Berbeda dengan Alain, yang menganggap wanita hanya sekadar hiburan, dan lebih suka hidup tanpa dikungkung berbagai peraturan. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan dilema pada diri Ajeng, terlebih dengan masalah masa lalunya. Ajeng sendiri, sebenarnya untuk ukuran orang Indonesia, termasuk memiliki pergaulan bebas. Walau dididik di keluarga Jawa, pikirannya maju dan terbuka. Tapi justru di sini letak permasalahannya. Apakah Ajeng lebih cocok dengan Yves yang konservatif dan menyerupai ayah Ajeng, atau dengan Alain yang selalu bisa membawa kejutan ke kehidupan Ajeng?

Wuwun Wiati memenuhi ekspektasi saya akan bacaan ringan namun penuh ilmu pengetahuan. Segala hal tentang Prancis tentu ditulis berdasarkan pengalaman sendiri, karena ia memang tinggal di Prancis, sehingga terasa lebih genuine dan menjadi nilai tambah dibanding karya penulis Indonesia yang menulis tentang Prancis atau negara lain hanya berdasarkan riset.  Tapi, seperti saya bilang tadi, segala detail ini tidak membuat cerita menjadi berat dan membosankan. Malah, hal ini menambah keseruan cerita, karena detail-detail tersebut menyatu dengan cerita dan keseharian Ajeng. Misalnya, ketika Ajeng kehilangan kunci sehingga pintu apartemen Yves harus didobrak dan Yves membayar mahal untuk itu. Di satu sisi, pembaca jadi tahu kalau di Prancis, mendobrak pintu saja berbiaya mahal; tapi di sisi lain, pembaca melihat contoh kesembronoan Ajeng. Tempat-tempat menarik yang biasanya kurang mendapat porsi apabila membicarakan tempat-tempat wisata Prancis pun menjadi sorotan. Misalnya saja, ketika Ajeng mengunjungi Klub Libertin, yang menjadi tempat berkumpulnya para pasangan untuk bertukar pasangan, hal ini tidak ditempel begitu saja, tapi ada satu kejadian krusial yang terjadi di sana.

Karena ini adalah perhentian blog tour terakhir, maka tentu teman-teman sudah membaca resensi lain dari teman-teman host blog tour lainnya. Tapi percaya deh, akan lebih baik kalau teman-teman baca sendiri bukunya. Menarik, dan bisa jadi bekal kalau suatu hari kamu berjalan-jalan ke Prancis atau mungkin berjodoh sama orang Prancis :)

-------------------------------@@@-------------------------------



Dan sekarang.... saatnya bagi-bagi buku!!!!

Ada 1 buku Segenggam Daun di Tepi La Seine dan merchandise dari Prancis buat 1 pemenang beruntung.

Mau nyoba peruntungan? Caranya gampang aja:

  • Share twit giveaway ini (jangan di-lock yaaa. Kata-kata bisa dimodifikasi, tapi hashtag dan mention syarat wajib): Ikut blog tour #SegenggamDaundiTepiLaSeine karya @wuwun_wiati @Gramedia di blog @_marsh113_ dan menangin hadiahnya! http://glasses-and-tea.blogspot.co.id/2015/09/blog-tour-segenggam-daun-di-tepi-la.html
  • Jawab pertanyaan ini di komentar pos ini: Kalau kamu berjodoh dengan warga negara asing, mau nggak kamu pindah ke negaranya? Kenapa?
  • Kamu berdomisili di Indonesia

Gampang kaaan????
Silakan tinggalkan komentar di bawah pos ini dengan format seperti ini:
Akun twitter:
Link share tweet:
Email:
Jawaban: 

Giveaway berlangsung sampai tanggal 26 September 2015. Semoga kamu beruntung!!!



