Monday, July 7, 2014

De Liefde (De Winst #2)


Pengarang: Afifah Afra
Penerbit: Afra Publishing
Tahun Terbit: 2010
Halaman:454

Setelah putusan externeering yang jatuh kepada Sekar Prembayun dan interneering kepada Rangga Puruhita, Sekar kini berada di Belanda. Namun, karena lagi-lagi "membuat ulah", ia harus pindah dari kota Leiden menuju Den Haag untuk tinggal bersama saudaranya, RM Garendi, yang gaya hidupnya sudah kebarat-baratan. Hal ini, tentu saja, bertujuan untuk membuat Sekar terlena dengan suasana Belanda yang serba nyaman sehingga dapat melupakan perjuangannya di Hindia Belanda. Garendi membawa Sekar untuk tinggal di rumah Sophie, kenalannya, di Paleis de Liefde yang megah.

Pada awalnya, Sekar mengira bahwa Garendi telah kumpul kebo dengan seorang gadis Belanda bernama Sophie Reynierse. Toh, itulah yang selalu dikatakan keluarganya. Ternyata, dugaan Sekar salah. Garendi justru bekerja pada ayah Sophie, Joseph Reynierse, yang seorang pengusaha. Sophie sendiri adalah seorang wanita modern yang bekerja sebagai wartawan di The Woman Tribune dan cukup kritis terhadap pemerintahan Belanda.

Suatu hari, Sophie pulang dengan membawa seorang wanita desa yang jelas-jelas memiliki darah Hindia Belanda. Ia tengah mengandung. Nama wanita itu Roesmini van de Brand. Berdasarkan cerita Roesmini, Sophie dan Sekar mengetahui kalau Roesmini kabur dari rumah bordil De Lente. Yang mengagetkan, ternyata ayah kandung Roesmini, Daalen van de Brand, adalah yang menjerumuskan Roesmini. Roesmini ingin pulang ke Hindia Belanda dan bertemu ibunya kembali.

Sementara itu, di Hindia Belanda, Everdine yang harus ditinggal suaminya, Rangga Puruhita, telah berkarir sebagai pengacara pribumi. Beberapa kasus telah ia menangkan, dan yang terakhir malah dirinya berhasil memenangkan seorang pribumi dari pihak lawan yang berkebangsaan Belanda. Namun kini, ia harus berhadapan dengan seorang perempuan gila yang mengira Everdine ada hubungan dengan seorang Belanda bernama van de Brand. Setelah wanita gila bernama Rinnah itu lumayan sadar, Rinnah pun bercerita mengenai masa lalunya. Rinnah adalah seorang Nyai dari Daalen van de Brand, kakak kandung seorang pejabat Belanda, Richard van de Brand. Ia ingin Everdine membantunya mendapatkan kembali putrinya, Roesmini, yang kini berada di tangan sang ayah di negeri Belanda. Everdine pun tergerak untuk membantu. Namun, bahaya besar menghadang. Selain dicap sebagai wanita Belanda yang berkhianat, ia pun harus berurusan dengan pemerintah Belanda yang sepertinya ingin melenyapkannya.

Bagaimana kisah Sekar dan Everdine selanjutnya? Berhasilkah Sekar dan Everdine mempertemukan sepasang ibu dan anak yang terpisah lautan?

De Liefde, walau merupakan jembatan alias buku tengah dari serial De Winst, tampil lebih memikat dari buku pertamanya. Begitu banyak kisah dan intrik yang tercakup dalam buku setebal 454 halaman ini. Seru, pastinya, dan lebih banyak fakta-fakta sejarah yang dimasukkan ke dalam kisah perjuangan Sekar dan Everdine.

Cukup banyak tokoh baru yang muncul dalam novel ini, namun berkat jalinan kisah yang sangat baik, saya merasa dapat mengikuti cerita dan peran tokoh-tokohnya tanpa kesulitan berarti. Malah, dengan permasalahan yang makin kusut, saya malah semakin gemas untuk terus menuntaskan kisah ini. Dan ending-nya... hadooooh..... Bikin geregetaaan!!!

Saya tidak bisa bercerita banyak mengenai isi cerita, yang sebenarnya masih banyak yang tidak saya ungkapkan dalam sinopsis. Namun, saya hanya bisa bilang kalau saya sangat menginginkan serial ini difilmkan. Pasti seru. Apakah ada yang tertarik untuk memfilmkan???

Kritik saya untuk buku ini cuma satu: kenapa mendadak pakai ejaan lama? Padahal di buku pertama dan hasil ngintip-ngintip buku ketiga, Da Conspiracao, ejaan yang dipakai adalah ejaan sekarang. Masalahnya, pertama, hal ini jadi membingungkan dan terkesan tidak rapi; kedua, banyak penggunaan ejaan lama yang tidak tepat, misalnya penulisan Surabaya yang bisa ditulis Soerabaja, Soerabaya, dan Surabaja. Kalau memang ada edisi revisinya, mengingat yang saya beli adalah edisi pertama, saya harap hal yang mengganjal ini diubah menjadi ejaan sekarang, sehingga bisa kompak dengan buku-buku lainnya dan tidak terjadi kesalahan penulisan.

Akhir kata, saya pasti segera membaca buku ketiganya, Da Conspiracao, dan tentu mengharapkan buku keempatnya segera terbit karena saya sudah tidak sabar membaca akhir kisah perjuangan Rangga, Sekar, dan Everdine ini.


No comments:

Post a Comment

What is your thought?