26 comments:

  1. Akun Twitter = @dellavitaa_
    Link Share =
    https://twitter.com/dellavitaa_/status/645798328974770176?s=09
    Email = DellaVitta13@gmail.com

    Jawaban = Ya, jelas aku mau karena kan kalau sudah menikah otomatis aku mengikuti suami aku. Enggak mungkin kan kalau udah menikah aku masih stay dirumah aku? Sama kedua orang tuaku? Kesan nya kan merepotkan jadi lebih memilih tinggal sama suami walaupun harus pindah negara itu juga sudah resiko aku juga kan? Memilih suami dari luar negeri. Jadi ya aku harus siap dengan segala aturan^^ nama nya juga sudah berumah tangga dan walaupun begitu itu juga pilihan kitađź’•❤

    Wish me luck^^

    ReplyDelete
  2. Akun twitter: @Nadia48nafla
    Link share tweet: https://twitter.com/Nadia48nafla/status/645797476637650945
    Email: nadia.puspaningtyas@yahoo.com
    Jawaban:
    Kalau aku mau-mau aja, asal sudah dapat ijin dari orang tua.
    Soalnya aku bisa lebih mengenal negara pasanganku, mulai dari budaya, bahasa, aktivitas masyarakatnya yang berbeda dari Indonesia. Tentunya, juga biar lebih dekat dengan keluarga pasangan. Apalagi kalau negaranya punya empat musim, yang paling ditunggu musim dingin. Soalnya aku suka musim dingin dan salju.
    Untuk pekerjaan, karena sebelumnya bekerja di Indonesia dan saat pindah belum mendapatkan pekerjaan atau hanya jadi ibu rumah tangga, bisa coba usaha jualan online barang-barang asli Indonesia. Selain mengenalkan Indonesia lewat produk-produk asli Indonesia, juga bisa jadi penulis novel seperti mbak Wuwun ini :D
    Bisa juga buat komunitas bagi perempuan yang tinggal di negara itu, bisa saling sharing dan berbagi pengalaman. Jadi, saat pulang ke Indonesia, aku bisa cerita banyak hal tentang kehidupanku disana.
    Semakin banyak hal yang aku tahu, semakin banyak pengalaman dan ilmu yang aku dapat.

    ReplyDelete
  3. Akun twitter: @nunaalia
    Link share tweet: https://twitter.com/nunaalia/status/645859843064987649
    Email: auliyati.online@gmail.com
    Jawaban:
    Mau gak mau ya harus mau. Kalau sudah menikah tentu saja harus ikut kemana pun suami pergi. Aku ga mau tinggal jauhan, karena pasti gak nyaman dan gak tenang. Ketika sudah memutuskan untuk menikah, tentunya kita udah siap menerima konsekuensinya kan? Termasuk pindah ke negara lain. Mungkin gak akan mudah ketika harus menyesuaikan diri, apalagi kalau negaranya berbeda budaya sama indonesia. Tapi itu memang harus dijalani. Lagipula gak perlu khawatir, kan ada pasangan yang pasti akan menemani dan menghadapinya bersama-sama. Juga ada keluarga pasangan yang tentunya juga akan membantu. Dan di sana juga pasti banyak orang Indonesia yang tinggal, jadi bisa tambah teman, tambah saudara, tambah pengalaman, juga tambah ilmu.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Akun twitter : @Agatha_AVM
    Link share tweet : https://twitter.com/Agatha_AVM/status/646133647947395073
    E-mail : agathavonilia@gmail.com

    Jawaban : Nggak mau ikut pindah ke negaranya. Meskipun kalau sudah menikah, kita harus ikut suami. Aku lebih mencintai Indonesia. Tidak perlu harus pindah negara atau kewarganegaraan. Semua butuh waktu dan proses. Aku yang pada dasarnya sudah dari lahir di Indonesia dan meninggalkan Indonesia tidak akan bisa. Menurutku, suami yang baik harus bisa menemani istrinya di manapun dia berada. Bukan karena egois, tetapi ingin menikmati merasakan membina keluarga baru di negara sendiri. Kalau memang suami harus ditugaskan kembali di negara asalnya, hanya butuh saling kepercayaan untuk membiarkan suami kembali ke negaranya terlebih dahulu. Anak usianya sudah memungkinkan dan suami mendapatkan pekerjaan yang lumayan di sana baru kita bisa memulai hidup baru bersama keluarga di negara suami. Aku hanya memikirkan kehidupan anakku. Biarkan orang tua menderita terlebih dahulu. Aku ingin anakku bahagia dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari orang tua. Jadi, aku tidak mau ikut suami pindah ke negaranya dan menetap di Indonesia jika dia belum berhasil dan usia anak kami belum cukup.

    ReplyDelete
  6. Akun twitter: @dabelyuphi
    Link share tweet: https://twitter.com/DabelyuPhi/status/646146427526123520
    Email: dabelyu_phi@yahoo.com
    Jawaban: Mau nggak mau harus ikut suamilah. Karena suamikan pemimpin dalam rumah tangga kita, jadi kita harus ikut kemana pun suami akan pergi nanti. Tapi kalo bisa dan punya rezeki yang lebih, harus sering-sering lah pulang ke Indonesia.

    ReplyDelete
  7. Akun twitter: @primaditarahma
    Link share tweet: https://twitter.com/primaditarahma/status/646154859188649984
    Email: primadita1088@gmail.com
    Jawaban:

    Dua kali berhubungan dengan lelaki Korea, dua kali juga memohon-mohon pada mereka untuk tidak pindah ke Korea. Ngelesnya gampang, karena pekerjaan mereka di Indonesia. TAPI mereka sempat meminta aku (kalau menikah) harus ke Korea, karena biasanya orang Korea merawat ibu-bapak mereka yang sudah tua. Wah, dengar begitu rasanya aku lebih pingin nangis sambil garuk-garuk aspal. Soalnya yang aku dengar, ibu-ibu Korea tidak begitu suka kalau anaknya menikah dengan orang asing.
    Tapi selain itu, sebenarnya aku fifty-fifty. Di satu sisi, aku merasa tinggal di Korea pasti menyenangkan - apalagi aku memang sangat tertarik dengan budaya mereka. Hanya saja, sekedar tertarik dan masuk ke dalam budaya itu, jauh berbeda. Tradisi di rumah, masakan, bagaimana suami memperlakukan istri - semua pasti berbeda dengan di Indonesia.
    Sementara, kalau kita tinggal di Indonesia, mau tidak mau, suami akan mencontoh orang-orang kebanyakan, gimana sih umumnya kehidupan rumah tangga di Indonesia.
    Mungkin karena itu hubungan kami tidak berlanjut kala itu. Saya tidak siap menerima segala konsekuensi perbedaan itu. Terus kok bisa berhubungan di awal? Yah, namanya cinta kan ga bisa milih :p

    Semoga, dengan membaca buku ini, saya bisa mengambil pelajaran dari pengalaman Ajeng. Siapa tahu saya berjodoh (beneran) dengan pria asing.

    ReplyDelete
  8. Akun twitter: @ekasulistiana24
    Link share tweet: 1. https://twitter.com/ekasulistiana24/status/646213516869824513
    2. https://twitter.com/ekasulistiana24/status/646214912868356096
    Email: ekasulistiana2412@yahoo.co.id
    Jawaban:
    Kalau itu memang kemauan pasanganku, dan sudah mendapat restu dari orang tua, tidak ada lagi alasan untuk menolaknya. Jika sudah berumah tangga, berarti sudah menjadi tanggung jawab suami. Kita tidak bisa mengikuti kemauan sendiri. Tak ada masalah bagiku untuk tinggal di belahan dunia manapun. Itu semua terjadi pasti karena ada sebabnya, seperti karena keluarganya yang tinggal di sana, atau karena tempat dia bekerja ada di sana. Menikah dengan orang yang berbeda kewarganegaraan memang banyak resikonya, seperti masalah tempat tinggal dan penyesuaian lingkungan. Tapi, jika itu sudah menjadi pilihan kita, mau tidak mau kita harus bisa menjalaninya. Menanggung resiko yang ada, rela berjauhan dengan keluarga di tanah kelahiran, sanggup beradaptasi dengan lingkungan yang baru, dan berusaha menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada. Tinggal di negara lain juga banyak manfaatnya bagi kita. Kita akan lebih mandiri, punya banyak teman, menambah ilmu dan pengalaman, tanpa melupakan tanah air.

    ReplyDelete
  9. Akun twitter: @aprlboanarges
    link share: https://twitter.com/aprlboanarges/status/646220196336656384
    email : hilda.silalahi92@gmail.com

    Kalau akhirnya suamiku orang asing, ya aku pasti mengikuti kemanapun suamiku pergi dong. Kan seorang perempuan yang sudah menikah bukan tanggung jawab keluarganya lagi, harus ikut suami dan mendampinginya disetiap kegiatannya.
    Jadi aku bersedia ikut suamiku ke negara asalnya. Pindah negara bukan berarti tidak mencintai Indonesia, banyak cara tetap dapat mengekspresikan nasionalisme akan Indonesia :D

    ReplyDelete
  10. Akun twitter: @ramadhan_rae
    Link share tweet: https://twitter.com/ramadhan_rae/status/645743635384958980
    Email: ramadhanul21@gmail.com

    Jawaban:
    Kalau aku berjodoh dengan warga negara asing, tentu aku akan ikut ke negara dimana jodohku berasal, itu juga jika Ia mengajak pindah ke negaranya. Karena sangat konyol kalau kita menolak ajakan itu lalu hubungan kita akan berakhir begitu saja garagara kita tidak bisa/timak mau ikut dengan jodoh kita yang tidak bisa kembali lagi ke Indonesia.

    ReplyDelete
  11. akun twitter @DarmaAqinawa
    link share https://twitter.com/DarmaAqinawa/status/646592551730835456
    email : darmasriyani@rocketmail.com

    Kalau aku menikah dengan warga negara asing dan disuruh pindah kenegaranya saya se setuju2 aja, karena disaat kita memutuskan menikah dengan warga asing pasti sudah punya komitmen dan siap dengan hal2 kedepannya termasuk pindah ke negara asalnya. Tapi untungnya didunia nyata saya menikah dan berjodoh masih dengan orang Indonesia, n sudah komit akan setuju ikut dia kalau nanti ditugaskan ke luar daerah atau pindah keluar negeri sekalipun.

    ReplyDelete
  12. Twitter : @kyupishae

    Link share : https://twitter.com/kyupishae/status/646693032864055296

    Email : Alicepark20@yahoo.co.id

    Jawaban : 

    Berjodoh ? Menurutku sih tergantung dengan siapa warga negara asing yang berjodoh denganku. Kalau dia ingin mengajakku pindah ke negaranya, boleh-boleh aja. Tapi, sebelum dia mengajak pindah ke negaranya, aku yang akan lebih utama buat ngajuin ajakan seperti itu terhadap dia. Nah,kalau pun diantara kami sama-sama saling mengusul tentang pindah ke negara masing-masing. Yah ambil intinya aja -Yaitu saling merasakan tinggal di negara satu sama lain. diliat dari kata-kata sih sepertinya mudah banget buat ngelakuin itu yah. Tapi pokoknya tergantung dari kedua pasangan yang berjodoh itu sendiri deh.

    ReplyDelete
  13. Akun twitter: Dias Shinta Devi
    Link share tweet: https://twitter.com/DiasShinta/status/646874609963286528
    Email: diasshinta.iyas@gmail.com
    Jawaban:
    kalau aku sih sebaiknya dirundingkan dulu dengan kedua orangtuaku dan jodohku serta keluarganya. sejujurnya berat untukku melepaskan Indonesia. sebisa mungkin aku ingin tetap tinggal di Indonesia. namun ketika sudah terikat pernikahan, aku otomatis akan mengikuti perintah suamiku dan harus mau mengikutinya kan? ya berarti aku akan membuat keputusan besar untuk ikut bersamanya ke luar negeri :")

    tapi kalau dikasih pilihan lain sama Tuhan, aku inginnya jodohku lokal aja deh biar gampang pulang kampungnya hihihi :D

    ReplyDelete
  14. Nama : Shiela Hartiningtyas
    Twitter : @ruth_shiela
    Link share : https://twitter.com/ruth_shiela/status/647052784244690950
    Email : yskasim@gmail.com

    Kalau kamu berjodoh dengan warga negara asing, mau nggak kamu pindah ke negaranya? Kenapa?

    Ketika pasangan kita adalah warga negara asing, tentu kita sudah siap dengan resiko dan konsekuensinya.
    Termasuk ketika harus pindah ke negara tempat pasangan kita itu tinggal.
    Namun ini merupakan suatu hal yang besar dan sebaiknya tidak diputuskan sendiri saja.
    Karena saat pindah ke negaranya, bisa jadi juga kita harus berpindah kewarganegaraan.
    Rundingkan dulu dengan pasangan kita serta orang-orang terdekat seperti keluarga.
    Jangan sampai nantinya muncul masalah/pertentangan akibat kita pindah ke negara lain.
    Jika semua sudah oke, lebih tenang kan jadinya saat pindah?
    Kalau aku sih, pertama-tama rundingkan dulu dengan pasangan, baru dengan keluarga.
    Siapa tahu masih ada kemungkinan untuk tinggal dan menetap di Indonesia.
    Bagaimanapun Indonesia itu masih negara yang paling the best lho.
    Liat saja keindahan pulau-pulau di sini. Ga ada yang bisa menyamainya.
    Buktinya orang-orang luar saja senang berkunjung ke Indonesia (I Love Indonesia ^^)
    Tapi jika memang keadaan tidak memungkinkan untuk tinggal disini, aku akan ikut dengannya ke negara asalnya.
    Dia adalah suamiku dan sudah kewajiban seorang istri untuk mendampinginya kemanapun dia pergi.

    ReplyDelete
  15. Nama : Hary Gimulya
    Twitter : @angels_rutherfo
    Link share : https://twitter.com/angels_rutherfo/status/647053877653540865
    Email : harygimulya@gmail.com

    Tentu saja aku bersedia, jika memang keadaan mengharuskan kami untuk pindah ke negara asalnya.
    Aku dan dirinya telah menikah dan menjadi satu. Sudah seharusnya sepasang suami istri harus selalu bersama.
    Namun jangan sampai hal ini dijadikan beban akibat banyak kekhawatiran yang muncul karena harus pindah ke sebuah negara yang baru.
    Nikmati saja. Anggap saja seperti sebuah liburan ke luar negeri.
    Awalnya mungkin merasa aneh dan tidak nyaman, tapi lama-kelamaan aku yakin pasti bakal bisa beradaptasi dengan suasana di sana.
    Saat di tengah-tengah merasa tidak nyaman, diskusikan saja dengan pasangan untuk menemukan solusinya.
    Yakin deh, semua pasti bisa dijalani dengan lancar.:)

    ReplyDelete
  16. Twitter : @afikayulia
    Link Share : https://twitter.com/afikayulia/status/647225880037556224
    Email : afikayuliaakb@gmail.com

    Jawaban :

    Tentu saja aku mau, kapan lagi yakan? :D tapi, negara yang aku mau adalah negara yang mayoritas penduduknya muslim. Alasan lain mau karena kepengin nyari udara baru, agak bosen sama udara jakarta. Terus pengin ngerasain jalanan tuh sepi alias engga pernah kena macet. Pengen ke tempat-tempat wisata yang indah juga. Mengabadikan dalam foto disetiap momentnya. Ya walaupun indonesia engga kalah bagusnya. Bagus banget malah.

    ReplyDelete
  17. Akun twitter : @chelseas_lovers
    Link share tweet : https://twitter.com/chelseas_lovers/status/647264192945238017
    Email : chelsea_lovers83@yahoo.com
    Jawaban : Mau. (Tapi Kalau si pasangan mau pindah ke Indonesia sih juga nggak pa pa). Kan kewajiban istri harus ngikut suami. Jadi, mau gimana lagi. Sekalian belajar mengenal tanah kelahirannya kan apa salahnya.

    ReplyDelete
  18. akun twitter : @myfloya
    link share : https://twitter.com/myfloya/status/647295176424091648
    email : mayafloriay@yahoo.com

    jawab : Nggak mau ah, soalnya aku cinta banget sama Indonesia :D

    ReplyDelete
  19. Twitter: @KendengPanali
    Link share: https://twitter.com/KendengPanali/status/647547746279251968
    Email: nurinawidiani84@gmail.com

    Mauuuu. Jelas mau ikut pindah kemana pun pasangan berada. Di negeri asing yang ramai atau sepi sekalipun.
    Syaratnya sih harus bawa buku sama sambal dari Indonesia. Wkwkwkkk
    Saya sih nggak masalah jauh dari Indonesia dan keluarga karena mereka tetap di hati. Di zaman sosmed begini kan jarak nggak jadi masalah. Saya percaya kebahagiaan bisa ditemukan di mana saja. Dan lagi saya bisa mengenalkan budaya Indonesia ke orang-orang di negara yang saya tinggali. Misalnya saja mengenalkan tut wuri handayani yang sebenarnya #ups :))))))

    ReplyDelete
  20. Twitter : @aditseptiawan_
    Link share : https://twitter.com/aditseptiawan_/status/647576611110326272
    Email : adityarema@gmail.com
    Jawaban :
    Saya tidak mau, karena saya cinta negeri ini. Indonesia itu luas, masih banyak tempat disini yang belum pernah saya kunjungi. Dan karena itulah saya belum mau untuk pergi ke luar negeri apalagi untuk tinggal disana. Jadi, nanti mungkin dia akan saya ajak untuk tinggal di Indonesia saja. Dan mungkin sesekali berkunjung ke negara asalnya juga tak masalah.

    ReplyDelete
  21. Twitter: @Lenny66677291
    link share: https://mobile.twitter.com/Lenny66677291/status/647554471002701824?p=v
    email: leny.hermi@yahoo.com
    jawaban: Mau,mau banget. Karena kan sudah seharusnya kalau kita sudah menikah kita harus mengikuti suami kita kemanapun dia pergi dan tinggal. Lagian kan walaupun kita berada diluar negeri bukan berarti kita melupakan indonesia sebagai tanah kelahiran kita. Selama berada disana kan kita bisa belajar banyak serta dapat ilmu dari sana dan juga kita bisa memperkenalkan budaya kita indonesia kpd org'' disana juga.

    ReplyDelete
  22. @rinicipta
    Lihat Tweet @RiniCipta: https://twitter.com/RiniCipta/status/647673606839767040
    rinspiration95@gmail.com

    Ketika berhubungan, apalagi jika sampai serius dg orang asing yg memiliki banyak perbedaan tentu kita perlu banyak penyesuaian dan perjanjian. Aku sih termasuk tipikal orang yang fleksibel ya, menetap di Indonesia bersama atau harus pindah ya tidak masalah. Kalau sudah menikah, otomatis kita sudah 'diminta' oleh keluarga suami, jadi sewajarnya kita tinggal dg dia. Tapi misal ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan seperti pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan maka ya nggak boleh bersikap egois juga. Sebelum memutuskan harus ada pertimbangan plus minusnya dan harusya harus ada kata sepakat. Dimanapun berada yang penting bisa bersama, masa udah menikah masih LDR juga? Haha

    ReplyDelete
  23. @agnesb0702
    https://twitter.com/agnesb0702/status/647699639056003072
    prettyrhythm86@yahoo.com

    Karena memang saya masih lama menikahnya, tapi untuk pertanyaan ini akan saya jawab spontan. Saya tidak akan mengikut ke negara pacar saya. Kenapa?Karena meninggalkan negara saya berarti berpisah dengan keluarga saya dan tanah air saya. Walaupun saya dapat dikatakan egois, lebih baik saya tetap tinggal di Indonesia. Karena saya percaya, jika walaupun harus LDR, setidaknya saya bisa menunjukkan sisi Indonesia lebih baik, atau saya mengunjunginya sesekali. Saya percaya bahwa setiap orang asing pasti memiliki sisi Indonesia yang mereka sukai, dan saya ingin menonjolkan sisi tersebut. Jika saya pindah ke negaranya, apakah ada jaminan bahwa kita tidak terbawa arus dalam negara tersebut? Jika memang pacar saya tidak dapat mengerti permintaan saya, lebih baik saya memilih putus.

    ReplyDelete
  24. Akun twitter : @Rany_Dwi004
    Link : https://twitter.com/Rany_Dwi004/status/647736208366288896
    Email : ranydwi11@yahoo.co.id
    Jawaban : Kalau kamu berjodoh dengan warga negara asing, mau nggak kamu pindah ke negaranya? Kenapa?

    Mau, mau aja sih. Karena kita juga nggak selamanya akan tetap di tempat kita yang sekarang kan? Cepat atau lambat, semua akan berubah. Cepat atau lambat, suatu saat kita harus keluar dari zona nyaman kita. Jika tidak, dunia kehidupan kita akan sekecil liang kelinci, hanya cukup ruangan bangi kita tanpa ada orang lain yang bisa masuk untuk berbagi. Keluar dari zona nyaman memang tidak mudah.Siapa tahu kepindahan itu malah akan membawa banyak cerita dan pengalaman unik yang sulit dilupakan.

    ReplyDelete
  25. Akun twitter: @inokari_
    Link share tweet: https://twitter.com/Inokari_/status/647787435959582720
    Email: intankamala@gmail.com

    Jawaban:

    MAU mau aja!

    Alasan pertama, mau di mana pun tetap bahagia asal bareng sama kekasih tercinta. Meski ke ujung dunia sekalipun *halah

    Alasan kedua, nggak ada yang mengikat aku untuk stay di Indonesia jika memang seandainya ada kesempatan menetap di luar negeri. Orangtua aku pun tipe orangtua yang ngasih kebebasan memilih dan memutuskan. Asal masih ingat jalan pulang ke rumah, ya sok lah goooo!

    Alasan ketiga, emang pengen nyobain ninggalin Indonesia. Kabarnya, pas di luar negeri, rasa nasionalisme malah berkobar-kobar. Plus, siapa tau pas balik lagi someday, Indonesia udah banyak berubah. Tapi berubah dalam artian makin positif yak.

    *rapal mantra keberuntungan*

    ReplyDelete
  26. Twitter : @qtrnnada123_
    Link share : https://mobile.twitter.com/qtrnnada123_/status/647695328326586368?p=v
    Email : qotrunnada2299@gmail.com
    Jawaban : kalau aku tergantung kalau jodohnya orang luar dan memang lebih baik pindah ikut suami serta meninggalkan negri tercinta ini#eaa akan aku lakukan namun semuanya juga butuh proses kalau nolak permintaan suami kan dosa posisi kita sebagai istri otomatis harus ikut kemana pun suami melangkah terus juga masa mau LDRan sih tapi sebagai suami yang baik pasti akan membuat istrinya nyaman dan bahagiakan soalnya aku pribadi punya prinsip jika berada disuatu tempat kalau kita nyaman dan membuat bahagia ga peduli itu jauh atau gimana pun pasti aku jabanin(?) lah wkwk tapi kalo yang ngajakin cogan. Cem yves sama alain dan tempatnya diparis aku bakal mikir seribu kali buat nolak deh hihihi
    Intinya aku akan menerima atau mau kalau emang itu baik dan nolak jika menurut aku itu salah sesuatu yang dijalani dengan keterpaksaan pasti kitanya juga setengah" jalaninnya
    Sekian dan terimakasih^^

    ReplyDelete

What is your thought?